Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Majalah Time Sebut Bali Bak Neraka, Narasumber Tidak Berkompeten?

Majalah Time Sebut Bali Bak Neraka, Narasumber Tidak Berkompeten?

Written By Dre@ming Post on Selasa, 05 April 2011 | 6:55:00 PM

Selasa, 5 April 2011 - 15:02 wib

JAKARTA- Majalah Time edisi 1 April menerjunkan laporan yang menyebutkan liburan ke Bali, bak liburan ke neraka, hanya dapat kesengsaraan terus menerus.

Adalah Andrew Marshall yang menulis dan membuat judul ‘Holiday in Hell: Bali’s Ongoing Woes’. Dia menyoroti Bali yang dulunya dianggap surga para wisatawan asing, kini sudah tidak lagi.

Yang mengejutkan, Andrew yang mewawancarai penjaga pantai Kuta, Wayan Sumerta, menyebutkan bahwa Pantai Kuta sudah tercemar berbagai bakteri dan plankton yang membusuk akibat adanya pencemaran pantai.

“Bagi orang dengan kulit sensintif, mandi di Pantai Kuta selama 30 menit saja bisa menyebabkan alergi kulit,” tulis Andrew di majalah tersebut. Dia juga menyebut pantai tersebut bak lautan gatal, karena tumpukan sampah yang tak terangkat.

Dalam laporan tersebut, Andrew menyoroti pembangunan pulau yang dikunjungi 1,3 juta wisatawan asing tersebut. Dia menyebut, usai kejadian bom Bali tahun 2002 dan 2005, pemerintah Bali menargetkan wisman dua kali lipat dari 1,3 juta. Ditambah lagi jutaan turis lokal setiap tahunnya.

Karenanya, para pengusaha pun melakukan pembangunan untuk menampung jutaan turis yang datang ke Pulau Dewata ini.

Andrew juga mewawancarai direktur marketing Asosiasi Hotel-Hotel di Bali, Ron Namura, yang menyebut bahwa pembangunan di Bali yang begitu cepat tidak ditunjang dengan infrastuktur yang memadai.

Dia mencontohkan sejumlah crane yang terlihat dari Pantai Kuta yang tengah membangun tiga mall dan hotel bintang lima. Akan tetapi, sejumlah fasilitas yang mendukung seperti jalanan dan tempat parkir sangat tidak memadai.

Untuk melengkapi laporannya, Andrew juga memajang foto Pantai Kuta dengan latar belakang crane yang tengah sibuk melakukan pembangunan. Apakah benar Bali sudah menjadi seperti neraka?
  
"Wartawan Time Hanya Sepintas Lihat Sampah di Kuta"
DENPASAR- Pemberitaan Majalah Time yang menyebutkan kondisi Pantai Kuta seperti neraka membuat tersinggung para pegiat pariwisata Bali.

Pemerintah Provinsi Bali lewat Kepala Biro Humas Provinsi Bali, I Putu Suardika, langsung membantah keras pemberitaan yang dirilis Majalah Times edisi 1 April 2011 tersebut.

"Pemberitaan itu tidak sepenuhnya benar sebab penulis hanya melihat sepintas di Pantai Kuta tentang tumpukan sampah dan pencemaran pantai," kata Suardika, di Denpasar, Selasa (5/4/2011).

Seperti diketahui, tulisan Andrew Marshall dalam pemberitaan Times menyebutkan Bali sebagai destinasi wisata seperti di neraka. Menurut dia, Bali saat ini bukan lagi seperti Bali beberapa tahun silam.

Suardika mengaku sudah membaca artikel tersebut dan menilai pihak yang dipakai narasumber tidak berkompeten untuk berbicara tentang pencemaran Pantai Kuta.

Dia menyebutkan, Bali ini tidak sama dengan Pantai Kuta meskipun obyek wisata Pantai Kuta masih menjadi ikon pariwisata Bali. Seperti diketahui, Pulau Bali, sangat luas dan indah, masih banyak tempat lain yang bersih dan menarik dikunjungi.

"Mungkin penulis melihat saat sampah di Pantai Kuta yang belum dibersihkan atau saat selesai upacara agama," ucap Suardika. Dia juga menyesalkan tulisan yang tidak berimbang tersebut.

Sebagai contoh bukti komitmen pemerintah, sambung dia telah dicanangkan visi Bali clean and green, lewat program sistem pertanian terintegrasi (Simantri) guna menekan sampah dan penggunaan pupuk kimiawi

Dalam tulisannya, Andrew melihat Pantai Kuta sudah tercemar berbagai bakteri dan plankton yang membusuk. “Bagi orang dengan kulit sensintif, mandi di Pantai Kuta selama 30 menit saja bisa menyebabkan alergi kulit,” kata Andrew dilansir majalah bergengsi di Amerika Serikat itu.

Dalam tulisan berjudul “Holidays in Hell: Bali’s Ongoing Woes, Andrew menyinggung beberapa masalah sensintif lainnya yang menyebabkan image Bali kini berubah bak pariwisata neraka.

Dia menyoroti persoalan sampah yang dihasiilam limbah industri, kemacetan lalu lintas di wilayah Bali selatan yang dinilai sudah seperti di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia.

Meski mengkritik pedas Bali namun penulis memuji Gubernur Made Mangku Pastika sebagai pemimpin inovator seperti morotarium infrastruktur pariwisata Bali, hanya saja idenya tidak didukung investor dan elemen terkait.
 sumber : okezone
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen