11 Desa Pesisir Jembrana Rawan Golput
KPU Jermbrana memberi atensi khusus terhadap 11 desa/kelurahan di kawasan pesisir Gumi Makepung dalam Pileg 2014. Pasalnya, 11 desa di kawasan pesisir tersebut rawan terjadi golput (pemilih tidak menggunakan hak pilihnya ke TPS), lantaran mereka bekerja sebagai nelayan. Jika sampai terjadi golpot 100 persen di 11 titik tersebut, ada sekitar 47.980 suara pemilih yang terancam hilang sia-sia dan itu setara dengan satu kursi DPR RI.
Belasan titik kawasan pesisir Jembrana yang dianggap rawan golput dalam coblosan Pileg, 9 April 2014 nanti, tersebar di lima kecamatan dan seluruh aderah pemilihan (dapil). Untuk Kecamatan Negara (Dapil Jembrana 1), ada 3 desa pesisir yang rawan golput, yakni Desa Cupel, Desa Baluk, dan Desa Pengambengan.
Sedangkan di Kecamatan Melaya (Dapil Jembrana 2), kawasan pesisir rawan golput meliputi Desa Candikusuma dan Kelurahan Gilimanuk. Sementara untuk Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan (Dapil Jembrana 3), titik rawan golput terdapat di Desa Yehsumbul, Desa Medewi, dan Desa Pulukan. Sebaliknya, untuk wilayah Kecamatan Jembrana (Dapil Jembrana 4), kawasan pesisir yang rawan golput meliputi Desa Perancak, Desa Air Kuning, dan Desa Yeh Kuning.
Dari 11 titik kawasan pesisir yang rawan golput ini, pemilih terbanyak terdapat di Desa Pengambenngan, yakni 8.539 orang. Sedangkan jumlah pemilih terbanyak kedua berada di Kelurahan Gilimanuk yakni 6.766 orang, disusul di Desa Yehsumbul (5.161 pemilih), Desa Baluk (4.817 pemilih), Desa Candikusuma (4.008 pemilih), Desa Medewi (3.628 pemilih), Desa Air Kuning (3.504 pemilih), Desa Pulukan (3.302 pemilih), Desa Perancak (2.997 pemilih), Desa Cupel (2.785 pemilih), dan Desa Yeh Kuning (2.473 pemilih).
Secara keseluruhan, terdapat 47.980 pemilih di 11 desa pesisir Jembrana ini untuk tarung Pileg 2014. Jika semua pemilihnya golput, berarti suara yang hilang setara dengan satu kursi DPR RI atau hamper 5 kursi DPRD Bali dari Dapil Jembrana (jika ukurannya adalah raihan suara Ida Bagus Birawa dari PDIP yang lolos ke DPRD Bali dengan 10.161 suara dalam Pileg 2009).
Menurut Komisioner Divisi SDM dan Sosialisasi KPU Jembrana, I Ketut Rahayu Tantrawan, pihaknya berusaha untuk meminimalkan angka golput di kawasan pesisir ini. Salah satu caranya, dengan melakukan sosialialisasi secara langsung serta memaksimalkan peran PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan Relawan Demokrasi Marginal.
Rahayu Tantrawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyasaran sosialisi langsung di beberapa titik kawasan pesisir Jembrana ini, seperti Desa Pengambengan dan Desa Cupel. “Kita turun langsung dari komisioner bersama staf dan Relasi (Relawan Demokrasi) ke Desa Pengambengan, Selasa (1/4) kemarin. Kita cari warga yang ada di seputar pelabuhan. Sekalin juga waktu itu kita lanjut sasar Desa Cupel,” ungkap Rahayu Tantrawan di Negara, Jumat (4/4).
Selain itu, kata Rahayu Tantrawan, sosialisasi langsung ke lapangan juga telah dilakukan di Kelurahan Gilimanuk, Rabu (2/4). Yang menjadi fokus sasarannya adalah warga yang beraktivitas di areal Pelabuhan Gilimanuk dan Pasar Gilimanuk. “Ketika terjun ke Gilimanuk, kita juga turun ke Desa Candikusuma. Beberapa daerah pesisir itu yang kita sasar secara langsung untuk diajak memilih, sekalian juga memberikan bagaimana cara mencoblos,” katanya.
Untuk kawasan pesisir lainnya, lanjut Rahayu Tantrawan, sosialisasi dimaksimalkan sesuai dengan keadaan. Soisialisasi untuk 3 titik pesisir rawan golput Kecamatan Jembrana yakni Desa Perancak, Desa Air Kuning, dan Desa Yeh Kuning, misalnya, dilakukan dengan memaksimalkan peran PPS dan Relasi.
Rahayu Tantrawan menegaskan, selain menyasar sejumlah titik kawasan pesisir yang rawan golput, KPU Jembrana juga fokus menyasar para pemilih pemula. Kamis (3/4), misalnya, KPU Jembrana memberikan sosialisi ke SMKN 1 Negara. “Sedangkan Senin (7/4) nanti, kita juga ada agenda turun ke SMAN 1 Mendoyo. Sosialisi kita lakukan, dengan harapan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2014 nantri bias tembus minimal 80 persen,” tandas Rahayu Tantrawan. Sementara itu, KPU Karangasem khawatir Pileg 2014 akan ditinhgkahi banyaknya angka golput dari pekerja kapal. Pasalnya, ada sekitar 509 pekerja kapal di Karangasem yang belum dapat sosialisasi dan terancam golput. Apalagi, saat coblosan Pileg, 9 April 2014 nanti, aktivitas kapal mereka beroperasi seperti biasa di Selat Lombok (jalur penyeberangan Pelabuhan Padangbai-Pelabuhan Lembar).
Komisioner Divisi Sosialisasi KPU Karangasem, I Gede Krisna Adi Widana, mengakui pihaknya selama ini kesulitan melakukan sosialisasi yang menyasar pekerja kapal. “Kami kesulitan melakukan sosialisasi menyasar pekerja kapal. Bagaimana caranya mengumpulkan mereka, karena aktivitas kapal jalan terus (di Selat Lombok),” keluh Adi Widana secara terpisah di Amlapura, Jumat kemarin.
Adi Widana memaparkan, kapal-kapal yang beroperasi di Selat Lombok berlangsung full 24 jam. Selain itu, pekerja kapal terutama para ABK (anak buah kapal) dan nakhoda, belum terpantau terdaftar sebagai pemilih tetap di TPS Desa Padangbai (Kecamatan Manggis, Karangasem) atau di TPS Lombok Barat (NTB).
Jumlah kapal yang beroperasi di penyeberangan Pelabuhan Padangbai-Pelabuhan Lembar saaat ini mencapai 30 unit. Sedangkian jumlah pekerja kapal sebanyak 452 ABK dan 30 nakhoda. Sementara, pekerja sebagai sopir speed boat dari Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Nusa Penida (Klungkung) tercatat sebanyak 27 orang. Berarti, secara keseluruhan 509 pekerja kapal di Karangasem yang terancam golput saat coblosn Pileg 2014.
Menurut Adi Widana, KPU Karangasem bukan hanya kesulitan melakukan sosilisasi menyasar pekerja kapal, namun juga kalangan pemulung. Masalahnya, para pemulung rata-rata pulang kerja malam hari. “Walau pemulung memiliki perkumpulan, tapi mereka pulang malam hari. Kami sudah berkoordinasi dengan koordinator pemulung, memang susah menemui para pemulung,” katanya.
Di sisi lain, Kepala Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, I Ketut Aryadana, menyatakan aktivitas pelabuhan akan terap berjalan normal saat hari H coblosan Pileg, 9 April nanti. Keberangkatan 30 kapal di Selat Lombok juga sesuai dengan jadwal.
Namujn demikian, pihaknya akan berupaya agar para pekerja kapal tetap bisa menggunakan hak pilihnya ke TPS. “Petugas pelabuhan kan bisa mengatur pekerja kapal. Misalnya, kapal berangkat pagi-pagi mulai pukul 08.00 Wita, maka pekerja kapal melakukan pencoblosan lebih awal pukul 07.00 Wita,” ujar Aryadana di Pelabuhan Padangbai, Jumat kemarin.
Aryadana menjelaskan, dalam beberapa kali pelaksanaan Pemilu sebelumnya, tidak pernah ada masalah mengenai pekerja kapal untuk menggunakan hak pilihnya ke bilik suara. “Saya jamin semua pekerja kapal akan datang ke TPS. Dari dulu juga demikian, aktivitas pelayaran jalan terus sesuai jadwal, sementara pekerja kapal tetap bisa ikut Pemilu,” tegas Aryadana.
Menurut Aryadana, para pekerja kapal itu kebanyakan berdomisili di kawasan Lombok, NTB. Hanya sebagian kecil dari mereka berdomisili di Desa Padangbai, Karangase. “Seluruh pekerja kapal kan telah membawa surat panggilan, bisa memilih di Desa Padangbai, bisa juga memilih di Lombok, asalkan memberitahukan lebih awal ke TPS terdekat,” katanya.
Bali Gelar "Doa Seribu Genta" Untuk Pemilu
Denpasar - Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan Komunitas Bali Shanti akan menyelenggarakan ritual untuk mewujudkan Pemilihan Umum 2014 yang damai bertajuk "Gema Doa Seribu Genta" pada 6 April 2014.
"Acara akan diselenggarakan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Niti Mandala-Denpasar, dan akan diawali dengan prosesi pasupati (penyucian) 1.000 genta oleh para sulinggih (pendeta Hindu)," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali Ketut Teneng, di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan untuk menambah suasana sakral juga akan dipentaskan tari Rejang dilanjutkan dengan acara puncak pawai "Gema Doa Seribu Genta" yang dilakukan pemangku (tokoh suci) dari kabupaten/kota se-Bali dan undangan lainnya dengan mengelilingi Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon.
"Acara ini diperkirakan akan dihadiri sekitar 2.500 orang berasal dari para pemangku, perwakilan peserta pemilu, dan masyarakat umum," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut juga akan dibentangkan kain putih mulai dari Monumen Perjuangan Rakyat Bali sampai ke kantor KPU Provinsi Bali dan DPRD Bali.
Teneng mengimbau seluruh desa pakraman (desa adat) se-Provinsi Bali untuk mendukung dan melaksanakan doa bersama serentak pada hari tersebut dan tetap menjaga suasana Bali yang kondusif sehingga pelaksanaan Pemilu 2014 dapat berjalan dengan aman, tertib,dan lancar.
"Dengan demikian, keharmonisan dan kedamaian masyarakat Bali tetap terjaga dalam rangka mewujudkan Bali yang shanti (damai) dan jagadhita (sejahtera)," katanya.
Sementara itu, penutupan masa kampanye rapat umum di Provinsi Bali jugaakan diisi doa bersama bertajuk untuk Pemilu Damai dan Jurdil pada 5 April 2014 yang dihadiri keenam perwakilan umat beragama.
"Doa bersama akan dipimpin oleh perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama yang dihadiri oleh perwakilan peserta Pemilu 2014 dari unsur partai politik, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, Bawaslu Bali serta pihak-pihak terkait," kata Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi.
Acara akan digelar di Kantor KPU Provinsi Bali pada 5 April 2014, dimulai pukul 18.00 Wita. Setelah doa bersama, dilanjutkan dengan acara ramah-tamah diantara peserta pemilu dan undangan yang hadir.
Penutupan Kampanye Di Bali Ditandai Doa Bersama
Denpasar - Penutupan masa kampanye rapat umum di Provinsi Bali akan diisi doa bersama bertajuk untuk Pemilu Damai dan Jurdil pada 5 April 2014 yang dihadiri keenam perwakilan umat beragama.
"Doa bersama akan dipimpin oleh perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama yang dihadiri oleh perwakilan peserta Pemilu 2014 dari unsur partai politik, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, Bawaslu Bali serta pihak-pihak terkait," kata Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, di Denpasar, Jumat.
Acara akan digelar di Kantor KPU Provinsi Bali pada 5 April 2014, dimulai pukul 18.00 Wita. Setelah doa bersama, dilanjutkan dengan acara ramah-tamah diantara peserta pemilu dan undangan yang hadir.
"Harapan kami dengan penyelenggaraan doa bersama tersebut agar pemilu pada 9 April 2014 benar-benar berjalan demokratis, jujur, adil, damai (shanti) dan sejahtera (jagadhita)," ucapnya.
Raka Sandi menambahkan, pada acara itu tidak akan diisi dengan acara hiburan karena pihaknya berharap acara doa dapat berlangsung dengan penuh khidmat dan hening.
"Kepada undangan dan peserta pemilu kami imbau untuk berpakaian adat atau menyesuaikan," ujarnya.
Sebelumnya, anggota KPU Provinsi Bali Kadek Wirati mengatakan partai politik dan calon anggota dewan perwakilan daerah dari Bali hanya memanfaatkan 12 hari masa kampanye dari 21 hari yang tersedia dalam jadwal rapat umum secara nasional.
Dari sembilan kabupaten/kota di Bali terbagi menjadi empat zona kampanye dengan rata-rata setiap zona melingkupi dua hingga tiga kabupaten.
Zona I meliputi Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar. Zona II yakni Kabupaten Badung dan Tabanan, Zona III meliputi Kabupaten Jembrana dan Buleleng dan Zona IV terdiri dari tiga kabupaten yakni Bangli, Klungkung dan Karangasem.
"Dalam 12 hari masa kampanye itu, setiap parpol mendapat kesempatan empat kali untuk mengadakan kampanye rapat umum. Sementara itu, dalam setiap zona, masing-masing parpol kebagian jatah untuk satu kali kampanye rapat umum," ujar Wirati.
sumber : nusabali, antarabali