Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Wahyudi Susianto, Sabtu (2/8) mengatakan, kepadatan penumpang memang terjadi dari kedua jalur penyeberangan. “Sama-sama padat. Malah yang lebih ramai arus balik liburan. Kemarin (H+3) malam sampai dinihari, mobil pribadi sampai ngantre hingga keluar Pelabuhan. Sedangkan yang arus balik mudik dari Ketapang, kemarin tidak ada sampai antrean,” katanya.
Sampai H+4, Sabtu sore kemarin, arus balik liburan juga masih sangat padat. Hanya saja, jumlahnya diakui berkurang dibanding H+3, Jumat (1/8) sore. “Kalau yang kemarin sore, terus datang, mobil sudah sampai ngantre di gang-gang. Tapi sekarang, hanya di dalam Pelabuhan saja. Tapi tidak tahu nanti malam, mungkin bisa ngantre lagi,” ujarnya.
Sementara untuk arus balik lebaran, sampai sore kemarin, diakui juga masih sangat ramai. Setiap kapal yang melakukan bongkar di Pelabuhan Gilimanuk, selalu penuh dengan penumpang, yang didominasi kendaraan roda dua dan mobil. “Tapi informasi tadi, masih sama, belum ada sampai mengantre. Padat di dalam areal Pelabuhan saja,” tambahnya.
Dalam menghadapi lonjakan arus balik mudik maupun arus balik liburan itu, pihak ASDP Ketapang-Gilimanuk, berusaha memaksimalkan pengoperasian kapal, dengan memperbanyak jumlah KMP (kapal penumpang). “Kalau operasi kapal kita prioritaskan KMP. Dari Gilimanuk, ada 21 KMP yang kita operasikan. Yang LCT (kapal barang), hanya beberapa saja,” ucapnya.
Dari pihak ASDP Ketapang-Gilimanuk, memang memprediksi, akan terjadi lonjakan arus balik, saat H+4, Sabtu kemarin, dan H+5, Minggu (3/8). Prediksi tersebut, karena diperkirakan, mereka yang sebelumya mudik maupun liburan ke Bali, sudah akan mulai bekerja kembali pada Senin (3/8). “Memang kalau tidak hari ini, kemungkinan besok masih tetap ramai. Tapi dari kita, rasanya, yang akan banyak, malah tetap arus balik liburan. Karena kalau arus balik yang mudik, biasa bercecer. Kecuali yang memang sudah harus kerja Senin (4/8), baru mungkin hari ini, atau besok sudah balik. Tapi kalau kebanyakan, yang wiraswasta, rasanya belakangan akan balik,” demikian prediksinya.
Kepadatan arus balik mudik maupun arus balik liburan itu, sebenarnya juga sangat terasa di Jalur Denpasar-Gilimanuk. Kendaraan yang lalulalang, terutama sepeda motor dan mobil pribadi, tampak terus mengalir, baik dari arah Denpasar maupun dari arah Gilimanuk.
Sementara itu di Pelabuhan Padangbai, Karangasem, memasuki H+4 Lebaran, Sabtu kemarin, arus balik tidak terlalu ramai. Namun demikian petugas gabungan yang beranggotakan Polri, TNI, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tetap melakukan pemeriksaan identitas kepada para penumpang yang baru turun dari kapal. Sabtu kemarin, tercatat ada tiga penduduk pendatang terjaring tanpa KTP. Petugas gabungan langsung memulangkannya, sedangkan satu duktang yang bermasalah karena KTP-nya sudah mati akhirnya diloloskan petugas. Tiga duktang yang terjaring dan langsung dipulangkan, kemarin, yakni Rusman, 36, dari Desa/Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, NTB. Dia menumpang KMP Citra Nusantara. Andi Purnawirawan, 20, dari Desa/Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah yang menumpang KMP Rodita, dan Hasanudin, 38, dari Dusun Tegak, Desa Pandan, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, NTB yang menumpang KMP Putri Gianyar. Sementara Sahirudin, 38, dari Desa Pijot, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Barat, NTB yang menumpang KMP Citra Nusantara berhasil lolos dan melanjutkan perjalanan ke Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Padahal Sahirudin ber-KTP kedaluwarsa. KTP-nya jatuh tempo tahun 2013.
Keberadaan penumpang Sahirudin sempat membingungkan petugas gabungan di Pelabuhan Padangbai. Sebab, yang turun satu rombongan keluarga, hanya Sahirudin saja ber-KTP mati, sedangkan istrinya Jumaria, 34, dan kerabatnya lengkap membawa KTP yang masih berlaku. Setelah petugas gabungan menggelar rapat kilat, di Pos III Pelabuhan Padangbai, maka petugas mempertanyakan tujuan perjalanannya, dan pihak yang bertanggungjawab atas Sahirudin di Nusa Dua.
Maka Sahirudin meyakinkan petugas dengan mengontak kakaknya, Suhaidi, kemudian petugas bertanya langsung ke Suhaidi. Akhirnya Sahirudin diperbolehkan melanjutkan perjalanan, beserta keluarganya, setelah ada pihak keluarganya sebagai penjamin.
“Saya tidak sempat urus KTP, baru seminggu di rumah, sepulang dari Malaysia,” ucap Sahirudin, sembari memperlihatkan paspor untuk meyakinkan petugas. Sedangkan arus balik di Pelabuhan Padangbai memasuki H+4, kemarin, masih tampak sepi. Dari 31 kapal yang ada, sebanyak 28 kapal dioperasikan. Penumpang yang turun pun bisa dihitung dengan jari. Sementara informasi arus mudik dan arus balik di Pos Operasi Ketupat PT ASDP Indonesia Ferry, hanya mencatat arus balik hingga Kamis (31/7). Tercatat di hari itu, kapal berlayar 24 trip, penumpang umum 247 orang, penumpang di atas kapal 4.019 orang, total 4.266 orang, dengan sepeda motor 900 unit dan kendaraan roda empat 468 unit.
Kepala Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai I Ketut Aryadana mengakui sepinya penumpang. “Penumpang cenderung ramai yang turun di Pelabuhan Padangbai malam hari, bisa jadi penumpang mencari suasana sejuk selama melakukan perjalanan,” ujarnya.
Kapolsek Kawasan Laut Padangbai Kompol I Made Darsana juga mengatakan demikian. “Walau penumpang sepi, pemeriksaan di tiga pos jalan terus selama 24 jam. Selama ini tidak ada temuan barang-barang mencurigakan,” kata Kompol Darsana.
sumber : nusabali