Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , , » Hanya Sekali Dalam 100 tahun di 2018, Nyepi dan Saraswati Bersamaan

Hanya Sekali Dalam 100 tahun di 2018, Nyepi dan Saraswati Bersamaan

Written By Dre@ming Post on Kamis, 16 November 2017 | 11:59:00 AM

Ratusan Siswa melakukan persembahyangan
DENPASAR - Pada 2018 nanti adalah tahun yang sangat istimewa sekaligus misterius sepanjang sejarah Hindu di Indonesia.

Sebab, pada 2018 tepatnya tanggal 17 Maret 2018, Hari Raya Nyepi bersamaan dengan Hari Raya Saraswati.

Lalu, bagaimanakah pelaksanaannya?

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, belum bisa menjawab bagaimana nantinya pelaksanaan Nyepi yang berbarengan dengan Saraswati tersebut.

Ia mengaku perlu menggelar pasamuan khusus untuk membahas hal ini.

"Iya, memang benar nanti bersamaan. Nah sekarang belum bisa kami sampaikan bagaimana harusnya nanti. Kami akan menggelar pasamuan dulu bersama pemerintah, dan semuanya untuk mencari jalan keluar, setelah itu baru diputuskan," kata Sudiana saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (15/11/2017).

Sudiana menjelaskan, memang sebelumnya sudah ada hasil pasamuan yang memutuskan tentang hari raya yang berbarengan dengan Nyepi.

Hasilnya, jika ada upacara yadnya, dan piodalan yang berbarengan dengan Nyepi, maka upacara yadnya dan piodalan itu tetap dilaksanakan namun harus sudah selesai pada pukul 06.00 Wita.

"Nah apakah nanti merujuk pada keputusan itu, nanti hasil pasamuan yang menentukani, atau ada sastra-sastra lain yang menjadi rujukan, dan dibenarkan oleh sastra," jelas pria yang juga selaku Rektor IHDN ini.

Pun begitu dengan Ketua Majelis Utama Desa Pakrama (MUDP) Jro Gede Suwena Putu Upadesa, juga belum berani berkata banyak soal bagaimana nanti pelaksanaan Nyepi yang berbarengan dengan Saraswati ini.

"Wah, saya tidak bisa komentari dulu. Itu harus dari PHDI, ini fenomena langka. Setahu saya belum pernah terjadi," kata Jro Suwena.

Ahli Kalender I Gede Marayana menjelaskan, fenomena ini merupakan sebuah siklus alami yang memang harus terjadi.

Nyepi yang bertemu dengan Saraswati ini terjadi karena siklus Purnama dan Tilem sesuai perhitungan dan ilmu pengalantaka kalender Bali.

"Jadi dua ini berjalan sesuai dengan pakem masing-masing. Namun karena rotasinya itu menyangkut peredaran alam dan peredaran waktu, bisa saja pada suatu saat pertemuan," jelas Marayana yang juga seorang penyusun kalender Bali.

Pria asal Buleleng ini menjelaskan, fenomena ini hanya bisa diketahui dan diramal oleh mereka yang menguasai ilmu kalender.

Mereka yang menguasai ilmu kalender ini, kata dia, akan bisa menentukan kapan Tilem berbarengan dengan sebuah hari raya itu terjadi.

"Bagaimana itu terjadi, dan kapan itu terjadi bisa dihitung oleh yang menguasai ilmu kalender saja," jelas Marayana.

Marayana mengungkapkan, dalam perhitungan kalender Bali saat ini masih mengacu pada pengalantaka Eka Sungsah ke-paing yang ditetapkan melalui paruman sulinggih pada 25 Juli 1998 silam.

"Dan mulai diberlakukan sejak tahun 2000. Nah waktu itu juga ditetapkan setiap eka dasa ludra dilakukan pergantian pengalantaka. Jadi nanti tahun 2079, pengalantaka ini berganti sesuai dengan pakemnya," jelas Marayana.

Dalam kurun waktu sampai 2079, Marayana mengungkap ada dua hal istimewa yang bakal terjadi, salah satunya fenomena Nyepi yang berbarengan Saraswati, dan fenomena Nyepi yang berbarengan Pagerwesi.

"Nanti Nyepi yang berbarengan dengan Pagerwesi akan terjadi pada 19 Maret 2064," ungkapnya.

Dalam waktu 100 tahun terhitung sejak tahun 2000, dia menghitung fenomena Nyepi berbarengan dengan Saraswati, dan Nyepi berbarengan Pagerwesi hanya terjadi sekali saja.

"Baru pertama kali dan hanya sekali dalam 100 tahun itu. Ini berdasarkan perhitungan kalender wuku, dan perhitungan kalender pesasihan atau surya candra. Fenomena ini bisa saja terjadi, dan memang istimewa. Dalam kurun waktu 100 tahun kedepan hanya terjadi 2018 saja. Sekali saja. Tidak usah menghitung ke depannya. Ini secara alami memang mesti terjadi," ungkap Marayana.

Terkait fenomena Nyepi berbarengan dengan Saraswati ini, Marayana menyatakan memang harus diputuskan berdasarkan pasamuan para sulinggih.







sumber : tribun
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Siswa Terus Kerahuan dan Alami Taruma, Ni Putu Indah Tak Berani Tidur Sendiri

TABANAN - Sejumlah siswi yang mengikuti Rejang Sandat Ratu Segara hingga Kamis (23/8/2018), masih ada yang kerahuan (kerasukan). Ke...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen