SINGARAJA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati amankan tanah leluhurnya, Buleleng, agar tetap merah dalam Pileg 2014. Bersama sejumlah petinggi DPP PDIP, Megawati terjun sebagai jurkam dalam kampanye terbuka terakhir partainya di Buleleng, Kamis (3/4). Dalam orasinya, Megawati sempat sentil kekalahan jago PDIP di Gumi Panji Sakti saat Pilgub Bali 2013.
Ada dua kawasan Buleleng Barat yang ‘digarap’ PDIP dalam kampanye akbar yang menghadirkan Megawati, Kamis kemarin, yakni Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Busungbiu. Kampanye kemaein diawali dari Kecamatan Busungbiu yang dipusatkan di Lapangan Desa Busungbiu. Kemudian, dilanjut dengan kampanye di Gedung Serba Guna Desa Sangalanggit, Kecamatan Gerokgak---tempat asal Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Selain Megawati, sejumlah petinggi DPP PDIP juga ikut terjun dalam kampanye di Gumi Panji Sakti kemarin, seperri Rano Karno (Wagub Banten), Hasto Kristianto (Wasekjen DPP PDIP), Ni Putu Eka Wiryastuti (fungsionaris DPP PDIP yang kini Bupati Tabanan), dan Made Urip (Ketua DPP PDIP asal Tabanan yang anggota DPR RI tiga kali periode). Demikian pula Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang hadir bersama anggota Fraksi PDIP DPR RI dua kali periode asal Buleleng, Wayan Koster.
Kampanye diawali di Lapangan Desa Busungbiu. Masa simpatisan PDIP sudah berdatangan ke lokasi kampanye sejak pagi, dengan konvoi kendaraan roda empat maupun sepeda motor. Di lokasi ini, PDIP mengelar kampanye simpatik dengan pameran kuliner yang dilombakan.
Uniknya, Megawati tampil sebagai juru tunggal untuk pameran kuliner yang melibatkan ibu-ibu dari semua desa di Kecamatan Busungbiu ini. Sebagai juri tunggal, Megawati didampingi Bupati Agus Suradnyana yang dikenal jago masak. Setelah memberikan penilaian dan menyerap aspirasi masyarakat dan simpatisan PDIP wilayah Kecamatan Busungbiu, Megawati bersama rombongan menuju pusat kampanye di Gedung Serba Guna Desa Sangalanggit, Kecamatan Gerokgak.
Aroma persaingan anytara PDIP vs Golkar sangat terasa. Pasalnya, di Desa Sanggalangit pula sebelumnya Golkar sempat menggelar kampanye dialogis, dua pekan lalu. Hanya saja, Ketua DPC PDIP Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan bantah ada upaya rebutan massa dengan Golkar di Gerokgak. Menurut dia, PDIP memiliki massa di seluruh Buleleng, sehingga tidak ada istilah merebut massa partai lain. Sementara, Megawari selaku Ketua Umum DPP PDIP mengajak masyarakat untuk memenangkan partainya di Pileg, 9 April 2014 nanti, sehingga bisa mengusung pemimpin yang amanah. "Saya sudah beberapa kali datang ke Bali, karena meyakini masyarakat Bali adalah pendukung PDIP," ujar Mega dalam pidatonya saat mampir ke tepi Bendungan Gerokgak, Kamis kemarin.
Menurut Mega, dalam Pileg 2009 lalu, PDIP meraih 68 persen suara. Saat Pilkada Buleleng 2012 pun, Cabup-Cawabup yang diusung PDIP yakni Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra berhasil meraih kemenangan dengan dominasi hingga 68 persen suara.
Namun sayangnya, kata Mega, saat Pilgub Bali 2013, jago yang diusung PDIP (AA Puspayoga-Dewa Sukrawan) hanya berhasil mencuri 36 persen suara di Buleleng. Kala itu, pasangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Cagub-Cawagub yang diusung Koalisi Bali Mandara dengan motor Golkar-Demokrat-Gerindra) keluar sebagai pemenang di Buleleng. Pada akhirnya, Pastika-Sudikerta memenangkan Pilgub Bali 2013.
Megawati meminta seluruh kader PDIP untuk memanfaatkan hak suara masing-masing dengan maksimal, agar kecurangan tak terulang. "Pemilu mesti suara murni. Kalau tidak, nanti dicuri lagi. Kecurangan itu hanya bisa dihadang kalau sadar semua menjaganya," tandas Presiden RI ke-5 yang neneknya berasal dari Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Singaraja, Buleleng ini.
Sedangkan dalam orasi politiknya di lokasi kampanye Gedung Serba Guna Desa Sangalanggit, Megawati meminta kepada masyarakat dan simpatisan PDIP untuk mengamankan Joko Widodo (Jokowi) menuju kursi Presiden RI. Caranya, dengan memenangkan PDIP dalam coblosan Pileg 2014 nanti.
Mega juga berpesan agar mewaspadai pola baru dalam money politics. Menurut Mega, ada model baru dalam penerapan money politics, di mana setiap pemilih diminta membawa handphone yang berisi kamera, kemudian hasil pilihannya diminta ditunjukkan untuk mendapatkan uang.
“Ini pola baru dalam money politics, uangnya diberikan terakhir ketika usai pemilihan. Jadi, pemilih itu diminta memotret hasil pilihannya. Jika pilihannya sesuai dengan yang diminta, maka pemilih itu baru diberikan uang. Ini harus diwaspadai oleh seluruh simpatisan dan para caleg. Saya tahu semua pola-pola seperti itu,” tandas Mega.
Sementara itu, PDIP menargetkan bisa meraih 35 persen suara di Buleleng dalam Pileg 2014. Sedangkan secara nasional, PDIP menargetkan jadi jawara dengan perolehan 30 persen suara. Hal ini ditegaskan ketua DPC PDIP Buleleng Dewa Sukrawan di sela-sela kampanye akbar yang dihadiri Megawari di Buleleng, Kamis kemarin.
“Kami yakin akan menang, karena PDIP ada di hati seluruh masyarakat Buleleng. Tidak ada rebut-rebutan massa itu. Kami target meraih 30 persen suara untuk tingkat nasional, sementara untuk Kabupaten Buleleng targetnya 35 persen suara,” tandas Ketua DPRD Buleleng ini.
Sekadar dicatat, sejak era reformasi dengan Pemilu pertama tahun 1999, PDIP selalu jadi raja di Buleleng. Pada Pileg 2004, misalnya, PDIP mendominasi 19 kursi dari total 45 kursi DPRD Buleleng 2004-2009. PDIP mengatasi partai mapan Golkar, yang berada di peringkat kedua dengan raihan 9 kursi.
Hanya saja, memasuki Pileg 2009, perolehan kursi PDIP turun menjadi 14 kursi DPRD Buleleng 2009-2014. Namun, PDIP tetap menjadi jawara di Gumi Panji Sakti. Waktu itu, PDIP mengatasi Golkar yang meraih 9 kursi parlemen, disusul Demokrat (7 kursi parlemen), dan PKPB (6 kursi parlemen).
sumber : NusaBali