Ni Nengah Weta bersama suaminya, I Made Weta dan anak ke 17 mereka yang baru saja dilahirkan |
Wanita asal Banjar Padang Sari, Desa Pedahan, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali ini melahirkan hingga 17 kali.
Baru kali ini ia harus menjalani operasi sesar.
Selama 17 kali proses kehamilannya, tiga kali mengalami keguguran, dan 14 kali melahirkan namun tiga orang tak selamat alias meninggal dunia. Saat ini jumlah anaknya sebanyak 11 orang.
“Saya pernah keguguran tiga kali, dan yang meninggal tiga orang. Kini tinggal 11 orang. Empat orang pria dan tujuh orang perempuan,” tambah wanita yang belum sehat total ini, Selasa (14/4/2015).
Usia anak-anaknya terbilang berdekatan. Wanita ini memang mengandung dalam waktu berdekatan dengan kelahiran anak sebelumnya.
Maklum, ia tak mengunakan alat kontrasepsi atau mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
"Saya takut ikut KB," akunya polos.
Menariknya, Nengah Weta sebelumnya selalu menjalani proses persalinan di rumahnya secara alami.
Bahkan, ia pernah sekali melahirkan dekat kandang sapi.
Ni Nengah Weta bersama suaminya, I Made Weta dan anak ke 17 mereka yang baru saja dilahirkan.
”Saat melahirkan dekat kandang sapi itu, bayinya ada di atas rumput,” tutur sang suami, Made Weta.
Bersalin di rumah sakit dan menjalani operasi, menurut Made Weta, merupakan yang pertama kali bagi keluarga sederhana ini.
Ia terpaksa dibawa ke RSUD Karangasem karena baru pertama merasakan nyeri sebelum melahirkan.
Kepala Ruang Kamboja, Ida Ayu Suryasmi mengatakan, Nengah Weta dibawa ke RSUD pada Senin (13/4/2015) sore.
Wanita yang dirawat di ruang Kamboja ini harus menjalani operasi sesar lantaran pertimbangan keselamatan pasien.
”Sebelumnya pasien memang melahirkan secara alami. Tapi sekarang kita lakukan operasi sesar demi keselamatan pasien,” jelas Suryasmi.
Selain melakukan operasi sesar, pihak RSUD mengambil tindakan sterilisasi.
Maklum, jumlah anak pasangan Weta terbilang banyak, hingga 11 orang. Tujuannya untuk mencegah terjadi kehamilan terhadap sang istri.
Keluarga Weta pun setuju dengan sterilisasi tersebut dan tak mau lagi menambah anak. Maklum, saat ini mereka sudah bisa membuat satu kesebelasan sepakbola.
Saking banyaknya sang anak, Made Weta bahkan sampai lupa-lupa ingat dengan nama-nama anaknya.
“Engsap tiang adane. Len metepuk mara nawang. Mangkin nak cerik tiange wenten ada masi di Australia. (Lupa saya namanya. Kalau ketemu baru tahu. Sekarang beberapa anak saya ada juga di Australia),” tutur Weta diiringi tawa ringan.
sumber : tribun