Evakuasi jazad Narinten |
Luka memar pada bagian kepala belakang yang menyebabkan pendarahan di dalam otaknya.
Fakta ini terungkap melalui autopsi yang dilakukan oleh Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah pada Rabu (4/5/2016) lalu.
“Penyebab kematian akibat luka memar karena benda tumpul pada bagian belakang yang menyebabkan pendarahan pada otaknya,” jelas Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, Denpasar, Senin (9/5/2016).
Benda tumpul yang menghantam bagian belakang kepala Narinten juga membuat wajahnya terjerembak.
Selain mengalami luka memar akibat benda tumpul, dr Dudut juga menemukan luka akibat senjata tajam pada pipi bagian kiri.
“Ada luka senjata tajam yang terdapat di sebagian pipi kiri. Pada setengah wajahnya mengalami luka tebasan,” ucapnya.
Kemudian dia juga melihat luka memar pada bagian bawah bibir Narinten.
Sementara itu, jenazah Narinten diperkirakan meninggal tiga hari sebelum autopsi oleh pihaknya.
Kulit pada jenazah juga sudah mengalami perubahan warna.
“Jenazah sudah menghitam karena mengalami perubahan warna,” ucapnya.
Jenazah juga mengalami pembusukan, itu terbukti dari bau yang menyengat saat jenazah diperiksa oleh pihaknya.
“Jenazah mengeluarkan bau busuk saat diperiksa,” ujarnya.
Jasad Ketut Narinten pada rabu (4/5/2016) telah menjalani autopsi pada pukul 12.00 Wita dan selesai sekitar 13.00 Wita.
Jenazah pun langsung dipulangkan oleh ambulance RSU Buleleng pada pukul 15.00 Wita.
Ditemukan Linggis dan Celana Berceceran Darah
Kelian Dusun Pasar Desa Anturan, Ketut Suartha mengatakan, ada sejumlah kejanggalan saat polisi melakukan olah TKP atas kematian Ketut Narinten.
Olah TKP yang melibatkan seekor anjing pelacak ini dimulai dari tegalan tempat ditemukannya jasad Narinten.
Anjing pelacak yang dilibatkan dalam proses olah TKP itu mengendus-endus dan dari tegalan berjalan menuju rumah suami Narinten, Ketut Nurata di Dusun Pasar, Desa Anturan.
Di rumah yang ditempati Nurata dan istri keduanya itu polisi menemukan benda mencurigakan.
Benda itu sebuah linggis dan celana hitam yang terdapat ceceran darah yang telah mengering.
Saat polisi mengaklarifikasi benda tersebut, Nurata dan istri keduanya memberikan keterangan yang berbeda.
Suartha mengetahui persis peristiwa itu karena turut mendampingi polisi saat olah TKP.
Polisi Tunggu Hasil Autopsi
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Nyoman Suarnata mengatakan, ada indikasi pembunuhan dalam kematian Narinten.
Kejanggalan itu ditemukan saat polisi melakukan olah TKP.
Meski begitu, kini polisi akan menunggu hasil autopsi dari RSUP Sanglah yang akan keluar Selasa (10/5/2016) besok.
“Kami masih tunggu hasil autopsinya, Selasa rencana keluar. Ada indikasi ke sana (pembunuhan). Saat olah TKP, anjing pelacak menemukan linggis dan celana berisi bercak darah, ini masih kita bawa ke Labfor Denpasar. Kita sedang cari siapa pelakunya,” kata Suarnata.
Tetangga Narinten, Ketut Ganteng mengatakan, kesehariannya nenek tersebut sering menyabit rumput di tegalan sekitar rumahnya untuk makan ternak.
Ia yang tinggal tidak jauh daru rumah Narinten seringkali mendengar nenek tersebut sering bertengkar.
“Dia sehari-hari cuma ngarit saja di tegalan. Sering sekali dia bertengkar nggak tahu masalahnya apa,” katanya.
sumber : tribun