Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » Cantiasa Jadi Danjen Kopassus, Gatot Nurmantyo: Tiba Saatnya Kebangkitan Baret Merah

Cantiasa Jadi Danjen Kopassus, Gatot Nurmantyo: Tiba Saatnya Kebangkitan Baret Merah

Written By Dre@ming Post on Jumat, 01 Februari 2019 | 5:57:00 PM

Danjen Kopassus Mayjend I Nyoman Cantiasa
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memberikan ucapan selamat atas dilantiknya Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen I Nyoman Cantiasa.

Gatot mengunggah foto pelantikan Cantiasa sebagai Danjen Kopassus oleh Kepala KSAD Andika Perkasa di akun twitternya, @Nurmantyo_Gatot, Kamis (31/1/2019).
Dalam keterangan fotonya, Gatot menyebut dengan dilantiknya Cantiasa, sudah tiba saatnya kembali kebangkitan profesionalisme dan militansi prajurit baret merah.

"Selamat atas pelantikan Danjen Kopassus. Alhamdulillah, akhirnya tiba saatnya kembali kebangkitan profesionalisme dan militansi prajurit baret merah. Selamat berjuang dan berkarya Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, SE.

Lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas. KOMANDO...!!!," tulisnya di akun twitternya.

Untuk diketahui, Cantiasa menggantikan Mayjen Eko Margiono.

Keputusan pengangkatan Cantiasa sebagai Danjen Kopasus dikeluarkan Panglima TNI pada 25 Januari 2019.

Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/81/I/2019, tanggal 25 Januari 2019 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia, telah ditetapkan mutasi jabatan 104 Perwira Tinggi (Pati) TNI yang terdiri dari 46 Pati jajaran TNI Angkatan Darat, 30 Pati jajaran TNI Angkatan Laut dan 28 Pati jajaran TNI Angkatan Udara.

Sosok Nyoman Cantiasa

Nyoman Cantiasa merupakan lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1990.

Sebagian besar karirnya dihabiskan di Kopassus, terutama di Satuan Anti Teror dan pendidikan pasukan elite itu.

Saat masih menjabat sebagai perwira muda, pria kelahiran Buleleng 26 Juni 1967 ini, pernah menjabat Komandan Tim Den 81 Gultor/Kopassus hingga Dantim Intel Grup 3 Sandhi Yudha.

Kemudian ketika menjadi Mayor, Cantiasa menjadi Komandan Sekolah Komando dan Sekolah Para di Pusdikpassus.

Di sini para prajurit Kopassus digembleng untuk bertempur di tiga matra, darat, laut dan udara.

Naik menjadi Letnan Kolonel, dia menjabat Dandenma Kopassus di Cijantung.

Lalu menjadi Dansat-81 Kopassus tahun 2010.

Saat menjadi Kolonel dia memegang posisi Komandan Pusdikpassus di Batujajar tahun 2012.
Lalu mendapat tugas di teritorial sebagai Danrem 163/Wirasatya (2015).

Bintang di pundaknya diraih saat menjadi Danrem 173/Praja Vira Braja tahun 2017 lalu digeser menjadi Kasdam XVII/Cenderawasih di Papua pada 2018 awal.

Setelah itu dia kembali ditarik ke Jakarta menjadi Pa Sahli Tk. III Bid. Polkamnas Panglima TNI.

Sebelum kemudian dipilih menjadi Danjen Kopassus tanggal 25 Januari kemarin.

Pesan Mayjend I Nyoman Cantiasa Bagi Pemuda Bali

Seperti diketahui sebelumnya, berhasil mewancarai Mayjend I Nyoman Cantiasa. sosok putra terbaik Bali kelahiran Buleleng 26 Juni 1967 via telepon.

Dalam pembicaraan lebih lima menit itu, ia memanjat syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena masih diizinkan diberi amanah yang luar biasa.

Tak lupa, dirinya pun memberikan semangat bagi para pemuda-pemudi, khususnya di Bali agar lebih semangat lagi mengejar cita-cita mereka.

"Ya, bersyukurlah. Kita mendapatkan kepercayaan dan amanah dari Tuhan, juga dari pimpinan untuk memangku jabatan Komandan Kopassus ini. Jabatan ini kan jabatan yang strategis dan tidak sembarangan. Ya bersyukur pimpinan percaya dengan pekerjaan kita,"

"Kita berkarir di mana saja boleh, mengabdi kepada negara ini di mana saja. Boleh di militer, kepolisian, sipil, tapi yang memang jiwa-jiwa pejuang atau petarung, dan mau membela negara dalam militer itu, ya saran saya kalian harus masuk tentara," kata dia bersemangat saat ditanya mengenai harapan kepada pemuda Bali.

Dia melanjutkan, orang Bali dan anak-anak mudanya luar biasa dan berprestasi di masing-masing bidangnya.

Disebutnya, sudah banyak buktinya.

"Kalau ingin masuk tentara, kita berharap orang-orang yang masuk tentara adalah saringan pertama jadi bukan karena tidak beberapa tidak lulus di suatu tempat jadi baru ke tentara, bukan begitu. Walaupun semua punya peluang. Bagi generasi muda yang merasa terpanggil membela negara jangan ragu-ragu masuk tentara. Peluang banyak,"

"Apalagi saya melihat orang Bali itu banyak orang-orang hebat. Jadi jangan ragu. Dan itu sudah banyak bukti, banyak berhasil di angkatan darat, di laut di udara, di kepolisian. Bahwa, sumber daya manusia masyarakat Bali itu banyak yang berprestasi. Kalian adalah harapan bangsa ini," jelas dia dengan meyakinkan.

Menyoal Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/81/I/2019 tanggal 25 Januari 2019 itu, dirinya mengakui selalu punya mimpi untuk menjadi yang terbaik.

Ditanya, mungkin sebelumnya pernah bermimpi menjadi seperti sekarang, kata dia semua prajurit tentu punya cita-cita.

"Prajurit punya cita-cita, mimpi, ingin mencapai apa yang dia harapkan. Kalau prajurit komando jelas, kalau prajurit kopassus ingin mencapai puncaknya. Yaitu menjabat Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Dan Puji Tuhan, Astungkara, saya mendapatkan amanah ini, saya sangat gembira dan bahagia. Bahwa mimpi saya bisa terwujud. Tapi tentunya sebagai prajurit TNI saya ingin mencapai yang lebih tinggi lagi. Yang penting step by step dulu," ucapnya dengan nada optimistis.

Lebih jauh, ditanya mengenai pesan bagi Krama Bali, apalagi memasuki pesta demokrasi, ia menekankan akan kedamaian dan keamanan di Bali.
"Yang pertama, karena Bali merupakan central of gravity-nya Indonesia, menjadi tim tujuan wisata dari seluruh dunia, maka kita berharap masyarakat Bali sebagai tuan rumah harus bisa menjaga nama baik Bali,"

"Di Bali itu harus damai, tidak ada anarkis, tidak ada kekacauan, tidak ada konflik. Memang di Bali penuh dengan keragaman, penuh dengan kebhinekaan, penuh dengan berbagai macam suku, agama, pendatang, WNI, WNA, tapi semua perbedaan itu jadikan kekuatan, jadikan suatu warna, bahwa tidak semua daerah atau provinsi punya keunikan seperti ini," ujarnya, filosofis.

"Mungkin di seluruh dunia yang paling banyak kunjungannya ialah di Bali, Indonesia. Kita sebagai tuan rumah, tidak memandang suku, ras, agama, komunitas, golongan, yang penting tinggal di Bali harus menjaga kedamaian Bali,"

"Karena apa, kalau Bali terjadi konflik atau kerusuhan, orang lain tepuk tangan. Jadi saya mengimbau tolong jaga kerukunan, kedamaian, jaga keamanan dan bersatu membangun negeri," ujarnya lagi.

Yang kedua, kata dia ialah waspadai berita hoax. Dia mengimbau masyarakat lebih cerdas, jangan menelan mentah-mentah informasi yang dapat menimbulkan adu domba.

"Kan sekarang ini ada namanya proxy war, maka masyarakat harus cerdas dengan media sosial. Jangan termakan dan ditelan mentah-mentah. Apalagi yang menyangkut adu domba. Karena sejarah itu akan berulang. Kita dulu dijajah oleh Belanda yang di-divide et empera (politik pecah belah). Sekarang topeng itu bergerak ke media sosial di jaman yang serba maju ini. Jangan sampai kita diadu domba lagi,"

"Kalau sampai 27 tahun lagi kita tidak 'terbang' berarti keterlaluan kita. Lihat negara-negara seperti Korsel, Vietnam mulai bergerak. Jadi jangan ribut dengan hal-hal sepele," imbaunya singkat.












sumber : tribun
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen