Sementara itu, untuk pemilihan anggota DPD, calon petahana Kadek Arimbawa alias Lolak memperoleh 5.673 suara. Disusul Ketut Prasta (3.026), Arya Werdakarna (2.294), dan Putu Arsana (1.217). |
Laporan Money Politik Tidak Bisa Diproses
Negara - Laporan money politik yang diterima Panwaslu Jembrana, dari Suyono, warga Desa Melaya, tidak bisa diproses lebih lanjut karena kekurangan saksi dan bukti.
"Kami sudah melakukan rapat bersama unsur Sentra Gakumdu, hasilnya, laporan tersebut tidak bisa ditindaklanjuti karena bukti dan saksi lemah," kata Ketua Panwaslu Jembrana, Pande Made Ady Muliawan, di Negara, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap Mutamakin selaku terlapor, dan Mashuri, Hasan Basri serta Samsul Hadi sebagai saksi.
Menurutnya, keterangan dari tiga orang saksi tersebut, tidak memperkuat laporan Suyono, justru melemahkannya.
Mashuri yang diajukan pelapor sebagai saksi mengatakan, dirinya tidak tahu persis masalah pembagian uang yang dilakukan Mutamakin.
"Sementara Samsul Hadi membantah menerima uang dari terlapor, sedangkan Hasan Basri mengaku, karena tidak memiliki uang minta kepada Mutamakin, namun tidak ada hubungannya dengan caleg," ujarnya.
Sebelumnya, Suyono melaporkan adanya pembagian uang senilai Rp50 ribu kepada belasan warga di Dusun Melaya Krajan, yang diduga untuk memilih caleg tertentu.
KPU Denpasar Ambil Surat Suara Pencoblosan Ulang
Denpasar - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Denpasar mengambil langsung surat suara di pusat untuk melakukan pencoblosan ulang tanggal 15 April 2014.
"Kami akan mengambil langsung supaya lebih cepat tiba di Bali," kata Ketua KPU Kota Denpasar, I Gede Jhon Dharmawan, Jumat.
Nantinya KPU Kota Denpasar akan mengambil empat kardus yang berisi 4.000 surat suara. "Kami berangkatkan tiga petugas untuk mengambilnya di KPU Pusat," ujarnya.
Empat Kardus tersebut akan dibawa tanpa pengawalan. "Kami akan bawa sendiri, tanpa pengawalan, karena nanti akan diperiksa lagi sampai di Denpasar," kata John.
Dia menerangkan, sebelum petugas KPU Kota Denpasar berangkat ke Jakarta akan menghubungi dulu KPU Pusat."Paling lambat, surat itu sudah harus ada di Bali tanggal 13 April 2014," katanya.
Hal tersebut dikarenakan hanya ada jeda dua hari sampai 15 April untuk persiapan coblos ulang serta pelipatan surat suara tersebut.
Selain mengambil surat suara, pihaknya juga meminta formulir C-1 plano (untuk saksi), tinta dan segel, untuk formulir C sudah disiapkan KPU Denpasar.
Selain itu, direncanakan pada hari Sabtu (12/4) dibagikan formulir C-6 (undangan kepada para pemilih) untuk mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang menyelenggarakan pencoblosan ulang di 11 lokasi di Kota Denpasar.
TPS pencoblosan ulang tersebut masih tetap di lokasi sebelumnya. "Untuk bilik dan kotak suara masih ada di TPS itu," ungkap Jhon.
Pihak KPU Kota Denpasar akan berkoordinasi dengan beberapa sekolah dasar di kawasan Desa Sesetan untuk meminjam lokasi yang sebelumnya dipergunakan untuk melakukan pencoblosan.
Sementara itu, terkait data di Bawaslu Provinsi Bali dengan banyak ada pencoblosan ulang khususnya di Kota Denpasar, Jhon mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan Panwaslu Kota Denpasar.
"Kami sudah rapat dengan Panwaslu, untuk Kota Denpasar sudah ditetapkan ada 11 TPS yang melakukan pencoblosan ulang dari sebelumnya 13 TPS," ujar Jhon.
PDIP Bali Akui Dampak Jokowi Dongkrak Suara
Denpasar - Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bali, AA Ngurah Oka Ratmadi mengakui dampak pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) telah mendongkrak perolehan suara partai itu secara signifikan di Pulau Dewata.
"Efek Jokowi telah memberikan dampak yang cukup untuk peningkatan jumlah pemilih yang mencoblos caleg-caleg dari PDI Perjuangan," katanya usai sidang paripurna Laporan Kerja Pertanggungjawaban (LKPJ) Pemprov Bali, di Denpasar, Senin.
Meskipun hingga saat ini belum ada hasil resmi perolehan suara partainya, namun ia optimistis PDIP di Bali akan mendapatkan sekitar 50 persen dari total suara pemilih.
Pria yang akrab dipanggil Cok Rat itu menambahkan bahwa perolehan suara PDIP Bali selain imbas dari "dampak Jokowi" juga diklaim karena partainya tidak ada melakukan pelanggaran sehingga turut memberikan kontribusi yang positif.
"Pelaksanaan pemilu relatif tertib, aturan telah dilaksanakan selama hari pemungutan suara dan kami tidak melakukan kecurangan pada hari pemungutan suara," katanya.
PDIP Bali, jelas dia, juga banyak belajar dari kasus kekalahannya dalam pemilihan gubernur tahun lalu. "Kami mengambil banyak pelajaran dari pemilihan gubernur. Itulah sebabnya kami bekerja lebih keras tahun ini untuk memenangkan pemilu legislatif," ujar Cok Rat.
Tokoh dari Puri Satria itupun berkeyakinan bahwa perolehan suara Jokowi saat pemilihan presiden pada Juli mendatang akan tinggi di Bali. "Tidak hanya pendukung PDIP, saya yakin bahwa banyak pendukung non-PDIP juga akan memilih Jokowi sebagai presiden," ucapnya.
KPU Provinsi Bali hingga saat ini memang belum bisa mengumumkan hasil resmi pemilu legislatif karena rekapitulasi di tingkat provinsi baru dijawadlkan dari 22-24 April mendatang dan pihaknya tidak melakukan proses hitung cepat.
Namun jika melihat hasil perhitungan cepat yang dilakukan Partai Demokrat Bali menyatakan bahwa PDIP yang menempati perolehan suara tertinggi di Pulau Dewata. PDIP memperoleh 38,29 persen dari total suara, sementara Partai Golkar mengikuti di peringkat kedua dengan 18,2 persen dan Partai Demokrat yang memperoleh 18,02 persen di peringkat ketiga. Kemudian diikuti oleh partai Gerindra (10,47 persen), Partai Hanura (3,77 persen) , dan Partai Nasdem (3,08 persen).
Gerindra, Demokrat, dan PDIP Berbagi Suara
Nusa Penida - Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Demokrat, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berbagi suara untuk calon DPRD Kabupaten Klungkung, DPRD Provinsi Bali, dan DPR di Nusa Penida.
Informasi dari Nusa Penida, Jumat malam, menyebutkan bahwa Partai Gerindra meraih 11.531 suara untuk DPRD Kabupaten Klungkung sekaligus mengalahkan dua rivalnya, yakni PDIP (8.944) dan Partai Hati Nurani Rakyat (4.261).
Partai Demokrat dan Partai Golkar harus puas di tempat keempat dan kelima, masing-masing dengan 3.972 dan 3.008 suara di pulau yang berada di sebelah tenggara Pulau Bali itu.
Untuk DPRD Provinsi Bali, Partai Demokrat memperoleh 10.906 suara, sedangkan Gerindra dan PDIP, masing-masing memperoleh 8.038 dan 6.722 suara.
PDIP memenangi perebutan kursi DPR dengan raihan 9.341 suara. Disusul Gerindra dengan perolehan 8.258 suara dan Demokrat hanya 4.258.
Sementara itu, untuk pemilihan anggota DPD, calon petahana Kadek Arimbawa alias Lolak memperoleh 5.673 suara. Disusul Ketut Prasta (3.026), Arya Werdakarna (2.294), dan Putu Arsana (1.217).
Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Kecamatan Nusa Penida pada Pemilu 2014 sebanyak 41.275 jiwa. Namun yang hadir ke tempat pemungutan suara di tiga pulau dalam satu kecamatan itu, Rabu (9/4), sebanyak 33.177 orang. Itu pun jumlah suara tidak sah mencapai 5.379.
Demokrat Bali Masih Menunggu Rekapitulasi Resmi KPU
Denpasar - Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrat Provinsi Bali, Made Mudarta mengaku pihaknya menerima hasil sementara perolehan suara yang disampaikan oleh para saksi partai berlambang segi tiga Mercy itu.
"Pada prinsipnya kami menerima hasil suara sementara yang dilaporkan masing-masing saksi di tempat pemungutan suara (TPS). Walau sampai saat ini belum semuanya direkapitulasi di sekretariat partai," katanya di Denpasar, Jumat.
Pihaknya saat ini masih menunggu hasil resmi rekapitulasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali. Sehingga belum berani juga menyampaikan kepada publik dari penghitungan sementara yang dilakukan partai.
"Kami belum berani menyampaikan kepada publik terkait hasil perolehan suara dari Partai Demokrat di Bali. Kita harus bersabar dulu, agar tidak ada simpang siur informasi," ucapnya.
Pihaknya juga belum berani memprediksi perolehan kursi di legislatif, baik di DPRD kabupaten/kota, provinsi, maupun di DPR.
"Memang secara hitung cepat suara Partai Demokrat secara nasional prosentasenya menurun dibanding pemilu legislatif sebelumnya. Ini sebenarnya menjadi evaluasi partai ke depannya," ucap politikus asal Kabupaten Jembrana.
Namun demikian, pihaknya di Bali tetap ke depannya bekerja secara maksimal sehingga partai politik pemenang Pemilu 2009 tersebut dapat meningkatkan kepercayaan rakyat untuk memberikan dukungan di masa mendatang.
"Kami akan bekerja secara maksimal dijajaran kader maupun pengurus partai untuk mampu meningkatkan elektabilitas perolehan suara di masa mendatang," katanya.
sumber : antarabali