Gunung Agung |
AMLAPURA - Banyaknya warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) memilih balik ke rumah daripada tinggal di pengungsian.
Jumat (17/11/2017), Dandim 1623 Karangasem, Letkol Inf Beny Rahadian, akan mendata warga yang keluar masuk kawasan zona merah alias rawan.
Beny Rahardian mengaku, pos penjagaan masuk ke kawasan yang dilarang akan dijaga ketat petugas TNI, Kepolisian, dan Pol PP.
Setiap warga yang keluar masuk kawasan tersebut akan di catat identitas untuk mengetahui jumlah warga yang beraktivitas di kawasan radius 6 - 7.5 kilometer.
"15 Desa harus di sterilkan sesuai data dari PVMBG. Kita berusaha imbau agar masyarakat tetap berada dipengungsian. Kita akan tetap jaga di portal pemantau, warga yang hendak keluar masuk ke daerah kawasan merah semua terdata. Kita tahu ada berapa manusia di daerah KRB III," jelasnya.
Berapa jumlah warga yang berada di KRB III, Beny Rahardian belum bisa memastikan lantaran data detailnya berada di posko induk.
Intinya, pengungsi setiap hari keluar masuk ke kawasan ‘merah’.
Sebagian warga juga memilih menginap, dan tinggal di rumah dengan alasan menjaga harta benda dan ternaknya.
Untuk diketahui, hampir sebagian pengungsi berasal dari kawasan rawan bencana (KRB III) memilih pulang kampung daripada tetap tinggal dilokasi pengungsian.
Seperti di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, serta Desa Besakih, Kecamatan Rendang yang ditetapkan sebagai kawasan zona merah.
Menurut Jro Mangku Wayan Sukra, warga Desa Sebudi, warga yang pulang ke rumah berjumlah puluhan kepala keluarga.
Mengapa mereka pulang ? dirinya mengaku tak tahu betul alasannya.
Saat ini, akuinya, sebagian warga yang pulang ke rumah sudah mulai beraktivitas seperti biasa.
Berkebun, beternak, dan berjualan.
Padahal secara geografis Desa Sebudi masuk KRB III.
Jaraknya sekitar 4 - 5 kilo dari puncak.
Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta, juga mengutarakan hal sama.
Sebagian warganya memilih pulang daripada tinggal di pengungsian.
Warga mulai pulang sejak status Gunung Agung turun dari level IV ke level III.
Warga yang pulang mengaku sudah merasa aman dengan kondisi Gunung.
"Warga merasa aman walaupun Besakih masuk KRB III. Makanya ada yang menginep di rumah, ada juga yang masih tinggal dipengungsian. Saya selaku Bandesa tidak bisa melarang warga untuk menginep dirumahnya. Kalau masalah ini kan tanggung jawab pemerintah," kata Widiarta.
Berapa warga Desa Adat Besakih yang pulang kerumahnya ?, Widiarta mengaku tidak mengetahui jumlah detailnya.
Info yang dihimpun di lapangan, selain Sebudi dan Besakih sebagian masyarakat di Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem juga memilih pulang walaupun berada di kawasan merah.
sumber : tribun