TABANAN - Seorang penumpang Bus Bali Perdana nopol DK 9059 JP, Melkianus Bali Ngara, 20, tewas mengenaskan akibat terpental dari kendaraan yang ditumpanginya, Sabtu (22/2) malam. Korban Melkianus Bali Ngara yang agai mahasiswa sebuah perguruan tinggi langsung tewas di lokasi TKP yakni Jalur Tengkorak Denpasar-Gilimanuk di Tikungan Desa Berembeng, Kecamatan Selemadeg, Tabanan akibat dilindas truk pasca terpental ke jalan.
Informasi di lapangan, saat musibah maut terjadi, Sabtu malam sekitar pukul 22.00 Wita, Bus Bali Perdana DK 9059 JP yang dikemudikan sopir Mohamad Yasin meluncur dari arah timur (Denpasar) menuju Gilimanuk dengan kecepatan tinggi. Begitu melintasi SPBU Desa Berembeng, bus maut ini mengambil haluan ke kanan dan menyalip sebuah truk di depannya yang identitasnya tidak diketahui. Setelah berhasil salip truk, bus maut ini banting stir ke kiri saat memasuki lokasi TKP di Tikungan Desa Berembeng. Habis itu, Bus Bali Perdana DK 9059 kembali setir ke kanan. Saat itulah korban Melkianus Bali Negara, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Malang, Jawa Timur, yang duduk di kursi belakang langsung terpental. Sebelum jatuh ke aspal, tubuh korban yang terpental lebih dulu membentur pintu bagian belakang bus.
Walhasil, engsel tertekan hingga pintu belakang bus langsung terbuka, korban pun terpental keluar. Korban Melkianus Bali Negara terjatuh ke aspal dengan posisi badan melintang di as jalan. Korena posisi jatuhnya yang melintang itu, korban tewas mebngenaskan karena tubuhnya kemudian dilindas truk yang sebelumnya sempat disalip bus maut Bali Perdana DK 9059 JP. Korban langsung tewas bersimbah darah di TKP, di mana dalam tubuhnya terlihat ada bekas roda kendaraan. Darah segar juga mengalir dari hidung dan telinga korban Melkianus Bali Negara, mahasiswa asal Desa Welonda, Kecamatan Laura, Kabupaten Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Warga setempat yang melihat musibah maut malam itu langsung melaporkan kasus ini ke Mapolsek Selemadeg, yang berjarak sekitar 300 meter ke arah barat dari lokasi TKP. Petugas Polsek Selemadeg kemudian turun ke lokasi kejadian.
Saat terjun ke lokasi TKP, polisi tidak menemukan identitas apa pun pada korban. Akhirnya, nama korban Melkianus Bali Negara terlacak dari tiket bus yang ada di saku celananya. Pada tiket bus itu tertera nama penumpang atas nama Melkianus Bali Ngara. Malam itu juga, jasad korban terpental dari bus ini langsung dibawa ke RSUD Tabanan. Selanjutnya, jasad korban dibawa ke Instalasi Jenazah RS Sanglah, Denpasar, Minggu (23/2) siang, untuk kepentingan pemeriksaan. Sementara, Bus Bali Perdana DK 9059 bukannya berhenti pasca salah satu penumpangnya terpebntal hingga tewas. Bus maut yang dikemudikan sopir Mohamad Yasin ini terus saja melaju ke arah barat (Gilimanuk). Petugas Polsek Selemadeg pun terpaksa mengejar bus maut yang kabur pasca penumpangnya tewas ini, dengan bekal tiket yang ditemukan di saku celana korban.
Akhirnya, Bus Bali Perdana DK 9059 berhasil dihentikan petugas di Desa Bonian, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan. Bus maut ini dihentikan oleh petugas Polsek Selemadeg Barat, yang sebelumnya telah mendapat informasi dari Polsek Selemadeg soal lakalantas maut di Tikungan Desa Berembeng. Kemudian, bus maut berpenumpang 15 orang malam itu langsung diamankan ke Mapolsek Selemadeg. Sopir bus maut, Mohamad Yasin, juga diamankan Mapolsek Selemadeg untuk proses lebih lanjut. Sementara itu, dalam keterangannya kepada polisi, sopir bus maut Mohamad Yasin berdalih tidak tahu ada penumpangnya yang terjatuh ke jalan hingga tewas dilindas truk. Sopir Mohamad Yasin menyatakan Bus Bali Perdana DK 9059 yang dikemudikannya berangkat dari Terminal Ubung (Denpasar Utara), Sabtu malam sekitar pukul 19.00 Wita dengan mengangkut 15 penumpang. Korban Melkianus Bali negawa awalnya duduk di kursi nomor 27. Dalam perjalanan, korban sempat duduk di samping sopir bus.
Namun, menjelang tiba di loaksi TKP di Tikungan Desa Berembeng, korban diduga pindah duduk ke kursi belakang agar bisa tidur selonjoran. Naas, ketika bus yang ditumpanginya menyalip truk, korban terpental ke aspal. “Setelah korban terpental ke aspal, pintu belakang bus kembali tertutup dengan sendirinya karena goyangan yang keras. Kejadian maut itu tanpa sepengetahuan sopir dan kernet. Penumpang lainnya juga tidak tahu, karena sedang tertidur malam itu,” ungkap Kanit Laka Polres Tabanan, Ipda Putu I Gede Harianto, Minggu kemarin. Sementara itu, jasad korban Melkianus Bali Negara tiba di Instalasi Jenazah RS Sanglah, Minggu siang sekitar pukul 12.00 Wita. Menurut Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Dudut Rustyadi SpF, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh korban. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata dr Dudut, korban Melkianus Bali Negaa diduga kuat tewas akibat terjatuh dari bus yang ditumpanginya.
Ditemukan sejumlah luka lecet dan memar di hampir sekujur tubuh korban, terutama tangan dan kaki. Ditemukan juga luka robek dan memar di bagian kepala. “Korban mengalami patah tulang pelipis dan wajah,” ujar dr Dudut saat dikonfirmasi RS Sanglah, Minggu kemarin. Usai diperiksa luar, kata dr Dudut, jasad mahasiswa korban terpental dari bus ini dititipkan sementara di Instalasi Jenazah RS Sanglah untuk proses lebih lanjut. “Untuk otopsi belum dipastikan, kapan akan dilakukan. Yang jelas, lewat otopsi itulah baru akan ketahuan penyebab pasti kematian korban,” jelas dr Dudut.
sumber : NusaBali