Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » Guru Piduka Dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih Mohon GA Tak Meletus

Guru Piduka Dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih Mohon GA Tak Meletus

Written By Dre@ming Post on Minggu, 19 November 2017 | 9:55:00 AM

Digelar Upacara Guru Piduka di Pura Penataran Besakih

AMLAPURA - Ritual guru piduka dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih, tepatnya di mandala keempat linggih Ida Bhatara Sunaring Jagat pada Saniscara Paing Langkir, Sabtu (18/11).

Tujuannya dalam upaya meredam ancaman erupsi Gunung Agung (GA) yang sempat berstatus Awas sejak, Jumat (22/9) lalu kemudian diturunkan jadi Siaga pada, Minggu (29/10) hingga saat ini. Sebanyak delapan sulinggih katuran mapuja, pamuspaan pun berlangsung khusyuk, walau selama prosesi upacara diguyur hujan.

Jalannya upacara dikoordinasikan Jro Mangku Darma, Pamangku di Pura Penataran Agung Besakih bersama pangayah Made Karmiasa. Prosesi upacara dimulai pada pukul 11.30 Wita diawali membersihkan seluruh areal upacara dengan memercikkan tirta di dilakukan segenap pamangku disusul sebanyak 9 kali ngayab banten pacaruan, agar sebanyak 9 penjuru mata angin bersih dari pengaruh bhuta kala. Di samping itu agar unsur bhuta kala benar-benar somya (netral). Setelah itu barulah menggelar upacara untuk Dewa Yadnya, dan diakhiri muspa sebanyak 11 kali.

Delapan sulinggih katuran mapuja, yakni Ida Pandita Mpu Nabe Daksa Putra Yoga dari Griya Agung Wana (Banjar Tenten, Kelurahan Pemecutan Kelod, Denpasar Barat), Sri Mpu Darma Dasi dari Griya Taman Sari (Banjar/Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli), Ida Sri Begawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun dari Griya Kedatuan Kawista (Banjar Munduk Ngandang, Desa Blatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan), Ida Jro Dukuh Udhalaka Dharma dari Griya Marga Sunia (Banjar Tektek, Desa Peguyangan, Denpasar Utara), Ida Pedanda Gede Wayan Datah dari Griya Pekarangan (Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem), Ida Pedanda Putra Lor Singarsa dari Gria Simpangan Buduk (Desa/Kecamatan Mengwi, Badung), Ida Bujangga Rsi Waisnawa Agni Hare Wijaya Dewa dari Gria Bujangga Waisnawa Basundari Batur Anyar (Jalan Belege, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar), Ida Bujangga Rsi Waisnawa Agni Istri hare Trinetra Dharii dari Gria Bujangga Waisnawa Basundari Batur Anyar (Jalan Belege, kecamatan Blahbatuh, Gianyar).

Jro Mangku Darma mengatakan, upacara guru piduka atau permohonan maaf atas perbuatan umat sedharma selama ini, baik disengaja maupun tidak disengaja, agar Ida Bhatara menganugerahi karahayuan dan keselamatan. Sehingga, ancaman erupsi Gunung Agung yang telah ribuan kali menimbulkan gempa, bisa dicegah.

Apalagi Sang Maha Pemurah katanya selama ini telah melimpahkan rahmatnya, kali ini dikembalikan dalam bentuk yadnya disertai permohonan maaf. "Makanya ritual ini dinamai guru piduka," jelas Mangku Darma.

Hal senada diungkapkan Jro Mangku Suyasa pamangku di Pura Mrajan Kanginan. Guru piduka merupakan ritual untuk menetralisir segala kekeliruan yang diperbuat umat sedharma. "Kita sebagai umat mesti sadar, perbuatan selama ini bisa saja ada unsur salahnya walau dilakukan secara tidak sengaja. Makanya dinetralisir dengan ritual guru piduka," katanya.

Pujawali Pura Batumadeg Besakih, Nyejer Hanya Sehari

Sementara itu 2 pedanda katuran muput pujawali di Pura Batumadeg Besakih di Banjar Batumadeg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Saniscara Paing Langkir, Sabtu (18/11).

Awal pamuspaan diwarnai cuaca mendung dan diguyur hujan saat pamuspaan berakhir. Ida Bhatara nyejer hanya satu malam, rencananya nyineb pada Redite Pon Medangsia, Minggu (19/11) hari ini. Hal ini mengingat situasi masih darurat, yakni Gunung Agung berstatus siaga dan Desa Besakih masuk kawasan rencana bencana (KRB) III yang warganya masih mengungsi.

Dua pedanda yang muput pujawali, yakni Ida Pedanda Made Manggis dari Griya Gaga, Banjar Siladan, Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli dan Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Dangin dari Griya Buda, Banjar Nongan Kaler, Desa Nongan, Kecamatan Rendang.

Prosesinya diawali menggelar pabersihan di areal mandala upacara dengan memercikkan tirtha dilakukan segenap pamangku. Disusul menggelar banten pacaruan untuk menyomiakan unsur bhuta kala dengan ngayab banten sebanyak tiga kali. Selanjutnya melakukan Puja Trisandya bersama, disusul muspa tujuh kali, dan diakhiri mohon tirtha.

Pujawali yang terlaksana setiap setahun sekali biasanya Ida Bhatara nyejer selama tiga hari, namun kali ini hanya satu hari saja.

Jro Mangku Widiartha, pamangku di Pura Batumadeg Besakih mengatakan, mengingat situasi masih darurat sehingga pujawali kali ini dipersingkat. "Sebenarnya dua malam makemit di Pura Batumadeg, sehari sebelumnya dan puncak pujawali. Sebab, Ida Bhatara katedunang pada Sukra Umanis Langkir, Jumat (17/11)," jelas Mangku Widiartha.

Hadir dalam upacara kemarin Bupati Bangli I Made Gianyar, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, dan undangan lainnya.









sumber : NusaBali
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen