Wajah Gunung Agung terlihat dari Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Desa Rendang, Karangasem, Selasa (10/10/2017) pagi. |
AMLAPURA - Aktivitas vulkanik Gunung Agung kembali meningkat. Kali ini dari intesitas kegempaan. Bahkan sudah muncul gempat tremor non-harmonik sampai empat kali.
Berdasarkan laporan PVMBG pada Rabu (12/10/201) pukul 18.00-24.00 WITA, terjadi gempa tremor non-harmonik sebanyak 4 kali, amplitudo 1-4 mm, dengan durasi 70-160 detik.
Jumlah gempa tremor non-harmonik ini meningkat dibanding periode enam jam sebelumnya. Pada pukul 12.00-18.00 WITA terjadi gempa tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, amplitudo 1.5-4 mm dengan durasi 80-140 detik.
Gempa tremor tersebut baru pertama kali terjadi sejak Gunung Agung mengalami peningkatan aktivitas hingga saat ini statusnya di Level IV (Awas).
Gempa tremor adalah getaran yang terjadi akibat bergeraknya sebuah patahan secara dikit demi sedikit dan bisa jadi pertanda gunung akan meletus.
Berikut laporan aktivitas Gunungapi Gunung Agung
Periode pengamatan 12-10-2017 pukul 18.00-24.00 WITA
METEOROLOGI
Cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah utara dan barat daya. Suhu udara 23-24 °C dan kelembaban udara 85-88 %.
VISUAL
● Gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
KEGEMPAAN
■ Tremor Non-Harmonik
(Jumlah : 4, Amplitudo : 1-4 mm, Durasi : 70-160 detik)
■ Vulkanik Dangkal
(Jumlah : 96, Amplitudo : 2-5 mm, Durasi : 7-15 detik)
■ Vulkanik Dalam
(Jumlah : 138, Amplitudo : 3-7 mm, S-P : 1-2.5 detik, Durasi : 7-30 detik)
■ Tektonik Lokal
(Jumlah : 12, Amplitudo : 5-8 mm, S-P : 5-7 detik, Durasi : 40-90 detik)
KESIMPULAN
Tingkat Aktivitas G. Agung Level IV (Awas)
REKOMENDASI
Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah G. Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari Kawah Puncak G. Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 12 km. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana mengatakan, tremor non-harmonic sering juga disebut Spasmodic Burst atau Spasmodic Tremor.
Gempa tersebut adalah rentetan beberapa gempa vulkanik dimana satu gempa muncul sebelum gempa sebelumnya selesai.
Ia mengatakan, secara fisis merefleksikan aliran fluida magmatik (gas, liquid atau solid).
Devy menjelaskan, tidak semua tremor seperti yang dialami Gunung Agung saat ini diikuti letusan, kecuali jika terjadi terus-menerus.
sumber : tribun