Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » KRB Dipersempit, PVMBG: Daerah Di Luar 6 KM Dari Kawah GA Aman

KRB Dipersempit, PVMBG: Daerah Di Luar 6 KM Dari Kawah GA Aman

Written By Dre@ming Post on Jumat, 05 Januari 2018 | 11:32:00 AM

Sejumlah anak-anak tampak ceria di pos pengungsian UPTD Pertanian,Rendang,Karangasem, Jumat (5/12/2018).  (atas). Petugas kepolisian dan relawan pasebaya memintai keterangan kepada dua WNA Australia yang mendaki Gunung Agung di Mapolsek Selat, Kamis (4/1/2018). (bawah)
Aktivitas Gunung Agung Menurun, Zona Rawan Dipersempit, PVMBG Ingatkan Warga Tetap Siaga!

AMLAPURA - Kabid Mitigasi Gunung Berapi PVMBG, Gede Suantika, menjelaskan KRB dipersempit lantaran aktivitas vulkanik Gunung Agung (GA) mengalami penurunan.

Baik dari sisi kegempaan (seismograf), deformasi, maupun pertumbuhn lava di dalam gunung.

Aliran lava yang naik kepermukaan melambat.

Volume lava di dalam kawah masih sekitar 20 juta meter kuubik, atau sepertiga dari kapasitas kawah yang mecapai 60 juta meter kubik.

Laju pertumbuhan lava rendah.

Kecil kemungkinan akan penuhi kawah dalam waktu singkat.

Perlu waktu hingga beberapa tahun untuk memenuhinya.

Dari jumlah kegempaan juga mengalami penurunan.

Tapi, seismograf masih merekam ada kegempaan yang rendah dan tinggi. Ini mengindikasikan msih ada aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan.

Energi gempa, akuinya, belum menunjukan peningkatan yang signifikan.

Data deformasi dalam beberapa hari terakhir menunjukan trend stagnan.

Hal ini menandakan belum ada peningkatan sumber tekanan yang signifikan.

"PVMBG persempit radius KRB sesuai hasil rapat evaluasi di Jakarta. Dengan melihat hasil seismograf serta deformasi," kata Suantika.

Dari hasil evaluasi tersebut, kata Suantika, diperkirakan potensi bahaya melanda sekitar area di dalam radius 6 kilometer dari kawah Gunung Agung.

Sedangkan daerah di luar 6 kilometer dinyatakan aman.

Lontaran batu pijar, pasir, krikil, dan hujan abu hanya melanda daerah di radius 6 kilometer.

Skala erupsi saat ini, untuk potensi bahaya awan panas kemungkinan masih relatif kecil.

Pertumbuhan lava lambat untuk penuhi kawah.

Untuk mendobrak kubah lava menjadi awan panas diperlukan pembangunan tekanan yang besar.

Sedangkan pembangunan tekanan hingga kemarin belum naik.

Mengingat Gunung Agung masih berstatus Awas, PVMBG mengimbau masyarakat tetap siaga.

Dengan demikian, jika terjadi perubahan kondisi yang cepat masyarakat telah mengantisipasinya.

Pengungsi Gunung Agung Pasca Radius KRB Dipersempit, Wayan Tegteg: Saya Bingung

Sejumlah warga terlihat beraktivitas di pagi hari di Pos Pengungsian UPTD Pertanian, Rendang, Karangasem, Jumat (5/12/2017).

Bocah-bocah tampak asik bermain dan beberapa di antaranya membaca buku.

Ibu-ibu memandikan bayi dan mencuci perabotan rumah tangga.

Bapak-bapak terlihat bercengkrama, sambil memberi makan binatang piaraan.

Warga semakin bingung dengan kondisi KRB yang terjadi saat ini.

Dengan dipersempitnya zona KRB yang awalnya 8 sektoral 10 kini menjadi 6 tanpa sektoral.

Salah satunya warga Dusun Kesimpar, Wayan Tegteg yang sudah tiga bulan di pos pengungsian.

Walaupun daerah Kesimpar masuk dalam radius 6 km, dia mempertanyakan alasan dipersempitnya zona KRB dan wilayah tempat tinggalnya masuk zona aman.

"Saya bingung kok informasinya simpang siur, ada beberapa saudara dan teman yang di sini sudah balik ke Banjar Besakih Kawan," katanya.

Gunawan, Warga Dusun Kedundung juga berpendapat sama, dia ragu untuk kembali ke rumahnya yang berjarak 7,5 km dari Gunung Agung.

"Kalau informasi yang saya dapat radius KRB jadi 6 km, rumah saya masuk radius 7,5 km tapi saya masih ragu mau pulang karena status Gunung Agung masih Awas", ungkap pria yang sejak tahun 1985 sudah menetap di Bali ini.

Dia berharap pemerintah tidak membuat bingung pengungsi dan mengambil keputusan yang tepat supaya tidak ada keresahan di posko pengungsian.

Sebagian warga yang berada di posko juga merasa ragu untuk pulang, lebih memilih menunggu kepastian dari pemerintah.

Lagi-lagi 2 Bule Nekat Mendaki Gunung Agung dari Jalur Pasar Agung Sebudi, Alasannya Bikin Miris

Dua warga negara asing (WNA) asal Australia nekat mendaki Gunung Agung dari jalur Pura Pasar Agung Sebudi, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Bali, Kamis (4/1/2018).

Mereka adalah Ricky Tonacia (34) dan Jack Dennaro (26).

Keduanya menginap di daerah Canggu, Kabupaten Badung.

Kapolsek Selat, AKP I Made Sudartawan, menyatakan kedua bule ini nekat naik Gunung Agung karena senang traveling, dan penasaran dengan erupsi Giri Tohlangkir.

Sebelumnya sudah ada empat bule yang mendaki Gunung Agung yang sedang erupsi dengan alasan serupa.

Kedua WNA Australia itu berangkat dari penginapan pukul 21.00 Wita dengan diantar sopir travel freelance, Gusti Gede Putu Merta dan Gusti Putu Ngurah Bagus.

Semula WNA ini ingin diantar ke pura terbesar di Karangasem.

Sopir travel langsung membawa ke Besakih.

Mereka sampai di parkiran Besakih sekitar pukul 23.30 Wita.

Tapi bule tersebut menyatakan salah jalan, dan mengarahkan sopir ke lokasi yang dituju yakni Pura Pasar Agung Sebudi.

"Sekitar pukul 01.00 Wita si bule tiba di portal di Dusun Sogra, Desa Sebudi. Kedua bule ini berjalan kaki dari portal ke Pura Pasar Agung karena portal dikunci. Sedangkan dua sopir disuruh turun, dan minta dijemput sekitar pukul 10.00 Wita," kata Sudartawan, kemarin.

Sebelum berangkat ke puncak Gunung Agung, kedua bule itu sempat diingatkan oleh sopir.

Mereka dilarang memasuki area Pura Pasar Agung, apalagi melakukan pendakian.

Namun mereka tak mengindahkan ucapan sopir, dan tetap naik ke atas.

Mereka hanya bawa peralatan untuk mendaki.

"Setelah naik, sopir turun ke bawah untuk beristirahat di Desa Selat. Sekitar pukul 08.30 Wita, sopir tersebut kembali jemput wisatawan di tempat semula dan bertemu relawan Pasebaya, dan mengaku jemput dua bule yang naik ke atas. Pukul 10.00 Wita wisman tiba di bawah," imbuh Sudartawan.

Ketua Pasebaya Gunung Agung, Gede Pawana, menambahkan, yang pertama melihat ada bule mendaki Gunung Agung relawan Pasebaya bernama Bayu.

Ia melihat ada lampu menyala sekitar Gunung Agung.

Di pagi hari petugas Pasebaya langsung ke portal memastikan informasi tersebut.

Sopir dan dua wisatawan langsung dibawa ke Mapolsek Selat untuk dimintai keterangan.

Dari hasil pengakuan di Mapolsek, kedua orang asing itu mendaki lantaran mendapat informasi dari pemilik hotel jika Gunung Agung statusnya aman.

Daerah yang berada di lereng masih bisa dikunjungi.

Mendengar pengakuan bule tersebut, Pawana tampak emosi.

Pria yang kini menjabat sebagai Perbekel Duda Timur mengatakan petugas hotel tidak sportif dalam mempromosikan pariwisata.

"Daerah masuk zona merah, malah dikatakan aman. Kalau ingin promosikan wisata yang baik-lah," ujarnya.

"Dari kemarin sampai sekarang sekitar belasan wisman hendak naik ke Pura Pasar Agung, tapi kami tak izinkan. Alasannya mereka naik karena mendapat informasi dari hotel jika kondisi Gunung Agung aman. Bule yang naik ke gunung berpatokan dengan informasi ini," tambah Pawana.

Seharusnya, harap Pawana, hotel memberi informasi terbaik untuk kepentingan pariwisata.

Bukan malah beri info yang salah.

Seandainya terjadi sesuatu kepada si bule, dampaknya pasti ke pariwisata.

Pasebaya dan relawan lainnya juga terbebani jika seandainya terjadi sesuatu ke wisatawan.

Adapun kedua WNA Australia tersebut beserta sopir diminta membuat surat pernyataan, dan tidak mengulang perbuatannya.

Mereka kemudian dipersilakan kembali ke penginapan.









sumber : tribun
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen