Seperti prediksi sebelumnya, Ketua DPD PDIP Bali AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat (kini Ketua DPRD Bali) dan Made Arjaya (Ketua Komisi I DPRD Bali) tidak lagi dimunculkan PDIP dalam DCS Dapil Denpasar. Kedua politisi PDIP ini banting haluan nyalon DPD RI di Pileg 2014. Dari Dapil Denpasar, PDIP pasang kandidat incumbent Gusti Putu Budiarta dalam DCS DPRD Bali. Sedangkan dari Dapil Gianyar, PDIP pertahankan dua kandidat incumbent untuk DCS DPRD Bali, yakni Nyoman Parta dan Made Budastra. Demikian pula dari Dapil Klungkung, PDIP kembali pasang kandidat incumbent Ketut Mandia maju ke DPRD Bali dalam Pileg 2014. Hal sama berlaku bagi Ida Bagus Ketut Birawa, kandidat incumbent yang dipasang kembali PDIP dari Dapil Jembrana. Dari Dapil Karangasem, PDIP bahkan mengakomodasi 100 persen kandidat incumbent, yakni Gede Sudarma (mantan Ketua Badan Kehormatan DPRD Bali) dan Ni Made Sumiati (anggota Komisi I DPRD Bali).
Demikian pula dari Dapil Badung, PDIP pasang kembali tiga kandidat incumbent dalam DCS DPRD Bali ke Pileg 2014: Wayan Disel Astawa (Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali yang sempat diisukan terpental), Ketut Tama Tenaya (Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali), dan Nyoman Laka. Ketiganya dipertahankan karena dianggap sebagai pendulang suara di Badung. Sebaliknya, dari Dapil Bangli, PDIP hanya loloskan satu kandidat incumbent ke DPRD Bali dalam Pileg 2014, yakni Hening Puspitarini. Satu kandidat incumbent klainnya, Ngakan Kutha Parwata, tidak masuk DCS DPRD Bali karena pilih incar kursi Ketua DPRD Bangli di Pileg 2014. Hening Puspitarini (Srikandi PDIP yang notabene adik ipar mantan Bupati Bangli Nengah Arwana) sebelumnya sempat minta mundur dari pencalegan dengan alasan keluarga.
Dari Dapil Buleleng pun, PDIP mempertahankan tiga kandidat incumbent-nya dalam DCS DPRD Bali di Pileg 2014, masing-masing Ketut Kariyasa Adnyana (asal Kecamatan Busungbiu), Gede Kusumaputra (Kecamatan Sawan), dan Dewa Nyoman Rai Adi (Kecamatan Tejakula). Dalam Pileg 2009 lalu, PDIP sabet 4 kursi DPRD Bali dari Dapil Buleleng. Satu kursi lagi diraih Putu Agus Suradnyana, yang kini menjabat Bupati Buleleng hasil Pilkada 2012. Dari Dapil Tabanan, PDIP tidak meloloskan satu kandidat incumbent dalam DCS DPRD Bali ke Pileg 2014, yakni Nyoman Gede Putra Astawa. Politisi PDIP asal Kediri, Tabanan ini di luaer dugaan terpental dari pencalegan. Justru I Gusti Ngurah Suryanta Putra dan Gede Suamba yang melenggang lagi sebagai kandidat incumbent ke DPRD Bali, bersama newcomer seperti Nyoman Adi Wiryatama (mantan Bupati Tabanan dua kali periode). Padahal, Suryanta Putra sebelumnya sempat diisukan terpental. Sekadar dicatat, dalam Pileg 2009 lalu, PDIP tampil sebagai jawara di Bali.
Ketika itu, PDIP berhasil mendominasi 24 kursi dari total 55 kursi DPRD Bali 2009-2014. Terbanyak dari Dapil Tabanan dengan 5 kursi---termasuk Wayan Sukaja (hijrah ke Hanura) dan Made Sudana (hijrah ke Gerindra)---, disusul Dapil Buleleng dengan meraih 4 kursi. Sementara itu, Sekretaris DPD PDIP Bali Nyoman Adi Wiryatama meminta kader Banteng legowo atas proses DCS yang telah disetor ke KPU kemarin. Menurut Adi Wiryatama, DCS ini sudah melalui mekanisme partai yang ditetapkan DPP PDIP. DCS DPRD Bali yang disetorkan DPD PDIP ke KPU adalah hasil keputusan DPP PDIP dengan kuota 100 persen. Karenanya, tentu saja ada kader yang tidak terakomodasi.
“Sebagai partai kader, PDIP memiliki banyak kader potesial. Namun, DPP PDIP telah memberikan keputusan untuk kuota 100 persen ini. Kami minta kader supaya legowo jika ada yang belum terakomodasi,” ujar Adi Wiryatama, Senin kemarin. Adi Wiryatama menegaskan, DCS ini semuanya dibawa ke DPP PDIP setelah melalui proses kajian dan scoring, dengan melihat hasil fit and proper test yang dilakukan induk partai terhadap kandidat. Tidak ada unsur like and dislike dalam hal ini.
“Seluruh proses dan mekanisme dilaksanakan, usulan cabang (DPC PDIP) kita tampung dan disalurkan ke DPP PDIP sesuai dengan SK DPP 061 tentang tata cara penjaringan dan penetapan caleg DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota,” kata Adi Wiryatama. Jadi, lanjut Adi Wiryatama, keputusan DCS ada di tangan DPP PDIP. DPD PDIP hanya menyerahkan DCS keputusan DPP PDIP itu ke KPU Bali. Namun, pencalonan DCS ini sifatnya masih sementara, karena akan ada waktu untuk perbaikan-perbaikan. “Saya meminta kader-kader partai tenang. Jika ada yang mengajukan keberatan, kami minta lakukanlah dengan santun. DPP PDIP akan menerima keberatan-keberatan kader yang dilakukan dengan etika partai.
Kalau sampai ada demo, DPP PDIP tidak akan mentoleransi,” tandas mantan Bupati Tabanan dua kali periode ini. Sementara, seluruh 12 parpol peserta Pemilu 2014 secara resmi sudah menyerahkan DCS DPRD Bali ke KPU, Senin kemarin. Seluruh parpol memenuhi kuota 100 persen (55 kursi) dengan menyertakan 30 persen perempuan. Ada empat parpol yang kejar-kejaran waktu karena baru setor DCS DPRD Bali ke Kantor KPU Bali, Jalan Cok Agung Tresna Denpasar, pada last minute penutupan pendaftaran, Senin sore pukul 16.00 Wita, yakni Hanura, PKPI, PDIP, dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hanura sendiri menyetorkan DCS DPRD Bali melalui Ketua DPD Hanura, Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles---yang dalam Pileg 2014 maju ke DPR, tinggalkan kursi DPRD Bali.
Sedangkan PDIP menyetorkan DCS ke KPU Bali melalui Nyoman Parta dan Adenan. Sementara DCS DPRD Bali dari PKPI disetorkan oleh Sekretaris DPD PKPI Gede Kasjaya. Terakhir, NasDem mendaftarkan DCS-nya melalui tiga serangkai: Ketua DPW Bali Ida Bagus Oka Gunastawa, Sekretaris DPW Bali Ketut Adi Saputra, dan Bendahara DPW Bali Gusti Bagus Eka Subagiartha. Sedangkan 8 parpol lainnya sudah lebih dulu menyetorkan DCS DPRD Bali ke Kantor KPU, yakni Golkar, Demokrat, Gerindra, PAN, PKB, PPP, PBB, dan PKS. Seluruh 12 parpol peserta Pemilu 2014 ini nantinya akan bertarung memperebutkan 55 kursi DPRD Bali melalui Pileg, 9 April 2014 mendatang.
sumber : NusaBali