Drone jenis KOAK 3.0 (atas). Drone jenis Sky Hunter 1.8 (bawah) |
Tim drone PT. Carita Boat Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) didampingi Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melakukan survei awal untuk take off drone yang digunakan untuk melakukan dokumentasi berupa pengambilan video dan foto.
Berdasarkan informasi dari Kepala Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, tim telah melakukan survey di tiga lokasi.
Tiga lokasi tersebut yaitu:
Pura Pasar Agung Selat
Kondisi cuaca berkabut, posisi koordinat -8'22'14", 115'30'10" ketinggian 1.579 m. Dilakukan pemantauan situasi menggunakan drone mavic
Rumah Pohon Tulamben
Kondisi cerah, koordinat -8'19'6", 115'34'7" ketinggian 448 m. Dilakukan pemantauan situasi menggunakan drone mavic
Kubu
Kondisi cerah, -8'15'32" 115'34'38" ketinggian 75 m. Dilakukan pemantauan situasi menggunakan drone mavic
Kasbani menjelaskan, saat ini 6 orang tim drone yang membawa 3 alat drone masih dalam perjalanan menuju Bali.
Tim tersebut menggunakan jalur darat mengingat alat-alatnya berukuran cukup besar.
Diperkirakan tim tersebut tiba di Bali malam ini (10/10/2017).
Tipe tiga drone tersebut antara lain, Tawon, KOAK 3.0, dan Multi Roter.
Multi roter mampu terbang diketinggian 500 meter, Tawon dan KOAK 3.0 mampu terbang diketinggian 4.000 m dengan kemampuan terbang selama 3 jam.
Ini Kelebihan Pemantauan dan Pengawasan Gunung Api Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
- Efisien waktu dan tenaga
- Mobilitas yang tinggi
- Ramah lingkungan
- Kehadiran UAV tak mudah terdeteksi
- Data digital image
- Mampu terbang dengan ketinggian 4.000 meter
- Minimal infrastruktur yang dibutuhkan
sumber : tribun