Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , , , » Gredeg: Peta Wilayah Menentukan, Usung Rai Mantra Gerindra "Ceraikan" KBM

Gredeg: Peta Wilayah Menentukan, Usung Rai Mantra Gerindra "Ceraikan" KBM

Written By Dre@ming Post on Jumat, 07 Juli 2017 | 8:50:00 AM

Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan I Wayan Geredeg
Gerindra 'Cerai' dengan KBM di Pilgub 2018

DENPASAR -  Gerindra hampir dipastikan akan cerai dari Koalisi Bali Mandara (KBM) yang dimotori Golkar-Demokrat dalam tarung Pilgub Bali 2018

Gerindra telah mengarah usung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, bersama NasDem-PKPI-PAN, sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, Nyoman Suyasa, yang diberikan kepercayaan oleh partainya untuk menggalang koalisi menuju tarung Pilgub 2018, mengatakan Gerindra bersama parpol koalisi yang diajak komunikasi (NasDem-PKPI-PAN) sudah mengarah ke Rai Mantra. Bahkan, sudah disiapkan kontrak politik untuk Rai Mantra.

Menurut Suyasa, pihaknya sudah koordinasi dengan Ketua DPD Gerindra Bali, IB Putu Sukarta, untuk menyikapi langkah-langkah strategis menyangkut dukungan ke Rai Mantra. “Perintah Pak Ketua DPD Gerindra (IB Sukarta), menunggu perkembangan di PDIP, karena Rai Mantra informasinya mau mendaftar di sana. Ya, kami tunggu,” ujar Suyasa yang juga Ketua DPC Gerindra Karangasem di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Kamis (6/7).

Suyasa sekarang memantau apakah Rai Mantra benar-benar mendaftarkan pencalonannya ke Sekretariat DPD PDIP Bali atau tidak. Sebelumnya, Rai Mantra sudah diambilkan formulir bakal Gabub Bali oleh timnya di DPC PDIP Denpasar. “Saya belum tahu persis kapan Rai Mantra akan mendaftar ke PDIP,” tandas anggota Komisi III DPRD Bali ini.

Sementara, Ketua DPD Gerindra Bali IB Sukarta alias Gus Sukarta menyebutkan, menghadapi Pilgub Bali 2018, partainya bisa saja membuka pendaftaran calon dan mengusung paket calon, kalau komunikasi politik dengan partai-partai lain membuahkan hasil dalam bentuk koalisi. “Tapi, kita tunggu perkembangan-lah. Politik jelang Pilgub Bali ini dinamis sekali,” jelas Gus Sukarta saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.

Soal peluang Gerindra gabung lagi ke KBM yang dimotori Golkar-Demokrat seperti Pilgub Bali 2013, menurut Gus Sukarta, hingga saat ini partainya belum ada kesepakatan apa pun dengan KBM. “Ya, belum ada kesepakatan apa-apa dengan KBM,” ujar politisi asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan yang kini anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Gerindra Dapil Bali ini.

Gus Sukarta menegaskan, kalau bisa berkoalisi dengan partai lain hingga memenuhi syarat minimal 20 persen suara parlemen hasil Pileg 2014, Gerindra bisa saja membuka pendaftaran calon. “Nah, itu baru prediksi. Kita juga ingin komitmen bahwa Gerindra memberikan kesempatan kepada kader sendiri untuk maju ke Pilkada 2018,” tegas mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini.

Gus Sukarta menegaskan, perlakuan untuk memberikan peluang kepada kader sendiri untuk maju tarung, tidak hanya berlaku di Pilgub Bali 2018, melainkan diberlakukan juga dalam Pilkada Gianyar 2018 dan Pilkada Klungkung 2018. “Kader kita beri peluang yang sama di Pilkada serentak 2018,” katanya.

Jika nanti Gerindra benar-benar berkoalisi dengan NasDem-PKPI-PAN mengusung Rai Mantra sebagai Cagub Bali, maka akan terjadi tarung segitiga di Pilgub Bali, 27 Juli 2018 mendatang. Tarung segitiga nantinya akan melibatkan PDIP-Hanura, Golkar-Demokrat, dan Gerindra-NasDem-PKPI-PAN.

Koalisi Gerindra-NasDem-PKPI-PAN memenuhi syarat minimal untuk mengusung paket calon ke Pilgub Bali 2018, karena berkekuatan 11 kursi DPRD Bali atau 20 persen suara parlemen hasil Pileg 2014. Rinciannya, 7 kursi DPRD Bali (12,72 persen suara parlemen) milik Gerindra, 2 kursi DPRD Bali (3,64 persen suara parlemen) milik NasDem, 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik PKPI, dan 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik PAN.

Sedangkan PDIP-Hanura yang digadang-gadang akan mengusung Wayan Koster (Ketua DPD PDIP Bali) sebagai Cagub Bali 2018, maju tarung ke Pilgub dengan modal awal 25 kursi DPRD Bali (45,45 persen suara parlemen). Rinciannya, 24 kursi DPRD Bali (43,63 persen suara parlemen) milik PDIP dan 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik Hanura.

Sebaliknya, Golkar-Demokrat yang dipastikan akan mengusung Ketut Sudikerta (Ketua DPD I Golkar Bali) sebagai Cagub Bali 2018, maju tarung ke Pilgub dengan modal awal 19 kursi DPRD Bali (34,55 persen suara parlemen). Rinciannya, 11 kursi DPRD Bali (20,00 persen suara parlemen) milik Golkar dan 8 kursi DPRD Bali (14,55 persen suara parlemen) milik Demokrat.

Geredeg Sarankan Segi Kewilayahan

DENPASAR - Geredeg sendiri mengatakan belum punya minat maju sebagai Cawagub, meski namanya masuk dalam survei DPP Golkar bersama 6 kandidat lainnya. Terkait Cawagub untuk Sudikerta, Pak Oles Dukung Mudarta.

Kader senior Partai Golkar yang juga Ketua Korwil Bali DPP Partai Golkar, I Wayan Geredeg menyarankan Cagub Partai Golkar, I Ketut Sudikerta yang berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali) mencari pendamping atas dasar pemetaan wilayah. Geredeg mengatakan wilayah Buleleng paling layak dipertimbangkan ketika menunjuk Cawagub untuk Sudikerta.

Geredeg mengatakan survei kandidat cawagub yang sedang berjalan saat ini memang menjadi rujukan ketika mencari figur pendamping Sudikerta di Pilgub Bali 2018 mendatang. “Tetapi peta wilayah juga wajib dipertimbangkan. Buleleng salah satunya. Buleleng wilayah dengan pemilih terbesar di Bali. Ya harus bisa mempetakan dan menarik pemilih di sana. Maka harus dipertimbangkan kewilayahan itu,” ujar Geredeg di sela-sela perjalanan menuju Pura Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (6/7) kemarin.

Geredeg sendiri mengatakan dirinya belum punya minat maju sebagai Cawagub. Meski namanya masuk dalam survei DPP Partai Golkar bersama 6 kandidat Cawagub lainnya untuk berdampingan dengan Sudikerta. ”Kalau saya sendiri belumlah. Biarkan yang lain menjadi pendamping Sudikerta,” kata mantan Bupati Karangasem dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) ini.

Geredeg mengharapkan penetapan Cawagub SGB tidak tunjuk sana tunjuk sini. Harus berdasarkan survei, kemudian peta wilayah yang menyedot fanatisme kedaerahan. “Misalnya Buleleng. Harus dipikirkan itu. Buleleng adalah pemilih terbesar untuk pemilu,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem ini.

Geredeg berharap yang tampil menjadi paket Sudikerta nanti bisa dari non kader supaya bisa merangkul suara dari luar Golkar. “Saran saya pakai non kader supaya bisa merangkul suara non Golkar. Kan bisa dari partai lain bisa independen,” tegas Geredeg. Sementara munculnya Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta sebagai kandidat Cawagub Sudikerta yang ikut disurvei DPP Partai Golkar membuat kader elite Demokrat memberikan dukungan.

Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali, I Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles yang juga salah satu kandidat cawagub yang disurvei malah memberikan dukungan untuk Mudarta. “Kalau Pak Mudarta maju Pilgub 2018 kami akan dukung penuh. Itu sudah konsekuensi kader partai namanya,” ujar Pak Oles.

Pak Oles mengatakan sosok Mudarta sebagai Ketua DPD Demokrat Bali memang sudah layak diusung partai maju dalam Pilkada 2018 mendatang. Demokrat Bali tinggal mencari koalisi saja supaya bisa mengusung calon. “Tinggal mencari koalisi saja di Pilgub Bali 2018. Nah ini kan semuanya tergantung DPP Partai dan DPD Demokrat Bali, dengan melihat peta politik yang berkembang,” tegas politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng yang sudah kenyang dengan asam garam dunia politik ini.





sumber : Nusabali
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen