Bali Diberitakan Negatif, Pastika Santai
DENPASAR - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika tampak santai menanggapi pemberitaan situs berita Time terbitan 1 April lalu yang berjudul "Holidays in Hell: Bali's Ongoing Woes". Artikel yang ditulis oleh jurnalis Andrew Marshall ini menceritakan berbagai sisi negatif Bali, mulai dari sampah, keamanan, hingga kemacetan yang semakin parah.
"Kami tidak membantah. Itu fakta, kok. Bahwa iya, tapi kita harus berusaha memperbaiki," jawab Pastika santai saat ditanya wartawan soal berita Time di kantor Gubernur Bali, Rabu (6/4/2011).
Menurut Pastika, kondisi Bali yang ditulis Time tak jauh beda dari survei yang dilakukan Dinas Pariwisata Provinsi Bali beberapa bulan lalu. "Bahwa kita banyak masalah, itu kan sudah beberapa bulan lalu hasil survei Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Keluhan pertama adalah masalah sampah," ungkap mantan Kapolda Bali ini.
"Memang betul kita memang kotor, kok. Jauh dari negara-negara lain. Karena itu, kita harus bangkit," imbuh Pastika.
Pemerintah Provinsi Bali sebenarnya tengah menggodok peraturan daerah (perda) soal sampah sejak tahun lalu. Perda ini sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sampai saat ini, perda mengenai sampah sudah masuk pembahasan tahap 4.
Tiga Alasan Kenapa Bali Disebut Neraka
DENPASAR- Majalah Time 1 April lalu menurunkan tulisan yang menyebut Bali kini tak lagi menjadi surga. Bahkan, Pulau Dewata tersebut lebih layak disebut sebagai neraka. Apakah hal ini benar?
Sebenarnya masalah ini sudah lama diendus Pemerintah Provinsi Bali. Dinas Pariwisata Bali pun telah melakukan survei kepada wisatawan mancanegara mengenai hal ini.
Hal tersebut diakui Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, saat ditemui usai acara Love and Friendship For Japan di Monumen Perjuangan Bajra Sandi di Renon, Denpasar, tadi malam, Selasa (5/4/2011).
Dari hasil survei tersebut, didapati kesimpulan bahwa ada tiga masalah utama yang dikeluhkan turis yang datang ke Bali.
"Berdasar hasil survei Dinas Pariwisata Provinsi Bali, yang pertama dikeluhankan turis saat berada di sini ya sampah, macet, dan bandara," ungkapnya..
Hal senada juga dituliskan Andrew Marshal di Majalah Time. Dia menyebut, bahwa Pantai Kuta kini sudah tercemar. Berenang di Kuta selama setengah jam akan membuat kulit menjadi alergi.
Dia juga mengkritisi mengenai pembangunan bangunan mewah di Bali yang tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai seperti parkiran dan lainnya. Hal inilah kemudian yang menjadi salah satu penyebab lalu lintas Bali menjadi semrawut.
Meski Pastika mengakui ada masalah, dia tetap tidak mau menerima jika Bali dianggap seperti neraka. Karena Bali masih menjadi salah satu destinasi yang banyak diminati.
Sebenarnya masalah ini sudah lama diendus Pemerintah Provinsi Bali. Dinas Pariwisata Bali pun telah melakukan survei kepada wisatawan mancanegara mengenai hal ini.
Hal tersebut diakui Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, saat ditemui usai acara Love and Friendship For Japan di Monumen Perjuangan Bajra Sandi di Renon, Denpasar, tadi malam, Selasa (5/4/2011).
Dari hasil survei tersebut, didapati kesimpulan bahwa ada tiga masalah utama yang dikeluhkan turis yang datang ke Bali.
"Berdasar hasil survei Dinas Pariwisata Provinsi Bali, yang pertama dikeluhankan turis saat berada di sini ya sampah, macet, dan bandara," ungkapnya..
Hal senada juga dituliskan Andrew Marshal di Majalah Time. Dia menyebut, bahwa Pantai Kuta kini sudah tercemar. Berenang di Kuta selama setengah jam akan membuat kulit menjadi alergi.
Dia juga mengkritisi mengenai pembangunan bangunan mewah di Bali yang tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai seperti parkiran dan lainnya. Hal inilah kemudian yang menjadi salah satu penyebab lalu lintas Bali menjadi semrawut.
Meski Pastika mengakui ada masalah, dia tetap tidak mau menerima jika Bali dianggap seperti neraka. Karena Bali masih menjadi salah satu destinasi yang banyak diminati.
Dirjen Kemenbudpar Akui Pantai Kuta Sudah Tercemar
JAKARTA- Kabar tercemarnya air laut Pantai Kuta yang ditulis Majalah Time 1 April kemarin, diamini Dirjen Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim.
“Memang betul airnya sudah tercemar. Tapi kita harus tetap jaga kebersihan airnya,” kata Firmansyah saat ditemui di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (6/4/2011).
Firmansyah mengakui memang saat ini Bali memang mengalami masalah sampah yang belum terselesaikan. Seperti di Pantai Kuta, karena terlalu banyaknya sampah pemerintah sibuk melakukan pembersihan terus.
“Di Pantai Kuta saja setiap tiga jam sekali masuk truk pengangkut sampah. Untuk itu pemerintah terus melakukan pembersihan sampah-sampah itu,” urainya.
Dalam menangangi masalah tersebut, dalam jangka pendeknya pemerintah terus melakukan pembersihan dengan cara mengimbau turis lokal maupun mancanegara agar tidak membuang sampah sembarangan.
“Memang betul airnya sudah tercemar. Tapi kita harus tetap jaga kebersihan airnya,” kata Firmansyah saat ditemui di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (6/4/2011).
Firmansyah mengakui memang saat ini Bali memang mengalami masalah sampah yang belum terselesaikan. Seperti di Pantai Kuta, karena terlalu banyaknya sampah pemerintah sibuk melakukan pembersihan terus.
“Di Pantai Kuta saja setiap tiga jam sekali masuk truk pengangkut sampah. Untuk itu pemerintah terus melakukan pembersihan sampah-sampah itu,” urainya.
Dalam menangangi masalah tersebut, dalam jangka pendeknya pemerintah terus melakukan pembersihan dengan cara mengimbau turis lokal maupun mancanegara agar tidak membuang sampah sembarangan.
sumber : Kompas, okezone