SINGARAJA - Pernyataan putra sulung Bupati Putu Bagiada yakni I Gede Ariadi siap maju ke Pilkada Buleleng 2012 melalui jalur independen, membuat kubu PDIP terusik. PDIP minta komitmen Bagiada, karena yang bersangkutan naik ke kursi Bupati Buleleg dengan kendaraan politik Partai Banteng Gemuk. Artinya, siapa pun nanti calon yang diusung PDIP ke Pilkada Buleleng 2012, Bagiada wajib mendukungnya.
Wakil Ketua DPC PDIP Buleleng, Putu Mangku Budiasa, mengingatkan Bagiada tidak punya pilihan lain kecuali harus mendukung dan memenangkan calon yang diusung partainya di Pilkada 2012 nanti, sekalipun mesti berseberangan dengan sang Putra Mahkota---jika maju melalui jalur Independen. Pasalnya, Bagiada kini tercatat sebagai kader PDIP dan duduk di Bappilu DPD PDIP Bali, berdasarkan SK No 002/KPTS/DPD-02/I/2007.
“Di era demokrasi sekarang ini, setiap orang mempunyai hak politik untuk tampil dalam perhelatan politik, sepanjang yang bersangkutan mengikuti mekanisme dan aturan main yang diatur oleh Undang-undang. Tidak terkecuali, Gede Ariadi, putra Pak Bagiada. Tapi, Pak Bagiada harus ingat, dulu dia diusung dan dimenangkan oleh PDIP sebagai Bupati. Sekarang dia harus komit memenangkan calon dari PDIP,” jelas Mangku Budiasa di Singaraja, Minggu (3/4). Ditambahkan Mangku Budiasa, untuk memberikan kepastian pada Pilkada 2012, maka Bagiada harus menentukan sikap. “Buat kami, urusan partai harus lempeng (jelas). Beliau (Bagiada) harus menentukan sikap di Pilkada Buleleng 2012/ Ingat, kewajiban seorang kader partai, harus tunduk pada keputusan dan instruksi partai,” jelas Mangku Budiasa.
“Siapa pun nanti yang mendapat rekomendasi sebagai Cabup-Cawabup Buleleng dari PDIP, maka Pak Bagiada dan seluruh kader partai dari tingkat Ranting sampai DPP PDIP wajib memenangkannya,” imbuh politisi PDIP yang juga Ketua Komisi B DPRD Buleleng ini.
Karena itu, kata Mangku Budiasa, Bagiada diingatkan harus berani menentukan sikap politiknya terkait kesiapan sang Putra Mahkota untuk maju ke Pilkada 2012 melalui jalur independen. “Apakah beliau akan berjuang untuk Putra Mahkota atau akan konsisten membela partai, bagi kami itu harus jelas,” tandas politisi asal Desa Selat, Kecamatan Sekasada, Buleleng ini.
Sementara, Bupati Bagiada enggan berkomentar saat dikonfirmasi terkait masalah ini, Minggu kemarin. Bagiada hanya mengatakan, kesiapan anaknya maju sebagai Cabup di Pilkada Buleleng 2012 adalah menjawab pertanyaan wartawan. “Anak saya ditanya waktu itu, siap nggak? Dia jawab siap. Masak dijawab tidak siap?” jelas Bagiada yang dikonfirmasi seusai membuka Kejurda Aeromodeling di Lapter Letkol Wisnu, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Minggu kemarin.
Terkait kedudukannya sebagai anggota Bappilu DPD PDIP Bali, Bagiada mengatakan hal itu urusan politik dan harus dibedakan dengan pencalonan putranya. “Soal Bappilu PDIP harus dipisahkan, itu ‘kan bagian dari partai politik. Saya sebagai Bupati Buleleng mempersilakan dari sekarang demokrasi itu berjalan yang sewajarnya, karena ada pergantian Bupati tahun 2012. Semua punya kesempatan dan peluang. Yang penting, jangan saling menjegal dan menjatuhkan. Demokrasi harus dijunjung tinggi. Semua warga negara punya hak,” jelas Bagiada. Didesak komitmenya untuk memenangkan calon yang diusung PDIP jika nanti sang Putra Mahkota maju juga sebagai Cabup Buleleng dengan kendaraan lain, menurut Bagiada, dirinya tidak membicarakan politik. “Saya tidak berbicara politik. PDIP ya PDIP. Ada juga partai yang lain. Ini adalah soal pilihan masyarakat. Partai politik ‘kan sebagai sarana. Itu saja, ya,” katanya.
Sebelumnya, Gede Ariadi membenarkan dirinya akan maju incar kursi Bupati di Pilkada Buleleng 2012. Penegasan ini disampaikan sang Putra Mahkota di sela-sela acara apel peringatan HUT ke-407 Kota Singaraja, Rabu (30/3) lalu. Namun, Ariadi membatah peluang nyalon ke Pilkada Buleleng 2012 karena aji mumpung---mengingat ayahnya seorang Bupati. Kendati siap nyalon, namun Ariadi mengaku belum memikirkan kendaraan politik. Hanya saja, dia mengisyaratkan cenderung maju ke Pilkada 2012 lewat jalur independen. “Kalau kendaraan partai politik belum, biarkan masyarakat yang menilai dulu,” ujarnya. Ariadi juga minta masyarakat jangan mengaitkan keinginanya untuk maju ke Pilkada karena melihat posisi bapaknya sebagai Bupati Buleleng. Sang Putra Mahkota pun meminta masyarakat melihat dari dimensi lain, sebagai bagian demokrasi yang berkembang.
“Tidak bisa dilihat dari demensi itu (putra bupati). Memang jabatan itu (ayahnya selaku Bupati) melekat, tapi di alam demokrasi ini semuanya terbuka. Masyarakat harus melihat dari dimensi demokrasi itu sendiri,” kilah figur pengusaha muda yang kini duduk di jajaran Direksi PT Tirta Jaya Abadi Mumbul ini. Sementara itu, internal PDIP Buleleng dikabarkan terbelah empat terkait Pilkada 2012. Kelompok pertama, mendukung Dewa Nyoman Sukrawan (Ketua DPC PDIP) sebagai Capub Buleleng 2012. Kelompok kedua, cenderung mendukung Putu Agus Suradnyana (Korwil Buleleng DPD PDIP Bali) sebagai Cabup. Kelompok ketiga, cenderung mendukung Made Arga Pynatih (kini Wakil Bupati Buleleng). Keempat, kelompok abu-abu alias belum menentukan arah dukungan. Sumber di lingkaran DPC PDIP Buleleng menyebutkan, internal partainya dua kecamatan sudah mentok mendukung Agus Suradnyana (politisi PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng), yakni Kecamatan Banjar dan Kecamatan Busungbiu. Sedangkan Dewa Sukrawan (politisi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng) mendapat dukungan kuat dari tiga kawasan (Timur): Kecamatan Sawan, Kecamatan Tejakula, dan Kecamatan Kubutambahan. Sementara, Arga Pynatih (asal Kelurahan Astina, Kota Singaraja) mendapat dukungan dari dua kawasan: Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Sukasada. Namun, dukungan itu belum begitu mengkristal, karena ada sejumlah pengurus dan kader telah membelot ke kandidat kandidat.
“Sebaliknya, untuk dua kecamatan lainnya dari wilayah Buleleng Barat yakni Kecamatan Seririt dan Kecamatan Gerogak, hingga saat ini sikapnya masih abu-abu. Tapi, internal PDIP dari dua kawasan itu condong mengarah ke Agus Suradnyana,” ujar sumber yang anggota Fraksi PDIP DPRD Buleleng ini di Singaraja, Minggu kemarin.
Dia menambahkan, sikap abu-abu tidak saja ditunjukkan PAC PDIP Gerokgak dan PAC PDIP Seririt, namun juga sejumlah kader partai yang duduk di DPRD Buleleng. Bagi mereka yang bersikap abu-abu ini, yang menentukan nanti adalah rekomendasi DPP PDIP. “Sekarang tidak mau ikut-ikutan salah satu kandidat, karena bagi mereka, siapa pun yang direkomendasi pusat, itulah yang akan didukung nanti,” katanya.
Terbelahnya internal PDIP ini semakin terasa ketika Agus Suradnyana turun menyerahkan bantuan kepada korban bencana puting beliung di Lingkungan Tambak Sari, Kelurahan Kampung Baru, Singaraja, Sabtu (2/4). Kala itu, dia didampingi pengurus BMI Buleleng serta sejumlah anggota Fraksi PDIP DPRD Buleleng, seperti I Made Teja (Dapil Sukasada) dan Kadek Setiawan (Dapil Kota). Ketua DPC PDIP Buleleng, Dewa Sukrawan, ketika dikonfirmasi kemarin, juga tidak menampik perkembangan politik yang mengarah terbelahnya internal PDIP tersebut. Tapi, menurut Dewa Sukrawan, hal yang wajar dalam proses penjaringan dan penyaringan bakal calon terjadi perbedaan dukungan. “Saya kira itu sah-sah saja. Dalam demokrasi, seseorang berhak menentukan figur yang dinilai sesuai pilihannya,” kata Ketua DPRD Buleleng ini. Namun, kata Dewa Sukrawan, dari pengalaman yang ada, kader PDIP akan kembali bersatu ketika rekomendasi Cabup-Cawabup dari DPP PDIP sudah terun.
sumber : NusaBali