SINGARAJA - Dia terpilih menjadi Perbekel Tampekan, Kecamatan Banjar, Buleleng melalui Pilkel serentak, 4 November 2015 lalu.
Komang Sari Darmawati yang masih tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan Golongan IIB, merupakan satu-satunya wanita yang terpilih dalam Pilkel serentak di 42 desa se-Kabupaten Buleleng, 4 November 2015 lalu. Pilkel serentak di Buleleng yang melambungkan nama Sari Darmawati tersebut menjadi Pilkel serentak pertama di Provinsi Bali. Pilkel serentak ini digelar sesuai PP 43 Tahun 2014 yang diamanatkan oleh UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dalam Pilkel 2015 serentak di Kabupaten Buleleng tersebut, tercatat ada 123 Calon Perbekel yang bertarung di 42 desa. Dari jumlah itu, tercatat ada dua kandidat perempuan. Pertama, Komang Sari Darmawati yang nyalon di Pilkel Tampeken, Kecamatan Banjar. Kedua, Ni Nyoman Renasih, yang calon di Pilkel Girimas, Kecamatan Sawan.
Namun, saat coblosan Pilkel 2015, hanya Sari Darmawati yang berhasil lolos. Sari Darmawati unggul telak dari tiga calon lainnya di Pilkel Tampekan, dengan mendominasi 436 suara dari total daftar pemilih tetap (DPT) 764 orang. Saay maju ke Pilkel 2015 kala itu, Sari Darmawati berstatus sebagai Penjabat Perbekel Tampekan. Dia juga masih me jabat Sekretaris Desa (Sekdes) Tampekan, Kecamatan Banjar.
Karena satu-satunya perempuan, tak heran jika Sari Darmawati menjadi pusat perhatian dalam acara pelantikan Perbekel secara serentak yang digelar di Gedung Mr Ketu Pudja di bekas Pelabuhan Buleleng di Kota Singaraja, Selasa (15/12). Pelantikan dan pengambilan sumpah 42 Perbekel, Selasa kemarin, dilakukan langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Sari Darmawati yang kini berusia 37 tahun, memulai kariernya sebagai staf Bendahara Kantor Camat Seririt, Buleleng. Kemudian, Sari Darmawati dialihkan menjadi Sekdes Tampekan sejak 2013. Setahun kemudian, istri dari I Komang Ariawan ini ditunjuk sebagai Penjabat Perbekel Tampekan sejak 2014. Masalahnya, Perbekel Tampekan kala itu, I Putu Suastika, telah habis masa jabatannya. Sedangkan Pemilihan Perbekel tidak diizinkan digelar tahun 2014, karena tengah berlangsung Pilpres 2014.
Sesuai UU Desa, maka dilaksanakan Pilkel 2015 serentak. Sari Darmawati pun ikut mendaftar sebagai Calon Perbekel. Dia menghadapi tiga kandidat lainnya yang semua laki-laki di Pilkel Tampekan 2015, masing-masing I Wayan Puja Astawa, I Ketut Sumada, dan I Ketut Suardika.
Ternyata, Sari Darmawati keluar sebagai jawara dengan mendominasi 436 suara. Sedangkan sisa 328 suara lainnya terbagi untuk Puja Astawa, Ketut Sumada, dan Ketut Suardika. Maka, perempuan kelahiran Desa Tampekan, 5 Juni 1978, ini pun membukukan sejarah sebagai ‘Perempuan Pertama di Bali Terpilih Jadi Perbekel lewat Pilkel Serentak’.
Pencalonan Sari Darmawati ke Pilkel Tampekan 2015 juga terbilang unik. Awalnya, Sari Darmawati mengaku tidak begitu tertarik dengan urusan politik, apalagi mencalonkan diri. Namun, karena dorongan dari para tokoh masyarakat dan warga sekampung, ibu dua anak ini akhirnya luluh dan bersedia maju.
“Saya mendaftarkan diri di hari terakhir pendaftaran, sudah mau penutupan kala itu, karena awalnya saya tidak berniat. Tapi, karena BPD dan LPM, juga warga meminta saya, kebetulan keluarga mendukung, ya saya akhirnya mau mendaftar,” tutur Sari Darmawati seusai pelantikan di Singaraja, Selasa kemarin.
Karena dorongan itu pula, Sari Darmawati menganggap Pilkel Tampekan 2015 tidak ada kaitannya dengan politik. Di samping itu, seluruh calon juga mengedepankan kebersamaan dalam proses Pilkel.
“Karena ada dorongan dari masyarakat itu, Pilkel saya anggap bukan urusan politik. Saya anggap mencalonkan diri untuk memenuhi keinginan masyarakat,” kenang perempuan dengan pendidikan formal terakhir SMEA Singaraja ini. “Saya lebih memilih sebagai Perbekel, bukan meniti karier di PNS, karena ada dorongan dari masyarakat. Selain itu, sebagai Perbekel maupun PNS sama saja, karena sama-sama mengabdi dan melayani masyarakat,” imbuhnya.
Namun, usut punya usut, Sari Darmawati memang memiliki garis keturunan sebagai Perbekel di Desa Tampekan. Pasalnya, almarhum ayahnya, I Ketut Karta, juga pernah menjadi Perbekel Tampekan dan menjabat hingga dua kali periode.
sumber : NusaBali