Gianyar - Gubernur Bali Made Mangku Pastika terkejut atas angka kemiskinan di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar, yang mencapai 30 persen dari jumlah penduduk.
"Apa benar seperti ini? Saya benar-benar kaget," katanya saat mengunjungi Desa Lebih, Senin.
Keterkejutan orang nomor satu di Pulau Dewata itu wajar karena Desa Lebih lokasinya sangat strategis, berada di jalur utama yang menghubungkan Kota Denpasar dengan Gianyar, Klungkung, dan Karangasem melalui Jalan By Pass Ida Bagus Mantra.
Apalagi di Desa Lebih terdapat objek wisata pantai berpanorama elok dan digemari wisatawan asing untuk berselancar. "Setiap kali lewat sini, saya beli sate. Kalau di pelosok, wajar. Kemiskinan di sini 10 persen saja sudah tinggi. Pasti ada penyebabnya," kata mantan Kepala Polda Bali itu.
Sebelumnya Pastika memperkirakan angka kemiskinan di Desa Lebih hanya tujuh persen. Oleh sebab itu, dia mengaku tidak habis pikir mengenai kemiskinan di Desa Lebih.
Mengenai solusi, Gubernur berjanji akan mengkajinya lagi. "Saya belum tahu formulanya. Mari kita cari kenapa bisa begini? Di mana masalahnya? Padahal banyak lapangan perkerjaan. Untuk tingkat provinsi saja angkanya hanya 4,5 persen," ujarnya terheran-heran.
Gubernur kemudian memberikan tantangan kepada jajaran perangkat desa dan warga Desa Lebih.
Dalam sisa waktu empat tahun masa jabatannya berakhir, Pastika meminta perangkat Desa Lebih bisa menyelesaikan persoalan itu.
Sementara itu, Kepala Desa Lebih I Wayan Gede Pradnyana mengemukakan bahwa dana yang didapatkan dari Pemprov Bali untuk program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) dimanfaatkan untuk pembangunan toko serba ada.
"Dengan pembangunan toko tersebut, kami berharap bisa menjadi penopang perkembangan ekonomi dan mampu menurunkan angka kemiskinan di Desa Lebih," ujarnya mengenai pemanfaatan dana Gerbangsadu senilai Rp1,02 miliar itu.
Desa Lebih dihuni 1.563 keluarga yang tersebar di tiga dusun adat atau "banjar". Sebanyak 399 keluarga hidup di bawah garis kemiskinan dan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, nelayan, dan buruh bangunan.
Dari Desa Lebih, Gubernur bersama rombongan melanjutkan safarinya ke Desa Serongga. Di desa itu 23 petani yang tergabung dalam kelompok tani Catur Mekar Nadi mendapatkan bantuan langsung dari uang pribadi Pastika sebesar Rp5 juta.
"Uang ini kami gunakan untuk pengembangan biogas, untuk membeli atau membuat tabung penampung agar gasnya bisa dimanfaatkan masyarakat," kata Ketua Kelompok Tani Catur Mekar Nadi, I Wayan Dipta.
sumber : Antara Bali