Rabu, 8 Agustus 2012, 06:29
TABANAN - Tabrakan beruntun enam kendaraan (empat truk dan dua sepeda motor) terjadi di jalur utama Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di Tikungan Kresek sebelah timur Pos Polisi Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Selasa (7/8) pagi. Musibah maut ini merenggut nyawa Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Selemadeg Barat, I Nengah Putrawan SPd, 52, yang tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah setelah diseret truk sejauh 20 meter.
Empat truk yang terlibat tabrakan beruntun di Desa Megati, Selasa pagi sekitar pukul 09.25 Wita, masing-masing truk box nopol B 9241 JG (pengangkut onderdil motor), truk nopol DK 9475 AV (pengangkut kedele), truk nopol DK 9515 YG (yang mengangkut ternak sapi), dan truk nopol DK 9485 GY (pengangkut tabung elpiji). Sedangkan dua sepeda motor yang terlibat tabrakan beruntun adalah Scopy bernopol DK 7895 HW yang dikendarai I Nengah Putrawan (Kasek SMPN 2 asal Desa Lumbung, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan) dan motor Thunder nopol P 2804 YR yang dikendarai Nurcahyono, 32.
Satu-satunya korban tewas dalam musibah maut ini adalah pengendara motor I Nengah Putrawan. Sementara korban yang mengalami luka berat namun nyawanya selamat adalah pengemudi truk nopol DK 9475 AV, I Gusti Komang Arjana (asal Banjar Pasar Dusun, Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana). Informasi di lapangan, sebelum kecelakaan mau yang menewaskan seorang guru ini terjadi, lima dari enam kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun melaju dari arah barat (Gilimanuk) menuju Denpasar, termasuk motor Scopy DK 7895 HW yang ditunggangi korban tewas I Nengah Putrawan. Awalnya, motor korban berada di posisi paling depan. Di belakang motor Scopy korban, beriringan truk B 9241 JG, truk DK 9475 AV, truk DK 9515 YG, dan truk DK 9485 GY. Saat melintasi jalan menurun di sebelah timur Pos Polisi Desa Megati, yang dikenal sebagai Tikungan Kresek, truk DK 9475 AV bermuatan kedele yang dikemudikan I
Gusti Komang Arjana mendadak mengalami rem blong. Sang sopir pun menyalip truk box nopol B 9241 JG di depannya, yang dikemudikan Usman. Namun, setelah berhasil menyalip truk box bemuatan onderdil itu, sopir truk pengangkut kedele yang mengalami rem blong tak bisa menguasai laju kendaraannya. Truk maut nopol DK 9475 AV ini pun langsung menghantam motor Scopy DK 7895 HW yang dikendarai I Nengah Putrawan. Sejurus kemudian, korban Nengah Putrawan bersama motornya terseret truk ke arah timur sepanjang 20 meter, hingga di pohon kresek.
Gusti Komang Arjana mendadak mengalami rem blong. Sang sopir pun menyalip truk box nopol B 9241 JG di depannya, yang dikemudikan Usman. Namun, setelah berhasil menyalip truk box bemuatan onderdil itu, sopir truk pengangkut kedele yang mengalami rem blong tak bisa menguasai laju kendaraannya. Truk maut nopol DK 9475 AV ini pun langsung menghantam motor Scopy DK 7895 HW yang dikendarai I Nengah Putrawan. Sejurus kemudian, korban Nengah Putrawan bersama motornya terseret truk ke arah timur sepanjang 20 meter, hingga di pohon kresek.
Pada saat yang bersamaan, dari arah timur (Denpasar) meluncur sepeda motor Thunder nopol P 2804 YR yang dikendarai Nurcahyono. Tak khayal, motor Thunder yang ditunggangi Nurcahyono berboncengan dengan Bastomi, 40, ini juga ikut terseret hingga ke pohon kresek. Beruntung, pengendara Thunder dan yang diboncengnya berhasil selamat dari maut. Soalnya, korban Nurcahyono dan Bastomi masih sempat melompat hingga jatuh di sisi selatan pembatas jalan, sebelum motornya menghantam pohon kresek, lalu terseret truk maut yang ngatrek. Setelah menyeret dua sepeda motor hingga menewaskan korban Nengah Putrawan, kecelakaan beruntun yang dipicu truk pengangkut kedele belum juga berhenti. Pasalnya, truk maut nopol DK 9475 AV yang dikemudikan I Gusti Komang Arjana ini kemudian ngatrek (bergerak mundur ke belakang) setelah sempat terhenti di dekat pohon kresek yang berada di tanjakan. Akibat kondisi truk ngatrek ini, dua sepeda motor yang sebelumnya diseret hingga ke pohon kresek juga kembali terseret mundur (ke arah barat). Motor Scopy nopol Scopy DK 7895 HW terseret mundur bersama pengendaranya, Nengah Putrawan, yang sudah dalam kondisi remuk.
Truk pengangkut kedele penebar maut itu baru benar-benar terhenti setelah kembali menabrak truk box nopol B 9241 JG (pengangkut onderdil motor) yang dikemudikan Usman. Habis itu, giliran truk nopol DK 9515 YG (pengangkut ternak sapi) yang dikemudian I Ketut Sukarjana, 42, dan truk DK 9485 GY (pengangkut tabung elpiji/dikemudikan I Wayan Juli Wiratama) yang menabrak truk box pengangkut onderdil. Lalu, truk pengangkut tabung elpiji juga menghantam truk pengangkut sapi.
Beruntung, pengemudi truk nopol DK 9515 YG pengangkut ternak sapi, Ketut Sukarjana, selamat dari maut tanpa terluka. Demikian pula sopir truk nopol DK 9485 GY pengangkut tabung elpiji, Wayan Juli Wiratama, maupun sopir truk box nopol B 9241 JG pengangkut onderdil motor, Usman, dalam keadaan selamat. Namun, pengemudi truk maut DK 9475 AV penmgangkut kedele, I Gusti Komang Arjana, mengalami luka berat di sekujur tubuhnya. Sopir truk asal Banjar Pasar Dusun, Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini kemarin langsung dilarikan ke RSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan intensif.
Sebaliknya, pengendara motor Scopy nopol DK 7895 HW, I Nengah Putrawan, langsung tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan: kepala pecah. Maklum, guru sebuah SMP ini sempat terseret truk ke arah timur sejauh 20 meter, lalu kembali terseret ke belakang saat truk pengangkut kedele ngatrek. Jenazah korban kemarin sempat dibawa ke RSUD Tabanan untuk menjalani pemeriksaan, sebelum kemudia dibawa ke rumah duka, Desa Lumbung, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan.
Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Ni Putu Utariani, bersama pasukannya kemarin pagi langsung terjun ke lokasi TKP tabrakan beruntun di Desa Megati, untuk mengamankan bangkai kendaraan yang terlibat kecelakaan. Apalagi, menyusul musibah tabrakan beruntun ini, terjadi kemacetan lalulintas sepanjang 40 km di rute Denpasar-Gilimanuk.
Menurut Putu Utariani, musibah tabrakan beruntun ini dipicu truk nopol DK 9241 JG pengangkut kedele mengalami rem blong. Karenanya, sopir truk maut tersebut, I Gusti Komang Arjana, kemarin langsung ditetapkan sebagai tersangka. “Ya, sopir truk pengangkut kedele itu sudah jadi tersangka, namun yang bersangkutan masih dirawat di RSUD Tabanan, karena mengalami luka beratm,” terang Putu Utariani saat ditemui di lokasi musibah, Selasa kemarin. Sementara, pengendara sepeda motor Thunder nopol P 2804 YR, Nurcahyono dan Bastomi, mengaku sangat bersyukur bisa selamat dari maut dalam musibah tabrakan beruntun kemarin pagi. Kedua pria asal Dusun Kedungrejo RT 5 RW 6, Desa Sanbumulyo, Kecamatan Bangurejo, Banyuwangi, Jawa Timur ini selamat tanpa terluka, karena masih sempat melompat dari motornya.
“Saat saya meluncur dari arah timur, tiba-tiba terdengar bunyi keras seperti tabrakan. Saya lihat ada truk menyalip dari arah barat sambil menyeret sepeda motor sekaligus pengendaranya,” tutur Nurcahyono. “Saya dan Bustomi langsung melompat dari motor, karena truk yang menyeret sepeda motor dari arah berelawanan itu tepat menuju ke arah kami. Untunglah kami selamat, kendati motor saya hancur karena ikut terseret truk maut tersebut,” lanjut Nurcahyono dengan tangan masih gemetar.
Ketika musibah terjadi, Nurcahoyono bersama Bustomi naik motor berboncengan ke arah barat karena hendak pergi ke ke Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana untuk pasang proyek listrik di sana. Kedua pria yang sama-sama bekerja sebagai instalator listrik ini kemarin berangkat dari tempat tinggalnya di kawasan Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung. “Karena motor hancur dan masih trauma dengan musibah ini, kami tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Medewi,” keluh Nurcahyono.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Tabanan, Putu Santika, terkejut ketika mendapat kabar Kasek SMPN 2 Selemadeg Barat Nengah Putrawan tewas lakalantas. “Begitu mendapat kabar, saya langsung menuju rumah sakit dan melihat kondisi almarhum di ruang penitipan jenazah. Saya juga sempat berbincang-bincang dengan keluarganya agar tabah menghadapi kenyataan. Saya juga merasakan kehilangan,” ungkap Santika saat dikonfirmasi di Tabanan, tadi malam. Menurut Santika, dua hari sebelum musibah, dirinya sempat bertemu korban Nengah Putrawan dan ngobrol saat rapat MKKS di SMP Saraswati Tabanan, Sabtu (4/8).
sumber : NusaBali