Pamedek mengikuti upacara melasti dengan berjalan kaki dari Pura Besakih menuju Pura Tegal Suci, Kamis (29/3/2018) |
AMLAPURA - Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataarn Agung Besakih, Rendang, Karangasem, tetap digelar seperti tahun sebelumnya walaupun status Gunung Agung masih Siaga (Level III).
Rangkaian acara hingga nyejer dilaksanakan selama 21 hari, dan umat tak perlu khawatir untuk nangkil ke Pura Besakih.
Bandesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta, menyatakan status Gunung Agung tidak berpengaruh terhadap rangkaian upacara tahunan ini.
Acara puncak yang jatuh Purnama Kedasa, Sabtu (31/3) besok, tetap digelar seperti tahun lalu.
Sulinggih yang memuput sebanyak 32 orang.
"Rangkaian upacara tetap digelar sperti tahun lalu. Tidak ada pengurangan, tak ada penambahan. Prosesi nyejer tetap dilakukan selama 21 hari, mulai dari 31 Maret sampai 21 April," kata Bendesa yang juga Ketua Panitia Karya, Jro Mangku Widiarta, Kamis (29/3/2018) sore kemarin.
Hari ini sekitar pukul 10.00 Wita, akan digelar upacara mepepade.
Walungannya yakni 5 ekor kerbau, 2 ekor kambing, 1 ekor banteng, dan walungan lain.
Jro Mangku Widiarta menyatakan prosesi setiap rangkaian karya bisa berjalan dengan lancar.
"Tak ada kekhawatiran. Mudah-mudahan aman, dan nyaman," tambah Mangku Widiarta.
Pamedek yang datang untuk sembahyang juga tidak ada yang khawatir. Kemarin, tambahnya, ribuan pamedek dari berbagai daerah mengikuti upacara melasti dengan jalan kaki dari Pura Besakih ke Pura Tegal Suci sepanjang enam kilometer.
Prosesi melasti berjalan khidmat.
Pamedek yang ikut berjalan teratur dan tertib. Masyarakat tampak bersemangat sembari membawa jempana. Prosesi melasti dimulai pukul 11.00 Wita, dan sampai di Pura Penataran Agung pukul 15.00 Wita.
Ditambahkan, makna dari melasti yakni untuk penyucian. Proses penyucian alam semesta.
Sehingga, umat manusia diberikan kesejahteraan.
Penyucian alam semesta disimbulkan dengan penyunan dan penyucian pralingga di Pura Agung Besakih.
"Nggak ada yang khawatir. Radius bahaya kan cuma di empat kilometer dari puncak. Sedangkan Pura Besakih berada di radius tujuh kilometer, masih aman," tegas Jro Mangku Widiarta.
Seorang pamedek yang mengikuti proses melasti kemarin siang, I Wayan Winarta, mengutarakan hal sama.
Tak ada kekhawatiran saat persembahyangan.
Warga asal Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, menambahkan, krama yang sembahyang juga terlihat khusuk.
Rasa takut serta khawatir sama sekali tak terlintas dibenak.
"Status Gunung Siaga tak berpengaruh," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Sub Mitigasi Bencana Gunung Berapi PVMBG, Gede Suantika, menyampaikan warga tak perlu khawatir.
Radius bahaya Gunung Agung 4 kilometer, sedangkan Pura Besakih di radius 7 kilometer.
Jadi Besakih dinyatakaan aman dan bisa gelar kegiatan atau upacara apapun.
Suantika menambahkan, aktivitas Gunung Agung, seperti gempa juga mengalami penurunan.
Gempa perhari sekitar 5 sampai 8 kali.
Hembusan lebih sering terjadi.
Seandainya ada letusan, dampaknya kecil sekitar di puncak Gunung Agung.
"Masih aman. Sampai hari ini (kemarin) belum ada tanda-tanda peningkatan aktivitas Gunung Agung. Dalam waktu dekat petugas PVMBG kembali melakukan evaluasi lagi," tambah Suantika, kemarin.
sumber : tribun