Meliani ‘Dihabisi’
TABANAN - Berakhir sudah pergulatan berebut jabatan Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Golkar. Srikandi Golkar Ni Made Meliani yang sejak awal dianggap paling berhak atas jabatan itu, justru harus tersingkir karena DPP Golkar tunjuk the new comer Wayan Gindera sebagai Wakil Ketua Dewan.
Penunjukan Wayan Gindera sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 tersebut dikuatkan dengan SK dari DPP Golkar bernomor R-710/Golkar/VIII/2014. SK tersebut ditandatangani Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie dan Sekjen Idrus Marham di Jakarta, 7 Agustus 2014.
Wayan Gindera sendiri yang menunjukkan SK DPP Golkar tersebut saat dijumpai di Ruang Fraksi Golkar DPRD Tabanan, Kamis (14/8). “Astungkara, sesuai pemberitaan sebelumnya, memang saya yang ditugaskan di posisi Wakil Ketua Dewan,” terang Gindera.
Penunjukan Gindera sebagai Wakil Ketua Dewan dari Golkar ini terbilang sangat mengejutkan. Pasalnya, dia merupakan pendatang baru di Golkar. Pensiunan polisi ini baru gabung saat maju Pileg 2014 sebagai caleg dari Golkar. Gindera yang merupakan Bendesa Adat Nyitdah, Kecamatan Kediri lolos ke DPRD Tabanan hasil Pileg 2014 dengan hanya meraih 2.554 suara.
Semula, yang dijagokan dan dianggap paling berhak sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Golkar adalah Ni Made Meliani, karena memenuhi semua kriteria. Meliani yang kini Sekretaris DPD II Golkar Tabanan merupakan pejabat struktural tertinggi partai yang lolos ke Dewan.
Selain itu, Meliani juga berstatus incumbent. Dia adalah Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2009-2014. Bukan hanya itu, Meliani juga lolos ke Dewan dengan perolehan suara paling tinggi internal caleg Golkar dalam Pileg 2014, yakni lebih dari 4.600 suara. Ternyata, Meliani justru ‘dihabisi’ dan disingkirkan teh new comer di Golkar.
Bukan hanya Meliani yang didepak the new comer dalam perebutan jabatan di DPRD Tabanan 2014-2019. Figur incumbent lainnya, I Nyoman Wirama Putra, juga disingkirkan the new comer I Made Sutaya dalam perebutan jatah Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan. Pengesahan Made Sutaya sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2014-2019 dituangkan melalui surat bernomor R-03/Golkarda/VIII/2014 tertanggal 9 Agustus 2014, yang ditandatangani Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta dan Sekretaris Komang Purnama. Surat rekomendasi itu dijemput langsung oleh Sutaya ke Denpasar, beberapa hari lalu.
Seperti halnya Gindera, Sutaya juga baru gabung ke Golkar di Pileg 2014. Sutaya adalah Bendesa Adat Kaba Kaba, Kecamatan Kediri, Tabanan yang lolos melalui Pileg 2014. Sutaya terpilih menjadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan dengan menyingkirkan I Nyoman Wirama Putra, caleg incumbent yang Ketua PK Golkar Baturiti.
Dengan tersingkirnya Meliani dan Wirama Putra, ini praktis mengulangi fenomena di DPRD Tabanan hasil Pileg 2009 lalu. Dalam DPRD Tabanan 2009-2014, figur new comer Nyoman Suarsedana juga langsung diberi jabatan Wakil Ketua Dewan dari Golkar. Padahal, saat itu ada incumbent yang pejabat struktural partai. “Jadi, new comer langsung diberi kepercayaan dan dihadiahi jabatan bergengsi, bukan hal yang luar biasa. Sesungguhnya ini kebiasaan buruk yang luar biasa. Tapi, buat apa ada Juklak, kalau itu tidak dilaksanakan?” sindir vokalis Golkar Tabanan, Made Loka Antara, yang anggota Dewan 2004-2009 dan 2009-2014.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kamis kemarin, Made Meliani mengaku belum melihat SK DPP Golkar yang merekomendasi Wayanj Gindera sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan. Menurut Meliani, Ketua DPD II Golkar Tabanan Nyoman Wirya juga bahkan belum mengetahui adanya SK penugasan untuk Gindera sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019. “Kami kok belum tahu, Ketua DPD II Golkar juga belum mengetahuinya,’ ujar Meliani.
Sedangkan Nyoman Wirya mengaku sudah mendengar ada SK rekomendasi Wakil Ketua Dewan diturunkan pusat, namun belum sempat melihatnya. Terkait SK DPP Golkar yang disebut-sebut rekomendasi Gindera sebagai Pimpinan di DPRD Tabanan, menurut Nyoman Wirya, ada ‘pedagang bakul’ di DPD I Golkar Bali. Nah, ‘pedagang bakul’ itulah yang disebutnya mengubah usulan dari DPD II Golkar Tabanna ke DPP Golkar.
“Saya tak tahu tanggal berapa SK itu turun. Yang jelas, pada 9 Agustus 2014 saya ditugaskan Pak Sudikerta (Ketua DPD I Golkar Bali) untuk ke DPP Golkar membawa usulan yang benar dari bawah ke Jakarta. Agar tak diubah lagi, saya sendiri yang mengawal surat itu ke Jakarta,” tegas Wirya saat dikonfirmasi, Kamis kemarin.
Menurut Wirya, sampai saat ini surat susulan itu masih dalam proses. Surat susulan yang dikawal ke Jakarta sudah sesuai dengan aspirasi arus bawah yakni usung Made Meliani sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019. “Kami mengacu pada aturan Juklak 02. Kami tak main labrak,” jelas Wirya. “Sesuai aturan, Bu Meliani yang berhak sebagai Wakil Ketua Dewan di Tabanan. Kalau pun nanti tidak jatuh ke Bu Meliani, masyarakat Tabanan akan tahu bahwa Bu Meliani yang paling pantas sesuai aturan,” lanjut Wirya yang terpilih untuk kedua kainya ke kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Tabanan melalui Pileg 2014. Sementara, Wayan Gindera mengaku tak menyangka dirinya akan diusulkan DPD II Golkar sebagai kandidat Wakil Ketua Dewan dan akhirnya benar-benar terpilih. “Sekali lagi, saya ucapkan syukur kepada Tuhan atas penugasan ini. Saya orangnya tak berambisi jadi pimpinan,” tandas ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Ni Putu Yoga Wahyuni ini.
Sebagai pendatang baru, Bendesa Adat Nyitdah yang sukses bangkitkan LPD terpuruk ini siap belajar dengan anggota lainnya. Termasuk, akan minta masukan kepada incumbent yang telah berpengalaman di Gedung Dewan. Ketua Forum Bendesa Adat se-Kecamatan Kediri yang sukses perjuangkan peningkatan kue Tanah Lot untuk 22 desa adat ini janji akan tunduk terhadap perintah partai. Gindera nantinya akan menjadi Wakil Ketua DPRD Tabanan bersama rekannya dari Fraksi Gerindra. Hanya saja, hingga kini Gerindra belum menetapkan siapa yang akan ditugaskan sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019. Sedangkan kursi Ketua DPRD Tabanan sudah dipastikan kembali diduduki Ketut Boping Suryadi, pejabat incumbent yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan.
Sementara itu, mantan Wakil Ketua DPRD Tabanan 2009-2014 dari Fraksi Demokrat, IGM Purnayasa, harus legowo turun tahta di Dewan 2014-2019. IGM Purnayasa turun kelas menjadi Ketua Fraksi Demokrat DPRD Tabanan 2014-2019, karena partainya kalah suara dari Gerindra dalam perebutan jatah Wakil Ketua Dewan, meskipun sama-sama meraih 4 kursi parlemen hasil Pileg 2014.
Meliani Dialihkan ke Job Awal
TABANAN - Setelah diberitakan ‘dihabisi’ induk partainya, anggota Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2014-2019 Ni Made Meliani kabarnya dapat reward dari DPD I Golkar Bali. Made Meliani yang batal jadi Wakil Ketua Dewan, dialihkan partainya menduduki kembali jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan hasil Pileg 2014. Sebaliknya, Made Sutaya yang sebelumnya telanjur kantongi SK sebagai Ketua Fraksi Golkar, harus ‘turun kelas’ menjadi sekretaris fraksi.
Isu pergantian mendadak posisi Ketua Fraksi Golkar dari Made Sutaya ke Made Meliani ini semakin kuat, setelah dalam Rapat Paripurna dengan agenda Pembentukan Fraksi di Gedung DPRD Tabanan, Jumat (15/8), Golkar justru tidak mengumumkan struktur kepengurusan fraksinya. Sedangkan Made Sutaya, the new comer yang sebelumnya sempat kantongi rekomendasi nomor R-03/Golkarda/VIII/2014 tertanggal 9 Agustus 2014 dari DPD I Golkar Bali sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan, tampak sangat tegang.
Seusai Rapat Paripurna Pembentukan Fraksi dan Pokja Tata Tertib serta Kode Etik kemarin, Sutaya langsung kabur dari Gedung Dewan. Bendesa Adat Kaba Kaba, Kecamatan Kediri ini sempat mampir ke Kantor Sekretariat DPD II Golkar Tabanan karena dipanggil Ketua DPD II Golkar Nyoman Wirya. Sutaya hanya sebentar berada di Sekretariat DPD II Golkar Tabanan, karena mendapat ditelepon dan diperintah untuk berangkat ke Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar. “Maaf, saya harus berangkat ke Sekretarist DPD I Golkar Bali,” tutur Sutaya saat dikonfirmasi.
Informasi dari salah seorang pengurus DPD I Golkar Bali, Sutaya dipanggil ke Denpasar untuk diminta legowo dan menyerahkan posisi Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan kepada Made Meliani. Konon, Meliani yang ‘dikandaskan’ dalam perebutan jabatan Wakil Ketua DPRD Tabanan diputuskan untuk diberikan kursi Ketua Fraksi Golkar atas pertimbangan kepentingan organisasi.
“Tentu saja tidak bisa menyenangkan semua pihak. Tapi, ini (alihkan jabatan Ketua Fraksi Golkar dari Sutaya kepada Meliani, Red) sudah keputusan partai. Posisi Bu Meliani sekarang jadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan, sama seperti jabatan yang dipegang periode 2009-2014,” ujar elite DPD I Golkar Bali tersebut. Sayangnya, Sutaya belum bisa dikonfirmasi ulang setelah dipanggil mendadak ke DPD I Golkar Bali di Denpasar. Dihubungi per telepon, ponselnya dalam keadaan aktif namun tidak diangkat. Demikian pula Meliani, hingga kemarin sore belum bisa dikonfirmasi.
Informasi lain menyebutkan, selain Made Sutaya, Wayan Gindera juga sempat dipanggil Ketua DPD II Golkar Tabanan Nyoman Wirya, Jumat kemarin. Kedua the new comer yang menyingkirkan Meliani dalam perebutan jabatan di Dewan ini kabarnya dipanggil sebelum Rapat Paripurna, untuk diminta legowo menyerahkan posisinya. Namun, kedua politisi new comer yang sama-sama menjadi bendesa adat itu menolak permintaan Ketua DPD II Golkar.
Wayan Gindera, sebagaima diberitakan, adalah Bendesa Adat Nyitdah, Kecamatan Kerambitan yang lolos ke kursi DPRD Tabanan melalui Golkar dalam Pileg 2014. Kendati pendatang baru, Gindera langsung dihadiahi jabatan empuk sebagai Wakil Ketua Dewan dari Fraksi Golkar. Gindera menyingkirkan Meliani, Sekretaris DPD II Golkar Tabanan yang Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2009-2014. Penunjukan Gindera sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dikuatkan dengan SK dari DPP Golkar bernomor R-710/Golkar/VIII/2014. SK tersebut ditandatangani Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie dan Sekjen Idrus Marham di Jakarta, 7 Agustus 2014.
Penunjukan Gindera sebagai Wakil Ketua Dewan dari Golkar ini terbilang sangat mengejutkan. Pasalnya, selain pendatang baru di Golkar, pensiunan polisi ini lolos ke DPRD Tabanan hasil Pileg 2014 dengan hanya meraih 2.554 suara. Semula, yang dijagokan dan dianggap paling berhak sebagai Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Golkar adalah Made Meliani, karena memenuhi semua kriteria. Meliani yang kini Sekretaris DPD II Golkar Tabanan merupakan pejabat struktural tertinggi partai yang lolos ke Dewan. Selain itu, Meliani juga berstatus incumbent. Dia adalah Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2009-2014. Bukan hanya itu, Meliani juga lolos ke Dewan dengan perolehan suara paling tinggi internal caleg Golkar dalam Pileg 2014, yakni lebih dari 4.600 suara.
Sementara itu, DPRD Tabanan 2014-2019 terbentuk lima fraksi, masing-masing Fraksi PDIP (berkekuatan 22 kursi parlemen), Fraksi Golkar (berkekuatan 6 kursi parrlemen), Fraksi Gerindra (berkekuatan 4 kursi parlemen), Fraksi Demokrat (berkekuatan 4 kursi parlemen), dan Fraksi Gabungan Hanura-NasDem (berkekuatan 4 kursi parlemen). Kelima fraksi ini telah disahkan melalui Rapat Paripurna Dewan, Jumat kemarin.
Hanya saja, dari lima fraksi ini, dua di antaranya belum menyetorkan struktur kepengurusan fraksinya, yakni Fraksi Golkar dan Fraksi Gerindra. Keduanya dideadline setor kepengurusan hingga Senin (18/8) depan. “Jangan sampai permasalahan di internal partai mengganggu kinerja di Dewan. Sebab, kita kerja untuk kepentingan rakyat,” ujar Ketua DPRD Tabanan ‘Sementara’, Ketut Boping Suryadi, dari Fraksi PDIP.
Fraksi PDIP DPRD Tabanan 2014-2019 diketuai Made Dirga, sementara Ketua Fraksi Demokrat percayakan kepada IGM Purnayasa---yang turun kelas dari semula menjadi Wakil Ketua DPRD Tabanan 2009-2014. Sebaliknya, jabatan Ketua Fraksi Gabungan DPRD Tabanan 2014-2019 dipercayakan kepada Srikandi NasDem, Ida Ayu Candrawati.
sumber : NusaBali