Cok Rat Terpental
Informasi yang dihimpun, Minggu (21/4), semula Cok Rat sempat ngotot ingin maju lagi sebagai caleg DPRD Bali di Pileg 2014. Namun, DPP PDIP justru mengarahkan tokoh sepuh Banteng asal Puri Satria Denpasar ini maju ke Senayan berebut kursi DPR. Hanya saja, Cok Rat enggan maju ke DPR, melainkan lebih memilih incar kursi DPD RI. Kenapa Cok Rat dicoret dari pencalegan DPRD Bali? Menurut sumber, Cok Rat tidak diajukan lagi ke DPRD Bali di Pileg 2014, untuk menghindari terjadinya KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme), jika adik kandungnya yakni AA Ngurah Puspayoga yang kini Wagub Bali lolos ke kursi Kubernur melalui tarung Pilgub Bali, 15 Mei 2013 depan. Jika kakak adik sama-sama berkuasa, kesannya tidak demokratis, karena Cok Rat jadi Ketua DPRD sementara Puspayoga jadi Gubernur.
Dengan tidak diajukannya Cok Rat maju ke DRD Bali di Pileg 2014, praktis membuka jalan bagi Sekretaris DPD PDIP Bali Nyoman Adi Wiryatama untuk menduduki kursi Ketua Dewan Provinsi hasil Pileg 2014. Adi Wiryatama yang notabene mantan Bupati Tabanan dua kali periode, maju ke DPRD Bali dari Dapil Tabanan di Pileg 2014 mendatang. Sebagaimana pernah diberitakan beberapa waktu lalu, memang ada skenario DPP PDIP mendorong Cok Rat maju ke Senayan incar kursi DPR di Pileg 2014, sementara Adi Wiryatama diproyeksikan menjadi Ketua DPRD Bali 2014-2019. “Asumsinya, tidak elok jika Puspayoga jadi Gubernur, sedangkan kakaknya yakni Cok Rat menjadi Ketua DPRD Bali,” ujar sumber kala itu. Sayangnya, belum berhasil mendapat konfirmasi resmi dari DPD PDIP Bali terkait isu terpentalnya Cok Rat dalam pencalegan menuju Pileg 2014. Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali, Ketut Tama Tenaya, yang bertugas menyetorkan berkas daftar caleg sementara (DCS) DPRD Bali dari PDIP ke DPP PDIP juga tidak bisa dihubungi, Minggu kemarin. Cok Rat selaku Ketua DPD PDIP Bali juga belum bisa dimintai keterangan masalah ini.
Saat dihubungi per telepon kemarin, ponselnya diarahkan mailbox. Ketika dihubungi kembali melalui ajudannya, disebutkan bahwa Cok Rat ada kegiatan keluarga. ”Saya tidak bersama beliau (Cok Rat) saat ini. Beliau ada kegiatan sameton,” ujar ajudan Cok Rat tersebut. Yang jelas, jika benar Cok Rat terpental dari pencalegan menuju kursi DPRD Bali di Pileg 2014, berarti ada dua kader elite PDIP penyandang status incumbent dari Dapil Denpasar yang harus minggir. Keduanya minggir dan pilih beralih ke DPD RI, setelah diarahkan DPP PDIP maju ke kursi DPR. Satu kader elite PDIP Dapil Denpasar selain Cok Rat yang terpental adalah Made Aerjaya. Bedanya, Made Arjaya yang kini Ketua Komisi I DPRD Bali dikabarkan diberangus PDIP dari pencalegan gara-gara getol membela program Bali Mandara yang dijalankan Gubernur Made Mangku Pastika (Cagub dari Koalisi Bali Mandara di Pilgub Bali 2013). Cok Rat sendiri kabarnya sudah mantap ingin berjuang di jalur DPD RI melalui Pileg 2014.
“Cok Rat sudah siap mendaftarkan pencalonannya sebagai kandidat anggota DPD RI di KPU Bali besok (Senin, 22 April 2013 ini),” ungkap sumber di lingkaran PDIP, Minggu kemarin. Menurut elite PDIP Denpasar tersebut, Cok Rat sudah menghubungi Sekretariat KPU Bali, Minggu siang, terkait konfirmasi hendak mendaftar nyalon DPD RI hari ini. Cok Rat yang notabene mantan Bupati Badung telah mengurus persyaratan minimal dukumngan 2.000 KTP untuk disetor ke KPU Bali sebagai sryarat nyalon DPD RI. Dalam Pileg 2009 lalu, Cok Rat lolos ke kursi DPRD Bali dengan raihan 18.100 suara dari Dapil Denpasar. Sementara itu, pendaftaran DCS ke KPU untuk Pileg 2014 sudah akan ditutup Komisi Pemilihan Umum, Senin ini. Sehari sebelum penutupan, Partai Gerindra telah mendaftaran para kandidat caleg DPRD Bali ke KPU, Minggu kemarin. DCS tersebut diserahkan langsung ke KPU Bali oleh Ketua DPD Gerindra Ida Bagus Putu Sukarta alias Gus Sukarta dan Sekretarisnya, Wayan Wiratmaja. Berkas DCS Gerindra berkekuatan 55 orang itu diterima oleh Komisioner KPU Bali, Dewa Wiarsa Raka Sandhi. Gus Sukarta mengakui, pihaknya memenuhi kuota 55 DCS DPRD Bali dari 9 Kapupaten/Kota se-Bali. “Semua terpenuhi 100 persen, termasuk untuk kuota 30 persen perempuan. Kita setor lebih cepat dari batas waktu tanggal 22 April,” ujar Gus Sukarta yang juga Wakil Ketua DPRD Bali di sela-sela acara pendaftaran DCS di Kantor KPU Bali, Jalan Cok Agung Tresna Denpasar kemarin. Dalam DCS DPRD Bali yang disetor Gerindra, terdapat deretan tokoh politik dan tokoh masyarakat.
Di antaranya, Made Sudana (mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali hasil Pileg 2009 dari Dapil Tabanan), Wayan Tagel Arjana (kandidat incumbent mantan politisi PNBKI dari Dapil Gianyar), Tjokorda Gede Putra Nindia (tokoh Puri Agung Peliatan mantan Calon Bupati Gianyar di Pilkada 2012), hingga Made Westra (mantan Sekkot Denpasar dan Calon Bupati Buleleng di Pilkada 2012 dari Dapil Buleleng). Sedangkan tokoh perempuan yang masuk DCS Gerindra DPRD Bali, antara lain, Ni Kadek Rusniati (Ketua Perempuan Indonesia Raya/PIRA Bali). Bahkan, Ketua Forum Perbekel Kabupaten Bangli, I Made Antara (Kepala Desa Buahan, Kecamatan Kintamani) juga masuk DCS Gerindra untuk kursi DPRD Bali. “Gerindra target mewujudkan satu fraksi di DPRD Bali hasil Pileg 2014,” tegas Gus Sukarta.
Di sisi lain, DPD Gerindra Bali juga setorkan DCS kursi DPRD Bali untuk Pileg 2014 ke Kantor KPU. Menurut Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, pihaknya pasang 36 persen kandidat caleg perempuan. “Setelah pendaftaran ini, caleg- caleg yang sudah terdaftar tinggal bergerak dan mendulang suara untuk mewujudkan target minimal 15 persen suara di Pileg 2014,” ujar Mudarta. Dalam Pileg 2009 lalu, Demokrat berhasil mewujudkan satu fraksi di DPRD Bali 2009-2014 dengan merampas 10 kursi. Masing-masing, 2 kursi dari Dapil Badung, 2 kursi dari Dapil Denpasar, 1 kursi dari Dapil Jembrana, 1 kursi dari Dapil Buleleng, 1 kursi dari Dapil Tabanan, 1 kursi dari Dapil Karangasem, dan 1 kursi dari Dapil Klungkung. Sedangkan dua daerah di mana Demokrat gagal meraih kursi DPRD Bali dalam Pileg 2009 adalah Bangli dan Gianyar.
Ikut Kampanye, Kepala Daerah Wajib Cuti
KPU Bali menyurati para kepala daerah yakni Bupati, Walikota, Gubernur dan Wakil Gubernur jelang kampanye Pemilihan Gubernur Bali. Ketua KPU Bali Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa, Minggu (21/4) mengatakan, para kepala daerah tersebut wajib cuti jika mengikuti kampanye Pilgub Bali 2013. Kampanye dijadwalkan digelar pada 28 April sampai 10 Mei 2013 mendatang. Jadwal masing-masing kandidat juga sudah tersusun di KPU Bali.
Kata Lanang Perbawa, kampanye tersebut kemungkinan akan diambil oleh kedua kandidat. “Kemungkinan besar kandidat ambil jatah kampanye, entah itu kampanye terbuka atau tertutup. Sudah pasti mereka harus cuti,” ujar Lanang Perbawa. Lanang menyebutkan, KPU Bali sudah berkoordinasi dengan Biro Tata Pemerintah Pemprov Bali (Karo Tapem) supaya dikoordinasikan dengan pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri. Karena izin kampanye itu izinnya dari Mendagri. “Karo Tapem sudah kami surati dan melalui Kabidnya sudah disampaikan baik Cagub-Cawagub akan dikoordinasikan jadwal cutinya. Kebetulan kedua kandidat ini incumbent Gubernur dan Wakil Gubernur sama-sama maju,” ujar mantan aktivis KMHDI ini. Selain Cagub-Cawagub, kata Lanang Perbawa, yang wajib cuti kalau mengikuti kampanye adalah kepala daerah Bupati, Wakil Bupati dan Walikota serta Wakil Walikota. Mereka nanti pasti ada yang mengikuti kampanye paket ini. Termasuk kandidat Cawagub yang juga Wakil Bupati Badung Ketut Sudikerta wajib cuti.
“Yang Kepala Daerah setingkat Bupati ini pasti ada yang ikut kampanye, mereka harus cuti. Hal ini sudah diatur dalam peraturan KPU tentang kampanye, jelas itu,” tegas Lanang Perbawa. “Cutinya tidak mesti penuh kalau kandidat memang tidak full menggunakan jatah kampanye. Artinya kapan dia kampanye saat itu harus cuti. Tetapi selama ini rata-rata kandidat yang menjabat memang cuti pada semasa kampanye penuh, karena jadwalnya diatur,” tegas Lanang. Kampanye Pilgub Bali nanti kemungkinan akan ada show of force massa pendukung kedua kandidat. Terkait dengan pelaksanaan kampanye Pilgub Bali ini pihak keamanan diminta sudah melakukan antisipasi terkait dengan perkembangan politik kedepan. Sebab pertarungan head to head ini rawan situasinya. Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya berharap tokoh- tokoh partai dan masyarakat benar- benar bisa menjaga kampanye yang kondusif.
“Karena Bali sangat rawan dengan masalah keamanan. Sekarang kami dari dewan berharap tokoh partai, para kandidat mengendalikan massa pendukung supaya kampanye damai terjaga,” ujar Arjaya. Apalagi kata Arjaya, sebelumnya sudah ada kesepakatan melaksanakan Pilgub damai yang disepakati dihadapan Panwaslu dan Bawaslu. “Kesepakatan itu benar-benar harus dijaga dan komitmen dari kandidat diharapkan sekali,’ tegas Arjaya yang bakal maju menjadi anggota DPD RI.
sumber : NUSABALI