Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Bengkak Mata , Patah Tulang Warnai Adu Jutos, Dua Kader PDIP

Bengkak Mata , Patah Tulang Warnai Adu Jutos, Dua Kader PDIP

Written By Dre@ming Post on Kamis, 21 April 2011 | 8:28:00 AM

Kamis 21 April 2011, 07:39 WITA

TABANAN - Mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan, I Wayan Budi Wartana, terlibat baku hantam dengan kader PDIP, I Made Wik Gunadi, 37, Rabu (20/4) sore, diduga dipicu dendam saat pemilihan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Kediri siang harinya. Akibat perkelahian sesama kader PDIP itu, Budi Wartana mengalami bengkak pada mata kanan, sementara Wik Gunadi menderita patah tulang jari manis tangan kanan. Perkelahian ini

Perkelahian antara Budi Wartana (politisi PDIP asal Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan) vs Wik Gunadi (simpatisan PDIP asal Banjar Ulundesa, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan) terjadi beberapa saat setelah berakhirnya perhelatan Musyawarah Anak Cabang (Musancab) PAC PDIP Kediri di GOR Dewwara & G Spot di Desa Banjar Anyar, Kediri. Sebelum adu jotos di luar arena, suasana Musancab PDIP di dalam GOR sudah ditingkahi kericuhan usai pemilihan Ketua PAC PDIP Kediri. Diduga kuat, dendam pemilihan Ketua PAC PDIP Kediri inilah yang memicu perkelahian Budi Wartana vs Wik Gunadi. Perkelahian meledak di rumah anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan, Made Edi Wirawan, di Desa Beraban, Kecamatan Kediri. Wik Gunawan merupakan kader PDIP pendukung Edi Wirawan dalam pemilihan Ketua PAC PDIP Kediri, sementara Budi Wartana bertindak sebagai Satgas Pengamanan saat berlangsungnya Musancab untuk pemilihan Ketua PAC PDIP Kediri.

Informasi yang dihimpun, saat Musancab PDIP berlangsung di dalam GOR, Budi Wartana bertugas sebagai keamanan di atas panggung. Sedangkan Wik Gunadi menyuruh Budi Wartana turun dari panggung, karena dianggap tidak memiliki kapasitas di sana. Kemungkinan, Wik Gunadi tidak mengira kalau Budi Wartana sebagai seksi keamanan di Musancab PDIP, karena saat itu tidak mengenakan kartu pengenal.

Karena disuruh turun dari panggung, Budi Wartana pun marah. Mantan anggota Dewan berbadan gempal bahkan nyaris menghantam Wik Gunadi. Tensi ketegangan bisa diredam. setelah para peserta Musancab PDIP mencoba menenangkan kedua kader yang berseteru ini. Setelah Musancab PDIP berakhir, Budi Wartana dan Wik Gunadi pulang meninggalkan GOR. Namun ternyata perkara mereka belum selesai. Keduanya malah terlibat adu jotos di luar arena. Kabarnya, sepulang dari GOR Dewwara & G Spot, Budi Wartana langsung mendatangi rumah Wik Gunadi di Banjar Ulundesa, Desa Beraban, Kecamatan Kediri. Hanya saja, yang dicari tidak ada di tempat. Di rumah itu, Budi Wartana marah-marah, lalu mengambil batang bambu seraya memukulkan bambu tersebut ke kepalanya. Sejurus kemudian, Budi Wartana berangkat mencari Wik Gunadi di rumah Edi Wirawan, politisi PDIP asal Desa Beraban. Singkat cerita, Budi Wartana bertemu Wik Gunadi di rumah Edi Wirawan, politisi PDIP yang anggota DPRD Tabanan. Di rumah anggota Dewan inilah perkelahian terjadi. Akibat perkelahian ini, Budi Wirawan mengalami bengkak mata kiri dan bengkak pada leher bagian belakang, hingga merasa pusing.

Sebaliknya, Wik Gunadi menderita patah tulang jari manis tangan kanan, selain juga luka pada leher bagian kanan dan luka lecet di pipi kiri, hingga dibawa ke RSUD Tabanan. Ditemui di RSUD Tabanan saat menjalani visum, Wik Gunadi mengaku dirinya diserang duluan hingga terjadilah perkelahian itu. Menurut Wik Gunadi, saat diserang Budi Wartana, dirinya sedang duduk santai sembari menyeruput kopi di rumah Edi Wirawan.

Tiba-tiba saja, kata dia, datang Budi Wartana menyerangnya. Pergulatan pun tak dapat dihindari. “Saya sempat memukul, tapi saya lupa entah berapa kali. Tak ada pengeroyokan, justru perkelahian itu dilerai oleh teman-teman. Mengenai tangan saya yang patah, mungkin saat menangkis serangannya (Budi Wartana),” tutur Wik Gunadi. Kasus ini akhirnya dilaporkan ke Polsek Kediri. Adalah Budi Wartana sendiri yang melaporkan kasus ini. Penanganan kasus ini kemudian dialihkan ke Polres Tabanan. Kapolres Tabanan, AKBP AA Made Sudana, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan memeriksa kedua belah pihak untuk melakukan cross check terhadap versi dari masing-masing yang terlibat.

Sementara itu, sebelum perkelahian Budi Wartana vs Wik Gunawan, pelaksanaan Musancab PDIP Kediri di GOR Dewwara & G Spot, Rabu siang, sudah ditingkahi kericuhan. Kekacauan meletup saat terpilihnya I Wayan Suarta sebagai Ketua PAC PDIP Kediri, dengan mengungguli Made Edi Wirawan. Musancab PDIP Kediri yang dipimpin fungsionari DPD PDIP Bali, I Nyoman Parta, kemarin melibatkan 15 Ranting PDIP se-Kecamatan Kediri. Namun, ada 5 Ranting PDIP lainnya belum melaksanakan Musyawarah Ranting (Musting), sehingga melahirkan polemik. Hanya saja, pimpinan sidang memberikan kebijakan kepada 5 Ranting tersebut untuk mengikuti Musancab PDIP Kediri.

Hal ini kontan menuai interupsi dari Ranting PDIP Desa Buwit. Alasannya, SK yang dibawa kelima Ranting tersebut tidak sah, karena menggelar Musting tanpa persetujuan PAC PDIP Kediri maupun DPC PDIP Tabanan. Toh, pimpinan sidang tetap memberi ruang kepada lima Ranting itu untuk mengikuti Musancab kemarin. Kemudian, pimpinan sidang memberikan kesempatan kepada masing-masing Ranting untuk mengusulkan satu calon Ketua PAC PDIP Kediri. Akhirnya, muncul tiga calon Ketua PAC PDIP Kediri: Wayan Suarta, Made Edi Wirawan, dan Nyoman Muliadi. Suarta berhasil memenangkan kompetisi dengan koleksi dukungan 10 Ranting, sementara Edi Wirawan harus puas di posisi kedua dengan dukungan 4 Ranting. Sebaliknya, Muliadi hanya mengantongi dukungan 1 Ranting. Berdasarkan SK nomor 002, calon yang didukung dua pertiga dari total suara yang ada secara otomatis terpilih jadi Ketua PAC. SK tersebut kemudian dijadikan pijakan oleh pimpinan sidang untuk menetapkan Suarta secara aklamasi terpilih sebagai Ketua PAC PDIP Kediri.

Pasca terpilihnya Suarta sebagai Ketua PAC PDIP Kediri, kemudian terjadi kericuhan. Pasalnya, ketika Ketua PAC Kediri terpilih didampingi perwakilan DPD PDIP Bali dan DPC PDIP Tabanan membentuk sususan pengurus PAC PDIP Kediri, salah satu simpatisan Edi Wirawan hendak merangsek mendekati tim perumus. Nah, Budi Wartana selaku Satgas Pengamanan Musancab menyarankan agar pendukung Edi Wirawan tidak terlalu mendekati tim perumus pembentukan pengurus.

Entah siapa yang memulai, situasai kemudian menjadi semakin tak terkendali, bahkan nyaris terjadi baku pukul. Beruntung, salah satu kader PDIP berhasil melerai dan mengamankan situasi. Namun, setelah kalah dalam dalam pemilihan Ketua PAC PDIP Kediri, perwakilan lima Ranting pro Edi Wirawan melakukan aksi walk out. Ternyata, kericuhan di arena Musancab PDIP Kediri di dalam GOR justru berlanjut di luar arena. Begitu acara Musancab PDIP Kediri usai, Budi Wartana terlibat baku hantam dengan Wik Gunawan (simpatisan pendukung Edi Wiawan) di rumah Edi Wirawan, hingga kasusnya dibawa ke polisi. 

sumber : NusaBali
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen