Anggota STT di Desa Tegallalang Gianyar, Bali memasang penjor hasil kreasi mereka, Selasa (9/2/2016). |
GIANYAR - Sekaa Teruna Teruni (STT) Parama Chanti Banjar Gagah, dan STT Dharma Winangun Banjar Pejengaji, Desa Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, setiap perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan selalu munculkan inovasi untuk memadukan antara spiritual dan seni dalam membuat penjor Galungan.
Pada Galungan kali ini, mereka bersepakat membuat penjor warna-warni dengan mengambil warna Dewata Nawa Sanga (Dewa yang mengusai sembilan penjuru mata angin).
Masing-masing rumah tangga mendapatkan satu warna yang digunakan untuk menghiasi penjor mereka.
Masing-masing rumah tangga membuat satu penjor dengan warna berbeda-beda sesuai hasil undian.
"Ide ini muncul sejak enam bulan lalu. Jadi sejak galungan kemarin kami memang sudah rencanakan bagaimana membuat sesuatu yang berbeda, namun tetap dengan semangat mempersatukan kita semua," kata Agus Arya Prayoga, salah satu pencetus ide pembuatan penjor warna dewata nawa sanga ini, Selasa (9/2/2016).
Sembilan dewa penguasa penjuru mata angin dengan warna yang berbeda-beda menurut ajaran Hindu Dharma antara lain Dewa Wisnu (hitam), Dewa Shambu (biru), Dewa Maheswara (merah muda), Dewa Brahma (merah), Dewa Rudra (jingga), Dewa Mahadewa (kuning), Dewa Sangkara (hijau), Dewa Siwa (lima warna/panca warna), dan Dewa Iswara (putih).
"Kalau pada Galungan sebelum-sebelumnya, kami juga selalu kompak. Kompak menghias dengan bahan tertentu. Misalnya dulu kami pernah sepakat menggunakan bahan-bahan alami saja. Pernah juga sepakat menggunakan warna merah semua pada kain yang menutupi bambunya, ya intinya untuk menjalin solidaritas dan persatuan saja," kata Agus yang juga selaku ketua STT Dharma Winangun ini.
Penjor warna warni dewata nawa sanga ini bisa dilihat mulai dari areal Pura Desa Tegallalang, yang ada di kawasan Banjar Pejengaji ke utara, sampai pada Kawasan rumah warga di Pura Bolo yang berada di lingkungan Banjar Gagah, Tegallalang, Gianyar, Bali. Sekitar 500 meter kita akan melihat bagaimana semua penjor dibuat dengan warna yang berbeda-beda.
Kendatipun berbagai inovasi telah mereka hasilkan, namun tak satupun penjor yang melupakan unsur-unsur wajib yang harus ada dalam penjor galungan dan kuningan ini.
sumber : tribun