Jero Mangku Wayan Mantra memberi penjelasan di rumahnya |
Lepas Dari Pengawasan, Kadek Ditemukan Sudah Meninggal
SINGARAJA - Luh Wisani terduduk lemas di rumahnya, Banjar Dinas/Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Kamis (22/1/2014).
Matanya masih memerah setelah menangis tanpa henti selama dua hari. Saat itu, ia bersama suaminya, Gede Sriasa, kerabat dan tetangganya usai dari setra Selat, menguburkan anaknya, KBA (7).
Anak keduanya itu tewas tenggelam di Tukad Bulak, Rabu (21/1) pukul 16.30 wita. Jasadnya baru ditemukan satu jam kemudian, pukul 17.30 wita.
Kakek Artawan, Jro Mangku Wayan Mantra (55) menuturkan, setiap sore hari selepas dirinya pulang kerja di sebuah mebel, cucu keduanya itu bersama kakaknya, PKD (9) selalu menyambutnya.
Kedua cucunya itu kemudian mengajaknya bermain di Sungai Bulak, tidak jauh dari rumahnya. Namun, sesampainya di lokasi, kedua cucunya itu lepas dari pengawasan. Setelah dicari, ia hanya menemukan kakaknya, Darmawan.
"Saya tanya dia di mana adiknya? Dia tidak tahu. Lantas kita cari bersama. Saya waktu itu dibantu dua adik saya dan warga sekitar mencarinya. Setelah satu jam mencari, adik saya menemukannya," ujarnya.
Jasad Artawan ditemukan tersangkut di sela bebatuan sungai. Sekitar delapan meter dari pinggir sungai. Diduga, ketika itu Artawan berusaha memanjat bebatuan yang berada di atas sungai setinggi tiga meter. Namun, ia terpeleset dan tercebur ke sungai.
Sebelum Tewas, Sang Kakek Mimpi Istrinya Datang Meminta Cucunya Lewat Mimpi
SINGARAJA - Siang itu, Wisani bersama suaminya, Gede Sriasa, kerabat, dan tetangganya baru saja pulang dari Setra Desa Selat untuk menguburkan anaknya, Kadek Budi Artawan (7). Anak keduanya itu tewas tenggelam di Tukad Bulak, Rabu (21/1) pukul 16.30 Wita. Jasadnya baru ditemukan satu jam kemudian, pukul 17.30 Wita.
Kakek Budi, Jro Mangku Wayan Mantra (55) menuturkan, setiap sore hari selepas dirinya pulang kerja di sebuah perusahaan mebel, cucu keduanya itu bersama kakaknya, Putu Krisna Darmawan (9), selalu menyambutnya. Kedua cucunya itu kemudian mengajaknya bermain di Sungai Bulak, tidak jauh dari rumahnya.
Rabu sore, Mangku Mantra bersama dua cucunya kembali bermain di Sungai Bulak. Namun, kali ini "rutinitas" sore itu tak disangka akan membawa duka.
Sesampainya di lokasi, kedua cucunya itu lepas dari pengawasan. Setelah dicari, ia hanya menemukan kakaknya, Darmawan.
"Saya tanya dia di mana adiknya? Dia tidak tahu. Lantas kita cari bersama. Saya waktu itu dibantu dua adik saya dan warga sekitar mencarinya. Setelah satu jam mencari, adik saya menemukannya," tuturnya sambil memegang foto Budi.
Jasad Budi ditemukan tersangkut di sela bebatuan sungai. Sekitar delapan meter dari pinggir sungai. Diduga, ketika itu Budi berusaha memanjat bebatuan yang berada di atas sungai setinggi tiga meter. Namun, ia terpeleset dan tercebur ke sungai.
sumber : tribun