DENPASAR - Tiga kader elite dari Bali disetting bisa masuk struktur kepengurusan DPP Demokrat 2015-2020 melalui Kongres III Demokrat di Surabaya, Jawa Timur, Mei 2015 depan. Trio kader penyandang ‘Putu’ yang diusulkan sebagai fungsionaris DPP Demokrat ini masing-masing Putu Suasta (asal Denpasar), Putu Supadma Rudana (asal Gianyar), dan Putu ‘Leong’ Sudiartana (asal Badung).
Usulan untuk memasukkan Trio Putu ke struktur DPP Demokrat 2015-2020 ini diungkapkan Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, dalam jumpa pers jelang Kongres III Demokrat dan Pilkada di Kantor Sekretariat DPD Demokrat Bali, Jalan Juanda Niti Mandala Denpasar, Jumat (27/3) siang. Made Mudarta menegaskan, Trio Putu merupakan kader terbaik dari Bali yang dianggap layak duduk di DPP Demokrat. Dan, Demokrat Bali berani ‘minta jatah’ tiga kursi kepengurusan DPP Demokrat, karena sudah pasti 100 persen mendukung mantan Presiden SBY kembali menjadi Ketua Umum DPP Demokrat 2015-2020. "Kami pastikan Demokrat Bali 100 persen dukung SBY. Jadi, tiga kader terbaik dari Bali kami usulkan nanti masuk struktur kepengurusan DPP demokrat 2015-2020," ujar Mudarta dalam jumpa pers kemarin yang juga dihadiri Korwil Bali DPP Demokrat 2010-2015 Putu Supadma Rudana, fungsioanaris DPP Demokrat Jefriston Riwu Kore, Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali Nengah Tamba, hingga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali Wayan Adnyana. Putu Suasta yang diusulkan masuk lagi ke struktur DPP Demokrat 2015-2020 merupakan politisi asal Banjar Pagan, Desa Sumerta Kauh, Kecamatan Denpasar Timur. Politisi-praktisi masalah sosial yang dikenal dekat dengan SBY ini kini pegang jabatan sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Demokrat 2010-2015. Sedangkan Putu Supadma Rudana merupakan politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang notabene putra dari mantan anggota DPD RI 2004-2009 Dapil Bali, Nyoman Rudana. Presiden The Rudana Galleri ini kini masih menduduki jabatan sebagai Ketua Departeman Seni dan Budaya DPP Demokrat. Mantan caleg DPR RI dari Demokrat Dapil Bali di Pileg 2009 dan 2014 ini juga sekaligus bertindak sebagai Korwil Bali DPP Demokrat 2010-2015. Sebaliknya, Putu ‘Leong’ Sudiartana merupakan politisi Demokrat asal Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Badung. Saat ini, Sudiartana menjadi anggota Fraksi Demokrat DPR RI 2014-2019 Dapil Bali. Sudiartana merupakan satu dari dua caleg DPR RI Demokrat Dapil Bali yang lolos ke Senayan berdasarkan hasil Pileg 2014. Satu lagi adalah Jero Wacik, namun mantan Menteri ESDM ini tidak dilantik karena terjerat sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan Rp 9,9 miliar di Kementerian ESDM.
Wacana untuk mengajukan trio Putu ke struktur kepengurusan DPP Demokrat 2015-2020 sudah muncul sejak Desember 2014 lalu. Bahkan, kala itu sudah ada proyeksi jabatan yang diperjuangkan untuk Putu Suasta, Putu Supadma Rudana, dan Putu Sudiartana. Informasi yang berkembang kala itu, Putu Suasta akan kembali disetting menjabat sebagai Ketua Bappilu DPP Demokrat 2015-2020. Sedangkan Putu Supadma Rudana kemungkinan didudukkan sebagai Wakil Ketua DPP Demokrat yang terkait dengan salah satu Komisi di DPR. Sebaliknya, Putu Sudiartana disetting menduduki jabatan Wakil Sekjen DPP Demokrat 2015-2020. Dikonfirmasi terkait namanya diusulkan masuk lagi ke struktur DPP Demokrat 2015-2020, Putu Suasta justru menyebut Made Mudarta yang lebih layak masuk. "Beliau (Mudarta) layak jadi Sekjen DPP Demokrat, karena sudah terbukti sukses memimpin Demokrat Bali," ujar Putu Suasta, Jumat kemarin. Kendati demikian, Putu Suasta menyatakan dirinya siap kembali menjadi pengurus DPP Demokrat, dengan posisi anggota biasa. "Saya ini orang lapangan. Kalau Pak Mudarta cocok di administrasi, mengurus langsung organisasi," tegas alumnus UGM Jogjakarta ini. Sedangkan Putu Supadma Rudana, mengatakan selaku petugas partai, dirinya siap mengabdi di mana saja. "Kalau sudah penugasan partai, itu adalah panggilan organisasi yang harus saya apresiasp. Di mana pun ditugaskan, itu amanat dan sebagai kader harus siap," ujar politisi yang juga Ketua Asosiasi Museum Indonesia ini. Sebaliknya, Putu Sudiartana menyatakan dirinya belum siap menjadi pengurus DPP Demokrat. "Saya mau belajar dulu, belum siap saya. Biarkan teman-teman yang senior dulu," ujar anggota Komisi III DPR RI yang saat dihubungi per telepon, Jumat kemarin, sedang berada di kawasan seberang Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Sementara itu, Kongres ke III Demokrat rencananya akan digelar di Surabaya, Jawa Timur, 11-13 Mei 2015 depan. Mantan Presiden SBY dijagokan kembali terpilih menjadi Ketua Umum DPP Demokrat 2015-2020. Bahkan, ada skenario meluncurkan SBY secara aklamasi. Dalam Kongres III Demokrat 2015 nanti, Bali memiliki 11 suara. Rinciannya, 2 suara dari DPD Demokrat Bali dan 9 suara dari 9 DPC Demokrat Kabupaten/Kota se-Bali (di mana tiap DPC Demokrat punya 1 suara). Made Mudarta menegaskan, seluruh suara Demokrat dari Bali diarahkan untuk SBY. "Demokrat Bali bulat dukung Pak SBY. Jadi, sangat wajar kami berharap tiga kader terbaik dari Bali bisa duduk di kepengurusan DPP Demokrat nanti," tegas Made Mudarta dalam jumpa pers di Kantor Sekretariat DPD Demokrat Bali, Jumat kemarin. Ditegaskan Mudarta, ada alasan prinsip kenapa Demokrat Bali bulat dukung SBY. Salah satunya, karena sosok SBY sesuai dengan local genius kepeminpanan Hindu di Bali yakni Asta Brata (8 dasar kepemimpinan). "SBY memiliki karakter dan sesuai dengan 8 dasar kepemimpinan. Beliau sosok yang mengayomi, teguh, adil, bijaksana, cerdas, dan berwawasan luas. Beliau ibarat Dewa Baruna (penguasa alam laut)," jelas politisi Demokrat asal Mendoyo, Jembrana ini. Demokrat sendiri, kata Mudarta, membutuhkan sosok pemersatu sebagaimana halnya SBY. Demokrat yang lahir dari rahim reformasi, menginginkan partai yang kuat bersatu. "Di tangan Pak SBY, Demokrat kuat. Beliau tokoh nasional bahkan tokoh dunia," puji Mudarta.
sumber : nusabali