Seorang warga mendekati bangkai paus yang mati terdampar di pantai Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Minggu (7/8/2016). |
SINGARAJA - Seekor paus ditemukan nelayan sudah mati membusuk di pantai Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Minggu (7/8/2016).
Paus itu diduga mati terdampar di pantai karena terseret ombak.
Kepala Satuan Polisi Perairan (Kasatpolair) Polres Buleleng, Putu Aryana mengatakan, paus itu ditemukan oleh seorang nelayan sekitar pukul 12.30 Wita.
Ketika itu, nelayan merasa curiga dengan bau busuk yang menyeruak di sekitar pantai.
Saat berusaha mencari sumber aroma tak sedap tersebut, nelayan itu menemukan bangkai paus yang sudah membusuk.
Ia menduga paus itu sudah terdampar dan mati sehari sebelum ditemukan.
Petugas yang mendapat laporan dari nelayan terkait penemuan bangkai paus itu langsung melihat ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Namun sesampainya di lokasi, bangkai paus itu telah dipotong-potong oleh warga.
Warga menurutnya memanfaatkan minyak dari bangkai paus itu untuk keperluan pengobatan.
“Kita sudah dapat laporan dari masyarakat penemuan paus itu. Dari laporan petugas di lapangan, pausnya masih berusia kecil, umurnya masih belum kita pastikan.
Tapi pausnya sudah dipotong-potong oleh warga, diambilnya minyaknya katanya, mungkin untuk pengobatan,” ujarnya.
Ia mengaku sudah mengimbau kepada warga agar ketika menemukan paus lagi yang telah mati supaya dikubur dan tidak dibagi-bagi.
Sementara jika menemukan dalam keadaan hidup agar menolongnya untuk membawanya kembali ke perairan.
Selama ini pada saat patroli maupun laporan dari nelayan banyak dijumpai paus melintas di perairan Buleleng Timur.
Meski masih belum tergolong sebagai hewan yang dilindungi, tetapi ia melarang perburuan hewan mamalian tersebut.
“Cukup banyak paus yang melintas di pantai, kita pernah dapati ada yang terdampar di Sangsit, Kubutambahan dan Tejakula. Kita sudah sosialisasi kepada para nelayan supaya kalau ketemu paus biar tidak ditangkap,” pungkasnya.
sumber : tribun