Penampilan komunitas Waria dan Gay Singaraja (Wargas) saat mengikuti lomba gerak jalan dewasa putri berpakaian putih abu-abu tiba di Jalan Udayana Singaraja, Kamis (11/8/2016) sore. |
SINGARAJA - Suasana GOR Bhuana Patra Buleleng mendadak riuh ketika sekelompok peserta lomba gerak jalan dewasa putri berpakaian putih abu-abu tiba di lokasi start lomba tersebut, Kamis (11/8/2016) sore.
Mereka adalah regu dari SMAN 19 Wargas Buleleng yang merupakan regu terakhir dari 49 regu pengikut lomba.
Penonton yang memadati lokasi dimulainya lomba itu langsung berebut untuk berfoto bersama mereka.
Tidak sedikit pula, termasuk penonton perempuan yang memuji penampilan mereka yang dianggap cantik.
“Kok bisa cantik sekali sih mbak?, aku lho udah perawatan gimana gak bisa secantik mbaknya,” tanya seorang gadis, Ni Putu Novi Maharnani (19) kepada seorang anggota regu usai berselfie.
Sorakan disertai pujian juga banyak terdengar ketika mereka memulai start lomba gerak jalan.
Penonton yang memadati kedua sisi garis start berebut untuk memfoto regu tersebut, sembari berteriak histeris.
“Iihhh....Cantik Bangeeett...,” teriak sejumlah penonton perempuan sembari mengabadikan penampilan mereka.
SMAN 19 Wargas merupakan regu gerak jalan dari komunitas Waria dan Gay Singaraja (Wargas).
Penampilan mereka cukup berbeda dengan peserta lainnya dan selalu ditunggu-tunggu masyarakat setiap tahunnya.
Seorang anggota Wargas, Elsa Jasmine mengaku jika kostum yang dikenakan tahun ini memiliki makna tersendiri.
Melalui kostum seragam SMA itu mereka ingin mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS kepada para pelajar, sehingga mereka bisa mengurangi pergaulan bebas.
“Karena di komunitas kita punya kisah saat remaja dulu, dan juga untuk sosialisasi kepada para pelajar dan masyarakat tentang penanggulangan HIV/AIDs dengan tema pendidikan,” ucapnya.
Pemilihan angka 19 juga bermakna bagi mereka.
Menurut Jasmine, pembuatan kostum itu dikerjakan mereka sendiri.
sumber : tribun