Petugas kepolisian menemukan foto semasa hidup pasangan suami istri Mangku Kadek Supartayasa dan Desak Gede Yuliartini saat Olah TKP di kamar kos jalan Tukad Badung, Denpasar, Selasa (23/8/2016) |
SINGARAJA - Rumah Mangku Nyoman Suarta di Jalan Kutilang, Kelurahan Seririt, Buleleng tampak sepi, Rabu (24/8/2016).
Mangku Nyoman Suarta adalah adik kandung Mangku Kadek Supartayasa yang ditemukan tewas bersama istrinya, Desak Gede Yuliartini di dalam kamar kosnya Jalan Tukad Badung XIV No. 8 Denpasar.
Saat didatangi, istrinya, Komang Pawiarti menyahut sembari keluar dari dalam rumah.
Dari balik pagar rumah yang tertutup, ia mengatakan jika suaminya sedang tidak ada di rumah.
Mangku sejak Selasa (23/8/2016) sore pergi ke RSUP Sanglah setelah mendapat kabar kematian sang kakak.
“Suami saya gak ada, kemarin sore berangkat ke Badung, ke Sanglah setelah dapat kabar kakaknya meninggal. Dia langsung shock sekali setelah dapat kabar, soalnya meninggalnya seperti itu,” ujar Pawiarti.
Perempuan ini mengatakan jika kakak iparnya itu sudah lama tidak pulang ke rumahnya di Seririt.
Bahkan di Seririt, Supartayasa disebut sudah tidak memiliki rumah tinggal.
Di Seririt, Supartayasa yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara memiliki saudara Suarta yang merupakan adiknya dan seorang kakak kandung.
Tidak ada anaknya yang tinggal di Buleleng, sehingga itulah yang mungkin menjadi alasan almarhum tidak pernah pulang kampung.
Pawiarti juga tidak begitu mengenal kakak iparnya itu karena memang jarang pulang kampung.
Bahkan berkunjung ke rumahnya saja selama ini tidak pernah.
“Gak pernah pulang dia, tiap ada hari raya maupun upacara juga tidak pulang. Makanya saya juga tidak begitu kenal karena selama tidak pernah lihat,” ungkapnya.
Ia juga tidak mengetahui keseharian dan kepribadian kakak iparnya itu.
Terlebih alasan dibalik bunuh dirinya serta pembunuhan terhadap istrinya.
Terakhir kali ia hanya mendengar jika Supartayasa kesulitan ekonomi sampai menjual tanah warisan di Bangli.
“Kabarnya sih dulu pernah dapat warisan tanah di Bangli tapi sudah dijual. Lumayan lama di merantau di Badung, gak pernah pulang ke sini,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, hasil penyidikan polisi, diduga Supartayasa menghabisi istrinya, lalu bunuh diri.
Kedua korban yang tinggal di Jalan Tukad Badung XIV Denpasar ini ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Supartayasa menggantung di plafon kamar mandi.
Sedangkan Yuliartini tersungkur bersimbah darah dengan kondisi setengah telanjang di lantai kamar mandi.
Posisi keduanya berdekatan.
Dugaan Supartayasa yang menghabisi istrinya ini dikatakan oleh Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo yang ikut dalam olah TKP.
Ia menyatakan, Yuliartini sempat mengalami penganiyaan terlebih dahulu sebelum tewas.
“Jika dilihat dari temuan di TKP, ada penganiayaan. Dari awal dicekik dan kemudian kepalanya dibenturkan di dinding lantai dan menyebabkan luka dan meninggal dunia di tempat," ucapnya di tempat kejadian perkara, Denpasar, Bali, Selasa (23/8/2016).
Setelah mengetahui sang istri tewas, kemungkinan Mangku merasa bersalah dan memutuskan untuk bunuh diri dengan cara gantung diri.
sumber : tribun