Ibunda siswa SMAN 7 Denpasar menangisi anaknya yang tewas di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Kamis (30/4/2015). |
DENPASAR - Puluhan orang berpakaian adat madya serba hitam dan puluhan siswa/siswi berseragam SMAN 7 Denpasar, Bali berkumpul memenuhi pintu masuk hingga halaman depan Instalasi Forensik RSUP Sanglah, Kamis (30/4/2015).
Mereka adalah rekan Ryansa Pradhana Putra (15), satu siswa SMAN 7 Denpasar yang tewas akibat kecelakaan lalulitas di Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (29/4/2015) malam.
Suasana duka pun terasa ketika diantara keramaian tersebut terdengar tangisan histeris seorang wanita yang saat itu mengenakan pakaian berwarna hijau.
"Panak tiang... panak tiang.. (anak saya...anak saya..)," ujar lirih wanita yang diketahui sebagai ibu kandung dari Ryansa Pradhana Putra tersebut.
Sembari menangis haru, sejumlah orang pun terus berusaha menenangkan dan memeluk wanita tersebut.
Namun, air matanya tak kian surut ketika mengetahui kenyataan bahwa putra sulungnya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Albi (16), rekan Ryansa Pradhana Putra menceritakan, Rabu (29/4/2015) sekitar pukul 21.00 Wita, ia dan Ryansa sempat bersama-sama menjenguk teman mereka yang terjangkit demam berdarah dan dirawat di RSAD Denpasar.
Sepulang mejenguk rekannya tersebut, ia pun sempat mengantar Ryansa untuk mengambil motor yang dititipnya di dekat SMAN 7 Denpasar.
"Awalnya kita sepakat ke RSAD dengan mengendarai satu motor, saat itu motor yang digunakan adalah motor saya. Sementara itu, motor dari Ryansa dititip di dekat sekolah. Sepulang menjenguk teman sakit, saya antar Ryansa mengambil motornya tersebut. Tak sangka saat itu merupakan kebersamaan dan perbincangan saya yang terakhir dengan Ryansa. Kerena, Ryansa mengalami kecelakaan malam itu juga, tepatnya saat ia dalam perjalanan pulang menuju rumahnya," ujar Albi dengan mata yang berkaca-kaca.
propinsibali.com_____
sumber : tribun