Garasi dekat TKP Kadek Sri Lestari gantung diri |
DENPASAR - Kadek Parmini (16) hanya bisa termenung mengingat sahabatnya, Ni Kadek Sri Lestari (17), yang memilih mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri, Senin (12/1) pagi. Ia tidak mengira sms perpisahan dari teman baik yang juga masih saudaranya itu ternyata pesan perpisahan selamanya.
Ni Kadek Sri Lestari ditemukan tewas menggantung di pintu menuju garasi di rumah majikannya di Jalan Tukad Yeh Aya VI No 2, Panjer, Denpasar. Parmini yang bekerja sebagai penjaga toko tak jauh dari rumah korban hanya bisa menangis saat melihat jasad perempuan asal Bangli itu tergantung tak bernyawa.
Pagi itu, sekitar pukul 05.30 Wita, Parmini bangun dan dia melihat ada tujuh panggilan tak terjawab dari Kadek Sri Lestari.
"Saya bingung kenapa telepon banyak. Saya telepon balik, ternyata yang angkat bapak polisi. Saya disuruh ke sana (rumah bos Kadek Sri) sama bapak polisi," ujarnya.
"Saya kaget saat lihat dia pagi tadi (kemarin). Saya gak percaya. Padahal kemarin malam (Minggu malam) kita masih sempat keluar bareng beli nasi goreng. Kami masih ketawa-ketawa," ujar Parmini yang tidak mau makan hingga Senin sore kemarin.
Parmini sempat dipamiti oleh Kadek Sri melalui sms. "Dia sms: Maafkan aku ya, aku harus meninggalkanmu untuk selamanya.
Maafkan jika besok pagi aku sudah di atas, gitu katanya. Saya kira di atas mana, atas rumah saya kira. Kan rumahnya lantai tiga," ujar perempuan yang juga berasal dari Bangli itu.
Dalam sms yang masuk pukul 03.00 Wita itu Kadek Sri Lestari juga menitip kepada beberapa keluarga dan pacarnya. "Dia juga sms Jangan lupa sampaikan maafku sama ortu, Wayan (Wayan Rusniasih, kakak korban(19), dan Adi (pacar korban)," ucap Parmini. Namun sms itu baru dibuka pagi harinya.
Parmini mengaku tidak tahu alasan Kadek Sri kenapa sampai memilih mengakhiri hidupnya. "Dia pernah cerita sama saya, Sabtu (10/1) kemarin dia ditendang sama bosnya yang perempuan karena kurang memberikan jahe di banten," jelasnya.
Tendangan itu mengenai kaki Kadek Sri yang pernah patah akibat jatuh dari motor, alhasil kaki gadis periang itu pun bengkak. "Dulu juga pernah dimarahi bosnya gara-gara pulang malam," ujarnya.
Informasi yang dihimpun, keluarga dari Ni Nyoman Harwati (51), majikan Kadek Sri, sering gonta-ganti pembantu rumah tangga. "Sudah berapa saja pembantu yang masuk keluar di sana. Dulu sampai ada pembantu yang diusir," ujar seorang tetangga Harwati.
Saat dikonfirmasi sore kemarin, Harwati tidak mau banyak bicara. "Maaf ya, saya sibuk, mau keluar. Semua sudah saya bicarakan sama polisi. Ke sana saja. Maaf," ujarnya yang kemudian menuju mobil Yaris miliknya yang sudah dalam keadaan menyala.
"Tidak tahu kenapa. Yang saya dengar dia hamil. Tapi belum tahu pastinya. Maaf ya," ujar Harwati yang lalu masuk mobil dan meninggalkan rumahnya.
Kapolsek Denpasar Selatan Kompol Nanang Priasmoko mengatakan, kemungkinan kematian korban dikarenakan sakit hati korban karena merasa tidak disukai bosnya. Nanang juga mengiyakan perihal kekerasan fisik yang dilakukan Harwati kepada Kadek Sri.
"Itu dari smsnya dia (Kadek Sri) saja. Tapi kita belum ketemu pacarnya, siapa tahu itu (alasan tidak disukai bos) hanya alibi karena masalah sama pacarnya. Karena dia kan hamil. Pacarnya juga belum ketemu sampai sekarang," ujarnya.
sumber : tribun