TABANAN - Hari pertama masuk sekolah pasca libur semester, Senin (30/12), menjadi petaka bagi keluarga besar SDN 1 Wanagiri, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Pasalnya, 27 siswa SDN 1 Wanagiri harus dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas, gara-gara keracunan massai seusai santap nasi goreng dan minuman ringan di kantin sekolahnya. Selain itu, ada satu siswi SMPN 2 Selemadeg yang juga tumbang akibat beli nasi goreng di kantin yang sama.
Para siswa SD korban keracunan yang mencapai 27 orang ini baru merasakan gejala setelah pulang ke rumahnya masing-masing, Senin pagi mulai pukul 09.30 Wita, selang bebera pamenit pasca santap makanan nasi goreng di sekolah. Gejala keracunan yang dialami puluhan bocah SD ini nyaris sama: pusing, mual, muntah, hingga diare. Pihak keluarga kemudian membawa anak-anak mereka yang jadi korban keracunan ke rumah sakit maupun puskesmas terdekat. Data yang dihimpun, 13 siswa korban keracunan termasuk siswi SMP dirawat di RSUD Tabanan, 12 korban dirawat di Puskesmas Selemadeg I, dan 3 korban lagi dirawat di Puskesmas Tabanan III (yang berlokasi di III Banjar Pasekan, Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan).
Korban keracunan yang dirawat di RSUD Tabanan, masing-masing Ni Nyoman Tri Wulandari, 12 (siswa Kelas VI SDN 1 Wanagiri), I Gede Widiatmika Giri, 8 (siswa Kelas II SDN 1 Wanagiri), I Made Gede Ananda Dwipadana Giri, 12 (Kelas VI SDN 1 Wanagiri), Ni Kadek Dian Savitri, 11 (Kelas V SDN 1 Wanagiri), I Putu Widiana, 14 (Kelas VI SDN 1 Wanagiri), Luh Gede Rias Ayu Darmayanti, 10 (Kelas IV SDN 1 Wanagiri), I Gede Bintang Asmara Giri, 10 (Kelas IV SDN 1 Wanagiri), I Nyoman Eva Adi Wirawan, 8 (Kelas II SDN 1 Wanagiri), Ni Putu Nila Maharani, 10 (Kelas V SDN 1 Wanagiri), I Putu Putra Adnyana, 9 (Kelas IV SDN 1 Wanagiri), Putu Aditya Pratama Giri, 12 (Kelas VI SDN 1 Wanagiri), dan I Kadek Yupa Adi Amerta, 7 (Kelas I SDN 1 Wanagiri). Hingga Senin siang pukul 12.00 Wita, para bocah SD korban keracunan masih dirawat intensif di IRD RSUD Tabanan. Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Wanagiri, I Gusti Putu Wiantara, juga sempat menjenguk para anak didiknya yang dirawat di RSUD Tabananl.
Demikian pula Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, dr Nyoman Suratmika, yang memantau para korban di RS. Kasek SDN 1 Wanagiri, IGP Adnyana Wiantara, mengatakan awalnya hanya 4 siswa yang mengeluh sakit perut, pusing, mual-mual, dan muntah. Keempat siswa yang mengeluh sakit itu langsung dipulangkan lebih awal dari sekolah agar istirahat di rumahnya. Setelah itu, sekitar pukul 09.30 Wita, semua siswa SDN 1 Wanagiri dipulangkan dari sekolah. “Mereka (para siswa yang keracunan) membeli nasi goreng dan minuman ringan di kantin sekolah. Awalnya hanya 4 orang yang mengeluh sakit sehingga kita pulangkan lebih awal. Saya tidak menyangka ternyata banyak siswa kami yang keracunan. Saya ditelepon Kelian Dinas dan dikabarkan puluhan siswa keracunan, sebagian sudah dibawa ke Puskesmas,” terang Kasek IGP Adnyana Wiantara saat ditemui di IRD RSUD Tabanan, Senin siang.
Setelah mendapat kabar per telepon dari Kelian Dinas, Adnyana Wiantara lalu balik ke Desa Wanagiri untuk melihat kondisi para siswanya yang belum diajak ke puskesmas dan RS. Dia kemudian meminta orangtua siswa untuk mengantarkan putra-putrinya berobat ke puskesmas. “Setelah saya cek, ada 27 siswa kami yang keracunan makanan. Selain itu, ada lagi satu siswa SMPN 2 Selemadeg yang keracunan. Siswa SMP tersebut sebelumnya beli nasi goreng di kantin SDN 1 Wanagiri saat jam istirahat,” beber Adnyana Wiantara. Siswa dari SMPN 2 Selemadeg yang keracunan tersebut adalah Ni Putu Ayu Ratna Sari Utami, 14. Siswi Kelas II SMPN 2 Selemadeg ini pun dilarikan ke RSUD Tabanan untuk dirawat bersama 12 bocah SDN 1 Wanagiri korban keracunan lainnya. Jadi, total korban keracunan nasi goreng di kantin sekolah SDN 1 Wanagiri mencapai 28 orang. Sementara, salah satu bocah SDN 1 Wanagiri korban keracunan, I Kadek Yupa Adi Amerta, mengaku dirinya bersama siswa lain membeli nasi goreng dan minuman ringan rasa strawberi di kantin sekolah saat istirahat jam pertama, Senin pagi sekitar pukul 09.00 Wita.
Karena kemarin hari pertama sekolah, para siswa dipulangkan lebih awal. Nah setibanya di rumah sekitar pukul 09.30 Wita, bocah Kelas I SD ini langsung merasakan pusing kepala, mual-mual, dan muntah. Sang ayah, I Made Gunawa, kemudian menanyai Kadek Yupa Adi soal makanan yang sempat disantapnya di sekolah. Bocah usia 7 tahun ini pun bercerita sempat beli nasi goreng di kantin sekolah. Melihat anaknya menangis terus dengan keluhan gejala keracunan, made Gumawa dan istrinya langsung membawa si kecil ke Puskesmas Selemadeg I di Desa Bajera. “Setelah dirawat sebentar di Puskesmas, anak saya ini lalu dirujuk ke RSUD Tabanan. Kami diangkut ambulans puskemas. Dalam satu ambulans, diangkut empat anak SD korban keracunan,” terang Made Gunawa di RSUD Tabanan kemarin. Sedangkan Kadis Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, kemarin siang sempat memantau parakorban keracunan di RS. Petugas Dinas Kesehatan juga mengambil sampel darah para korban keracunan.
Menurut dr Suratmika, para siswa SDN 1 Wanagiri korban keracunan mengalami keluhan yang sama. “Mereka merasakan pusing, mual, muntah-muntah hingga ada yang mencret. Secara umum, kondisi mereka mulai membaik. Tiga orang di antaranya kita bawa ke Puskesmas Tabanan III untuk observasi. Kita juga telah mengambil sample untuk mengetahui apakah para siswa ini keracunan akibat nasi goreng atau minuman ringan yang dijual di kantin sekolah itu,” terang dr Suratmika. Sementara itu, Kapolsek Selemadeg AKP Dewa Raka mengakui pihaknya tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab keracunan massal yang 27 bocah SSDN 1 Wanagiri plus satu siswi SMPN 2 Selemadeg. Menurut Kapolsek Dewa Raka, pihaknya juga mengambil sampel sampel sisa makanan petaka di kantin sekolah SDN 1 Wanagiri yang dikelola Ni Gusti Ayu Rai Astawati, 30.
“Pihak sekolah dan pengelola kantin nantinya juga akan kami mintai keterangannya,” jelas Kapolsek Dewa Raka sembari menyebut, peristiwa keracunan di SDN 1 Wanagiri ini merupakan kasus pertama, sementara pengelola kantin sudah berjualan di sana selama belasan tahun.
sumber : NusaBali