SINGARAJA - Seorang
maling burung asal Banjar Kubu Tumpang, Desa Pegayaman, Kecamatan
Sukasada, Buleleng, Qodriadi alias Qodri, 25, tewas didor polisi saat
kepergok usai beraksi, Selasa (21/4) dinihari. Sebelum tewas didor,
pelaku yang naik motor berboncengan dengan rekannya, sempat menyerang
polisi menggunakan senjata parang tajam saat kepergok bawa tiga sangkar
burung di jalan raya.
Pelaku
Qodri bersama rekannya yang belum identitasnya belum diketahui, awalnya
mencuri burung di Banjar Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada,
Buleleng. Aksi pencurian itu diketahui warga setempat, hingga langsung
dilaporkan ke Polsek Sukasada. Jajaran Polsek Sukasada pun menerjunkan
tim Buser ke lapangan untuk mengejar pelaku yang diduga masih berada di
sekitar Desa Sambangan.
Ketika
tim Buser Polsek Sukadana terjun, pelaku Qodri dan rekannya dipergoki
naik motor berboncengan sambil membawa tiga sangkar burung. Mereka naik
motor Shogun hitam DK 5687 VM dan melaju dari arah barat (Desa
Sambangan) menuju Desa Sangket. Saat itu, Selasa dinihari sekitar pukul
02.00 Wita, kedua maling burung ini berpapasan dengan tim Buser yang
melaju dari arah berlawanan (timur) menuju Desa Sambangan. Pelaku dan
tim Buser berpapasan di sebelah timur Pertigaan Desa Sambangan. Begitu
memergoki kedua pelaku yang naik motor berboncengan sambil membawa tiga
sangkar burung, polisi langsung berusaha menghentikannya. Sebab,
gerak-gerik mereka mencurigakan dan diduga kuat keduanya habis mencuri
burung di Desa Sambangan sebagaimana laporan warga setempat. Namun,
kedua pelaku tidak menggubrisnya. Mereka langsung tancap gas dan terus
melaju ke arah timur, hingga dikejar pasukan Buser, setelah lebih dulu
diberi tembakan peringatan. Tim Buser berhasil mengejar dan menghentikan
kedua pelaku yang naik motor berboncengan ini tepat di Jembatan
Sangket, Desa Sangket, Kecamatan Sukasada, setelah dikejar sejauh 700
meter.
Nah,
saat dihentikan di jembatan yang menghubungkan Desa Sangket dan Desa
Sambangan itulah, kedua pelaku nekat melakukan perlawanan dengan senjata
tajam jenis parang dan golok. Bahkan, pelaku sempat menyerang polisi
dengan parang. Akibatnya, salah seorang anggota Buser Polsek Sukasana,
Bripka I Putu Mar, menderita tuka tebas di tangan kiri sepanjang 7 cm.
Karena kedua pelaku melawan dengan senjata tajam hingga melukai polisi,
pasukan Buser akhirnya melepaskan tembakan ke kaki Qodri. Pria berusia
25 tahun inilah yang sebelumnya menebas Bripka I Putu Mar. Namun,
tembakan polisi bukannya mengenai kaki Qodri, melainkan temat mengenai
punggung hingga tembus ke perut. Maling burung bersenjata parang ini pun
langsung terkapar. Sedangkan rekannya berhasil kabur dengan menceburkan
diri ke bawah Jembatan Sangket, setinggi 15 meter. Pelaku diperkirakan
selamat, meski mencebur setinggi 15 meter, karena ada aliran air di
Sungai Sambangan di bawah jembatan tersebut. Pelaku kabur dengan
meninggalkan motornya di TKP. Sedangkan pelaku Qodri yang terkapar pasca
ditembak polisi, dinihari kemarin langsung dilarikan ke RSUD Buleleng,
Demikian pula dengan polisi yang terluka tebas. Namun, nyawa Qodri tak
bisa diselamatkan. Maling burung asal Desa Pegayaman yang nekat tebas
polisi ini akhirnya dinyatakan meninggal dalam perawatan di RSUD
Buleleng di Singaraja, Selasa subuh sekitar pukul 05.00 Wita.
Sementara,
sebagian anggota Buser Polsek Sukasada langsung melakukan penyisiran di
sekitar Sungai Sambangan untuk mencari satu pelaku yang kabur dengan
cara mencebur ke bawah jembatan. “Setelah kejadian, anggota kami
langsung melakukan penyisiran di sekitar Jembatan Sangket. Tapi, pelaku
yang kabur itu hingga ini belum ditemukan. Kami akan terus melakukan
pencarian,” jelas Kapolres Buleleng, AKBP Kurniadi, saat gelar perkara
di Mapolsek Sukasada, Selasa kemarin.
Petugas
kepolisian pun telah mengamankan sejumlah barang bukti dalam peristiwa
maut di Jembatan Sangket, dinihari kemarin. Salah satunya, sepeda motor
DK 5687 VM yang ditinggal pelaku di lokasi TKP. Selain itu, polisi juga
amankan 5 ekor burung, 3 sangkar burung, sebilah senjata golok, sepasang
sandal jepit, sebuah peci, satu sarung kotak-kotak, dan 2 buah sentir.
Menurut Kapolres AKBP Kurniadi, awalnya polisi kesulitan
mengidentifikasi pelaku, karena yang berhasil didor meninggal di ruang
perawatan RSUD Buleleng. Sampai akhirnya polisi menghubungi Sekretaris
Desa Pegayaman, Nengah Panji Islam, untuk menanyakan kemungkinan ada
warganya yang terlibat. Setelah melihat mayat orang yang tewas didor ke
RSUD Buleleng, Nengah Panji Islam memastikan yang bersangkutan adalah
warga Desa Pegayaman, bernama Qodri. Versi Sekdes Pegayaman, selama ini
Qodri mengaku bekerja di Denpasar. Sekdes Nengah Panji Islam kemudian
menghubungi keluarga Qodri di Desa Pegayaman untuk memberitahukan
peristiwa maut ini. Sejumlah keluarga Qodri pun langsung meluncur ke
RSUD Buleleng di Singaraja, untuk menjengkuk jenazah. Termasuk di
antaranya paman Qodri, Mahyidin. Saat ditemui, Mahyidin enggan
memberikan keterangan terkait tewasnya sang keponakan, Qodri, akibat
didor polisi usai mencuri burung.
“Saya
mohon maslah ini tidak diperpanjang lagi. Tolong mengerti kondisi kami
yang sedang berduka. Jangan sampai membawa masalah ini ke keluarganya di
rumah, apalagi datang langsung ke rumah (di Desa Pegayaman),” pinta
Mahyidin.