Kaca jendela kamar pecah, pintu ventilasi yang berada persis di atas jendela tampak terbuka.
Tampak seorang office boy sedang membersihkan kamar yang menjadi saksi bisu dari kematian Solehan (40), Kamis (9/7/2015) sekitar pukul 23.45 Wita.
Pemilik hotel, Made Darmaja, mengakui bahwa pada malam Jumat itu telah terjadi pembunuhan di penginapan miliknya itu.
"Tadi malam memang ada pembunuhan di sini," ujar Darmaja, sembari menunjuk lokasi kamar tersebut.
Namun Darmaja tak paham mengenai kronologi kejadian naas itu.
Saat kejadian berlangsung, ia sedang berada di rumahnya di Banjar Tengah, Desa Adat Ubung, Denpasar.
Darmaja baru tahu setelah mendapat informasi dari seorang karyawannya.
Saat tiba di lokasi, Darmaja sudah melihat sejumlah aparat dari Polsek Denpasar Barat mengamankan penginapannya tersebut.
"Ya saya lihatnya demikian, mereka berada di dalam kamar tersebut," ujarnya.
Meski tak melihat secara langsung, namun CCTV yang ia pasang di setiap sudut hotel memperlihatkan detail mengenai pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Joko Harianto.
"Saya tahu dari CCTV, semua tampak jelas di sana," jelas Darmaja, yang mengenakan pakaian adat madya.
Sejumlah barang bukti termasuk anak buah Darmaja yang melihat secara langsung kejadian sudah diperiksa di Polsek Denpasar Barat.
Sementara itu, di Polsek Denpasar Barat, seorang saksi I Made Yuliana menceritakan, pelaku datang ke hotel tersebut sekitar pukul 23.45 Wita.
Menurut resepsionis hotel ini, pelaku datang dengan anaknya yang berinisial WR.
Sesampainya di hotel, mereka sempat bertanya kepada dirinya yang malam itu bertugas.
Setelah mendapat informasi bahwa Solehan dan istrinya Ni Made Yuliani ada di kamar 105, John bergegas menghampirinya.
Namun dua orang yang berada di dalam kamar tak membukakan pintu.
Pelaku kemudian nekat masuk ke dalam kamar melalui ventilasi.
Dari dalam kamar kemudian terdengar cekcok antara pelaku dengan korban.
Sementara itu, istri pelaku yang diduga menjadi selingkuhan korban segera keluar kamar dan memberitahu resepsionis untuk meminta tolong.
"Dia meminta tolong kepada saya. Saya kemudian menuju kamar itu," jelasnya.
Namun, niatan untuk melerai ini tak jadi ia lakukan.
Waktu itu ia melihat pelaku kalap dan keluar membawa pisau berlumuran darah.
Ia lalu berusaha menolong korban.
Namun, saat itu pelaku kembali ke kamar dan menuju ke kamar mandi.
"Tak lama dia keluar dan meninggalkan hotel," ujarnya.
Saksi kemudian bersama dengan pegawai hotel lainnya masuk ke kamar dan mendapati korban sudah tertelungkup di kamar mandi.
"Karena takut terjadi apa-apa kami melaporkannya ke pihak kepolisian," jelas I Made Yuliana.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana mengatakan, pihaknya sudah mengantongi identitas pelaku.
Saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mencari keberadaan pelaku.
Karena itu, ia meminta kepada pelaku untuk menyerahkan diri secara baik-baik.
Sebab, seluruh ruang pergerakan sudah ditutup.
Selain itu, rekaman CCTV juga sudah didapat.
"Tidak ada ruang lagi, silakan kami imbau untuk menyerahkan diri," jelas dia.
Berdasarkan keterangan beberapa saksi, diketahui pelaku nekat membunuh karena rasa sakit hati istrinya selingkuh dengan korban di hotel tersebut.
"Itu yang kami dengar dari sejumlah saksi," kata Sudana.
Selain itu pihaknya juga menyita sejumlah barang bukti di antaranya dua motor milik saksi Ni Made Yuliana dan pelaku, rekaman CCTV, dan barang yang ada di TKP kamar hotel nomor 105.
"Kami gunakan untuk menguak kasus ini," ucapnya.
Made Yuliani Istri Siri Korban Pembunuhan yang Sudah 4 Kali Menikah
DENPASAR - Pada Kamis malam (9/7/2015) telah terjadi pembunuhan di kamar No 105 Hotel Diana, Jalan Pidada, Ubung, Denpasar, Bali.
Pembunuhan dilakukan oleh Joko Harianto pada seorang pria yang bernama Solehan yang diduga sebagai selingkuhan istrinya Ni Made Yuliani.
Ditemui di Mapolsek Denpasar Barat, saudara kandung Solehan, Solihin mengatakan, bahwa kakak kandungnya tersebut sudah empat kali menikah.
Dua kali menikah secara resmi dan dua kali menikah siri.
"Ketiganya sudah cerai. Tinggal dia dengan istrinya yang sekarang ini," ujarnya.
Ia membantah bahwa Solehan dengan Ni Made Yuliana adalah pasangan selingkuh.
Kata dia, kakaknya sudah menikah sirih dengan perempuan tersebut sejak tiga tahun yang lalu.
"Mereka sudah tiga tahun menikah sirih, jadi tidak mungkin selingkuh," ucap Solihin.
Ia sendiri menceritakan awal mula pertemuan antara korban dengan perempuan tersebut.
Menurutnya mereka bertemu di terminal Ubung.
Kebetulan perempuannya bekerja sebagai seorang penjual tiket, sedangkan kakaknya adalah orang yang mencari penumpang untuk bus Dahlia.
Singkat kata, pertemuan tersebut kemudian menumbuhkan benih-benih asmara.
Terlebih, suami istri siri kakaknya yakni Joko merupakan sopir Bus Dahlia yang sering pergi ke luar kota.
Karena itu, mereka kemudian memutuskan untuk menikah secara siri.
"Ya menikah siri di Banyuwangi. Tiga tahun yang lalu," ucapnya.
Ia mengatakan sekitar setahun yang lalu, perempuan dan suaminya Joko memutuskan untuk bercerai.
Namun, hingga saat ini proses itu masih berlangsung dan belum ada putusan dari pengadilan agama.
Walaupun demikian, secara agama mereka sudah pisah karena sudah talak tiga.
"Jadi sekali lagi bukan perselingkuhan," jelas dia.
Istri siri kakaknya ini juga pernah mengatakan kepadanya, kalau selama menikah dengan suaminya yang dulu, sering dikasari.
Karena itu, tak betah dan memutuskan untuk bercerai.
"Ya dia bilang sering diperlakukan kasar. Termasuk dipukul," ucapnya.
Meski mengaku masih kaget dengan kepergian saudaranya itu, ia mengatakan iklas.
Rencanya setelah menyelesaikan administrasi, ia akan membawa jasad kakaknya ke Banyuwangi untuk dikebumikan.
"Ya nanti akan dikebumikan," ujarnya.
sumber : tribun