Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Ganjar Hukuman Berat!, Korban Bom Tuntut Patek Diadili di Bali

Ganjar Hukuman Berat!, Korban Bom Tuntut Patek Diadili di Bali

Written By Dre@ming Post on Jumat, 21 Oktober 2011 | 2:48:00 AM

Jumat, 21 Oktober 2011, 02:19

MANGUPURA - Korban Bom Bali I 2002 tuntut gembong teroris Umar Patek agar diadili di Bali dan diganjar hukuman berat. Sejumlah relawan dan korban pun sudah siap menjadi saksi di persidangan. Sementara, Umar Patek yang dalam tragedi Bom Bali I, 12 Oktober 2012, berperan sebagai peracik bom, menjalani rekonstruksi di lima lokasi di Denpasar-Badung, Kamis (20/10).

Tragedi peledakan bom di Paddy’s and Sari Club Legian, Kuta, Badung, 12 Oktober 2002 malam yang menewaskan 202 orang dan puluhan korban terluka, masih menyisakan trauma bagi para korban yang kini bernaung di bawah Istana Dewata. Para korban (selamat) itu meminta Umar Patek agar persidangan dengan terdakwa Umar Patek digelar di Bali. Mereka berharap gembong teroris yang 9 buron sebelum akhirnya tertangkap di Pakistan ini dihukum berat.

"Kami ingin sidang (Umar Patek) digelar di Bali. Pertimbangannya, TKP ada di Bali, selain juga untuk menghindarkan campur tangan dan tekanan ormas-ormas tertentu di luar Bali," ungkap Penasihat Isana Dewata dan Asosiasi Korban Bom Terorisme di Indonesia (Askobi), Bambang Priyanto, saat ditemui detikcom di Kuta, Bali, Kamis kemarin. "Dengan sidang digelar di Bali, majelis hakim bisa memberikan hukuman maksimal tanpa gangguan ormas-ormas tertentu. Tidak usah khawatir sidang di Bali. Pengalaman sidang bom Bali I di Bali beberapa tahun lalu, tidak ada kekacauan dan persidangan berjalan fair," imbuh
Bambang.

Ditegaskan Bambang, relawan dan korban bom juga siap bersaksi di sidang Umar Patek nanti. "Saya sedang mempersiapkan dokumen, karena polisi menelepon saya dan dua korban Bom Bali sebagai saksi. Salah, satunya janda korban bom bernama Leniasih yang diminta jadi saksi untuk terdakwa Umar Patek," terang Bambang.

Bambang mengakui, dirinya dan beberapa korban Bom Bali I sudah dikontak pihak kepolisian, Senin (17/10) lalu. Dia pun siap menjadi saksi, dengan segala risiko suka dan dukanya. "Bagi para korban dan relawan, jelas hal tersebut (jadi saksi di persidangan Umar Patek) akan membuat senang. Namun, unsur tidak senangnya adalah bercerita kembali soal tragedi 9 tahun silam yang koyak-koyak kemanusiaan, menceritakan mimpi yang lama akan menguras tenaga dan air mata," katanya.

Ditambahkan Bambang, perwakilan korban Bom Bali I rencananya akan menggelar aksi damai di Monumen Ground Zero Legian, Kuta, namun belum diketahui persis waktunya. "Kami akan menyampaikan butir pernyataan sikap menuntut agar persidangan (Umar Patek) digelar di Bali (PN Denpasar)," tegasnya.

Di sisi lain, pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah Umar Patek akan diadili di Bali atau di tempat lain. "Kita akan lihat perkembangannya, kita evaluasi," jelas Kapolda Bali, Irjen Pol Totoy Hendrawan Indra, saat acara rekontruksi peledakan Bom Bali I di Kuta, Kamis kemarin.

Yang jelas, menurut Kapolda, pihak Polda Bali tidak akan ikut memeriksa Umar Patek, karena penanganan kasus ini dihandle langsung Mabes Polri. Proses penyelidikan sudah selesai semua. Dalam rekonstruksi Umar Patek, Polda Bali hanya membantu agar proses berjalan lancar. "Kita memfasilitasi proses penyidikan ini hingga berjalan lancar aman," ujar Kapolda.

Sementara, rekonstruksi peledakan Bom Bali I digelar di lima lokasi berbeda di kawasan Denpasar dan Badung, Kamis kemarin. Rekonstruksi ini menghadirkan Umar Patek, yang diduga ikut merencanakan dan sekaligus jadi peracik Bom Bali I.

Dalam rekonstruksi yang dikawal ketat Densus 88/Antiteror Mabes Polri kemarin, juga dihadirkan lima terpidana seumur hidup kasus Bom Bali I 2002: Sarjio alias Sawad alias Zainal Abidin, Hutomo Pamungkas alias Mubarok, Ali Imron (adik kandung terpidana Amrozi dan Muklas), Suranto Abdul Gani alias Umar Wayan, dan Idris.

Sedangkan Dr Azhari (buron teroris Bom Bali I yang telah tewas digerebek), Dul Matin (buron teroris Bom Bali I yang telah tewas digerebek), serta Imam Samudra dan Amrozi (keduanya terpidana mati kasus Bom Bali I yang telah dieksekusi) diperagakan pemeran pengganti.

Rekonstruksi aksi Bom Bali I ini dimulai dari Jalan Pulau Menjangan Nomor 18 Denpasar, Kamis subuh pukul 05.30 Wita. Dalam rekonstruksi ini, Umar Patek cs memperagakan sekitar 24 adegan mulai dari perencanaan hingga perakitan bom mobil dan bom ransel yang diledakkan Iqbal dan Jimi di depan Paddy’s and Sari Club Legian, Kuta. Dalam rekonstruksi di Jalan Pulau Menjangan yang berlangsung selama 1,5 jam ini, Umar Patek memperagakan bagaimana dia bertemu dengan Dr Azhari, Dulmatin, Amrozi, dan Imam Samudra untuk melakukan peracikan bom hingga perakitan bom di dalam mobil L 300 nopol DK 1822 CW, yang dilakukan di dalam garasi sebelah kamar di lantai I yang disewa komplotan teroris. Selain itu, Umar Patek juga memperagakan perakitan bom di rompi dan ransel yang digunakan Iqbal untuk melakukan bom bunuh diri di Paddy’s and Sari Club.

Usai rekonstruksi di Jalan Pulau Menjangan, Umar Patek cs digiring ke kawasan Bundaran Renon tepat di sebelah selatan Konsulat Amerika. Di sini, Ali Imron dengan menggunakan motor Yamaha FIZR DK 5228 PE memperagakan saat menaruh bom yang dirakit Umar Patek di salah satu pohon.

Sekitar pukul 08.00 Wita, rekonstruksi dilanjut ke Terminal Ubung, Denpasar Utara. Dalam rekonstruksi ini, diperagakan beberapa adegan saat Umar PAtek datang dan pergi menggunakan bus malam setelah meracik bom. Selain itu, juga diperagakan bagaimana Sawad mengambil paketan berisi bahan bom yang nantinya dirakit oleh Umar Patek. Kemudian, rekonstruksi dilanjutkan ke Jalan Gatot Subroto II Denpasar tepat di belakang RS Bakti Rahayu. Dalam rekonstruksi di tempat ini, hanya diperagakan bagaimana Umar Patek datang dan menginap di salah satu kamar kos rumah berlantai II tersebut. Terakhir, rekonstruksi digelar Ground Zero Legian, Kuta---tempat di mana dulu diledakannya mobil L 300 yang dikendarai Jimi serta bom bunuh diri yang diledakkan Iqbal di Paddy’s and Sari Club. Di tempat ini, Umar Patek tidak memperagakan adegan apa pun. Hanya Ali Imron dan Imam Samudra yang nampak melakukan survei lokasi sebelum ledakan bom terjadi.

Sebelum menyuruh 'pengantin' meledakan bom bunuh diri, Ali Imron dan Imam Samudra lebih dulu melakukan pengamatan terhadap Paddy’s and Sari Club. Kedua teroris ini melakukan survei dengan mengendarai sepeda motor. Ali Imron tampak duduk di motor bersama Imam Samudra---diperankan polisi.

Awalnya, Iman Samudra dan Ali Imron mengendarai sepeda motor dan berhenti di lokasi peledakan. Keduanya kemudian menyeberang menuju Paddy’s. Rekonstruksi kemudian dilanjutkan dengan orang yang berbeda, yakni Jimmy dan Iqbal, dua ‘pengantin’ yang meledakan bom bunuh diri.

Keduanya datang dengan mobil L 300 yang dikendarai Jimmy. Iqbal kemudian masuk ke dalam Paddy’s and Sari Club dan meledakkan bom. Tak lama kemudian, Jimmy yang masih bertahan di dalam mobil sehingga membuat arus lalulintas Legian malam itu macet total, juga meledakkan bom yang terpasang di dalam mobil L 300.

Setelah rekonstruksi di Bali kemarin, Umar Patek cs rencananya secara marathon akan digiring menjalani rekonstruksi di Solo, Jawa Tengah, Jumat (21/10) ini. "Rekonstruksi akan dilanjutkan di Solo besok (hari ini),” jelas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, secara terpisah di Jakarta kemarin.

Terungkap, Umar Patek sendiri kala itu datang ke Bali berdasarkan undangan dari Amrozi cs. "Saya lihat Umar Patek diundang dan dipanggil oleh Amrozi. Makanya, dia datang ke Bali dari Solo. Di situ perannya," ujar pengacara Umar Patek, Asludin Hatjani, di Jakarta kemarin.

Asludin menceritakan, Umar Patek memang mengenal Amrozi cs karena sama-sama alumni Afghanistan. Saat Umar tiba di Bali, bom bunuh diri sudah dirakit. Pertemuan berlangsung di suatu tempat di Bali. "Saat datang, bom sudah dirakit. Dia (Umar Patek) tinggal memasukkan bom ke dalam wadahnya," jelas Ashudin seraya menyebut dalam pertemuan itu, Umar Patek tidak memberikan ide apa pun kepada Amrozi cs. Setelah bom meledak, Umar Patek sudah tidak berada di Bali. Namun Asludin tak mengetahui di mana Umar setelah peledakan bom. "3-4 Hari sebelum peledakan itu, dia sudah meninggalkan Bali.” Setelah meninggalkan Bali, Umar Patek tak ada lagi kontak komunikasi dengan Amrozi cs.

Sementara itu, Polres Buleleng hingga saat ini masih memburu local boy lainnya, terkait keterlibatan Maskuri bin Abdul Kadir, salah-satu tersangka kasus Bom Bali asal Kampung Bugis, Singaraja. Menurut Kabag Ops Polres Buleleng, Kompol Ida Putu Wedanajati, seluruh jajarannya tetap intensif melakukan pengawasan dan pencarian local boy yang diduga masih berkeliaran.

“Antisipasi terhadap terorisme di wilayah Buleleng masih menjadi prioritas. Peningkatan kegiatan patroli di sejumlah titik terus digencarkan,” ujar Wedanajati saat ditemui di Singaraja, Kamis sore. Salah satu upaya yang dilakukan, kata Wedanajati, adalah berkoordinasi dengan seluruh kepala desa di Buleleng, selain juga mengoptimalkan Babin Kamtibnas yang ada di tiap desa. 

sumber : NusaBali
Share this article :

Menuju Bali I 2018

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Banyak Pura Di Bali Dikomersialkan, “Sulit Sekali Memisahkan Budaya Dengan Agama’’

Kalau berbicara tentang dunia pariwisata, khususnya Bali, tentu tidak terlepas dari budaya dan agama. Sebab spirit kebudayaan di Bali adal...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen