Selasa, 14 Pebruari 2012, 04:09
ilustrasi bentrokan - v/g: yan andie |
Pertemuan mediasi untuk kesepakatan damai kemarin siang dipimpin langsung Kapolres Tabanan AKBP Dekananto Eko Purwono. Selain menghadirkan kedua kelompok Ormas yang berseteru, mediasi kemarin juga dihadiri tokoh adat, perwakilan pecalang Banjar Peneng, dan pejabat Muspika Baturiti.
Dalam mediasi kemarin, I Kadek Suwena, 42, diduga salah satu anggota Ormas yang delapan unit bangunan di rumahnya dan dua mobilnya dirusak kelompok lain, juga dihadirkan. Melalui pertemuan mediasi tersebut, pihak-pihak yang berseteru sepakat untuk berdamai dan tidak memperpanjang masalah. Namun, proses hukum atas tindak pidana berupa perusakan rumah dan dua mobil milik keluarga Kadek Suwena di
kepolisian, tetap berlanjut.
kepolisian, tetap berlanjut.
Anehnya, meski disepakati perdamaian di dalam ruangan mediasi, namun situasi di luar arena pertemuan (Mapolres Tabanan) justru memanas. Soalnya, ketika mediasi berlangsung, massa dari dua kelompok Ormas berbeda memadati areal di sekitar Mapolres Tabanan. Dua unit mobil Canvas tampak terparkir di depan Mapolres Tabanan, sedangkan satu mobil Canvas lagi parkir di Jalan KS Tubun dekat Kantor DPD II Golkar Tabanan.
Informasinya, anggota salah satu Ormas yang jumlah massanya ketika itu lebih sedikit, dikabarkan meminta bala bantuan dari Denpasar. Isu ini kemudian membuat kelompok Ormas lainnya berang. Massa dari Ormas yang awalnya siaga di lingkungan Polres Tabanan pun bergerak ke arah timur dan berkonsentrasi di depan Pengadilan Negeri (PN) Tabanan. Mereka bergerak, karena dapat info bahwa massa Ormas seterunya berkonsentrasi di kawasan Sanggulan dan beberapa lagi sedang meluncur dari Denpasar.
Karena ketegangan di luar arena pertemuan mediasi ini, Kapolres Tabanan AKBP Dekananto Eko Purwono pun terjun ke lapangan untuk menenangkan massa Ormas. Mereka akhirnya berhasil diajak berdialog, sehingga situasi reda. Habis itu, Kapolres langsung meluncur ke arah timur menuju lokasi massa dari Ormas lainnya yang diinformasikan konsentrasi di Sanggulan.
Saat itulah, massa Ormas yang tadinya sudah ditenangkan dan berkonsentrasi di depan PN Tabanan, bergerak lagi dalam jumlah yang lebih besar ke arah Taman Makam Pahlawan Pancaka Tirta. Kondisi ini sempat membuat dua massa kelompok Ormas berbeda berhadap-hadapan dalam jarak cukup jauh. Beruntung, bentrok fisik massa Ormas berbeda tidak sampai pecah, setelah dihalau petugas. Massa kemudian balik kandang dan berkumpul di rumah komandannya masing-masing. Satu kelompok merapat ke kawasan Desa Pandak (Kecamatan Kediri), sementara kelompok Ormas lainnya merapat ke kawasan Gerokgak (Kecamatan Tabanan).
Namun, ketika massa kedua Ormas berbeda telah berada di rumah komandannya masing-masing, kembali berhembus isu ada anggota Ormas sedang meluncur dari Denpasar menuju Tabanan dengan naik motor berboncengan. Isu yang beredar, massa Ormas dari Denpasar untu bergerak ke Tabanan dengan membawa senjata tajam yang dibungkus koran.
Bahkan, informasi lainnya lagi, massa salah satu Ormas juga sudah bergerak ke Banjar Peneng, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti—lokasi di mana dua hari sebelumnya terjadi bentrokan hingga menyebabkan delapan bangunan dan dua mobil dirusak, Sabtu (11/2) malam. Beredar pula isu penghadangan terhadap Kadek Suwena dalam perjalanan pulang ke kampungnya, Banjar Peneng, Desa Mekarsari. Hanya saja, Kapolres Dekananto Eko Purwono membantah semua isu tersebut, terutama info penghadangan Kadek Suwena, yang rumah dan mobilnya telah dirusak dua hari sebelumnya. “Tidak ada penghadangan atau apa pun itu namanya. Jalannya mediasi pun berlangsung aman sampai selesai,” tegas Kapolres. Terkait kasus perusakan delapan unit bangunan dan dua mobil di rumah keluarga Kadek Suwena di Banjar Peneng, Sabtu malam, menurut Kapolres, masih dalam penyelidikan polisi. Penyelidikan dimulai dari siapa yang ngulkul bulus (membunyikan kentongan atas bertalu pertanda bahaya) malam itu, hingga siapa saja yang terlibat dalam aksi pelemparan yang mengakibatkan kerusakan rumah dan dua mobil milik keluarga Kadek Suwena. “Hingga saat ini, kami belum melakukan penangkapan ataupun menetapkan tersangka,” jelas Kapolres.
Sementara itu, Kadek Suwena selaku korban yang rumah dan dua mobilnya dirusak massa dari Ormas lain, mengaku tidak pernah merasa mengundang teman-teman dari kelompoknya hingga terjadi keributan di Banjar Peneng, Sabtu malam. Hal ini dipaparkan Kadek Suwena dalam pertemuan mediasi di Mapolres Tabanan, Senin siang. Menurut Kadek Suwena, tidak ada permasalahan antar Ormas dan tidak ada kaitannya pula dengan kejadian yang menimpa dirinya.
Rusuh yang menyebabkan kerusakan di rumah keluarga Kadek Suwena sebelumnya terjadi Sabtu malam sekitar pukul 19.30 Wita. Kala itu, rumah keluarga Kadek Suwena dilempari batu oleh belasan orang dari salah satu Ormas. Tidak ada korban tewas maupun terluka dalam serangan ini, karena keluarga Kadek Suwena berhasil menyelamatkan diri di dalam rumahnya. Namun, 8 unit bangunan di rumahnya mengalami kerusakan, selain dua mobilnya yang diamuk.
Bangunan yang rusak malam itu meliputi bale daja (2 unit), bale dangin, bale delod, bale tajuk, garase, dapur, kandang ayam, dan piyasan sanggah. Bahkan, tembok panyengker di depan garasi juga mengalami kerusakan. Selain itu, atap sebuah rumah milik tetangga korban di sebelah selatan juga rusak.
Insiden berawal Sabtu petang sekitar pukul 18.30 Wita, ketika adik kandung Kadek Suwena yakni I Nyoman Suma, 24, membeli bensin eceran di salah satu kios sebelah rumahnya. Di dekat kios bensin itu, kebetulan ada sekelompok orang dari salah satu Ormas sedang pesta miras. Konon, Nyoman Suma yang ditantang berkelahi oleh dua orang yang ikut pesta miras, langsung pulang menaruh bensin dan balik lagi bersama adiknya, I Ketut Santika, 22.
Kakak adik Nyoman Suma-Ketut Santika pun menanyakan apa permasalahannya, sampai dua orang yang ikut pesta miras itu menantangnya berkelahi. Sampai di situ reda. Nyoman Suma dan Ketut Santika pun pulang ke rumahnya yang jadi satu dengan kakaknya, Kadek Suwena. Mereka tidak mengira akan ada serangan ke rumahnya.
Tak lama berselang, sekelompok orang yang tadinya pesta miras mendadak mendatangi rumah keluarga Kadek Suwena. Sambil berteriak mengaku dari salah satu Ormas di Bali, belasan orang ini langsung melempari rumah keluarga Kadek Suwena dengan batu, botol, dan benda keras lainnya. Polisi kemudian turun ke lokasi dan mengevakuasi keluarga Kadek Suwena untuk diungsikan ke tempat lain.
sumber : NusaBali