SEMARAPURA - Rapat koordinasi (rakor) di atas kapal pesiar Bounty Cruise yang diikuti Gubernur Bali dan para pejabat tingkat pusat dari 9 kementerian tidak berjalan seperti rapat-rapat lazimnya.
Situasi rapat yang dimulai pukul 09.00 Wita, Sabtu (26/11/2016), atau beberapa saat setelah kapal Bounty Cruise berjalan meninggalkan dermaga Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali awalnya berlangsung cukup lancar.
Tapi tak lama kemudian, ketika kapal memasuki kawasan Crystal Bay dan Air Guyangan di Nusa Penida, ruang rapat mulai bergoyang-goyang.
Tidak main-main, beberapa buah jeruk dan botol air mineral di atas meja berjatuhan ke lantai, karena goyangan kapal akibat ombak yang agak besar. Saking bergelombangnya ombak, jendela di ruang rapat yang ada di dek bawah kapal terciprat air laut.
Padahal tinggi jendela sekitar 3 meter dari dasar kapal.
Dengan terus bergoyangnya Bounty Cruise dan makin banyaknya peserta rapat yang memilih duduk dekat jendela atau berdiri agar tidak mabuk, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mencoba mengendurkan suasana dengan melontarkan humor-humor.
“Ada cerita dari sebelah kita, di atas Air Guyangan itu. Begini `nak-nak jangan jual tanah yang di sebelah ya ! kenapa memangnya pak? Karena itu bukan tanah kita`,” ujar Pastika yang sontak membuat para hadirin tertawa.
Selain itu Pastika mengatakan bahwa semua hadirin harus membayangkan mereka sedang diayun oleh seorang dewi agar tidak mabuk.
“Bayangkanlah kita diayun-ayun oleh dewi yang cantik. Kalau melamun pasti akan mabuk. Ini memang pertama kali mungkin ya rapat di atas kapal sambil goyang-goyang. Tetapi ini untuk Nusa Penida. Dulu, zaman perjuangan kemerdekaan, rapat menentukan nasib bangsa kita dilakukan di atas kapal Renville. Sekarang rapat menentukan Nusa Penida di atas Bounty Cruise,” jelas Pastika dibarengi tepuk tangan oleh undangan yang hadir.
Rapat tersebut memang khusus membahas percepatan pembangunan di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, yang meliputi pulau Nusa Gede, pulau Nusa Lembongan dan pulau Nusa Ceningan.
Pulau Nusa Gede lazim disebut juga pulau Nusa Penida.
Nusa Penida selama ini menyandang lima predikat, yakni sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), pulau terluar, kawasan konservasi pulau terluar, pusat sapi Bali, dan kawasan wisata energi.
Namun demikian, berbagai predikat itu belum membuat pembangunan di kecamatan kepulauan itu berjalan sesuai harapan.
Nusa Penida masih relatif tertinggal.
Nah, rapat tentang Nusa Penida yang dihadiri para pejabat dari 9 kementerian itu diharapkan bisa mempercepat keterlibatan pemerintah pusat dalam pengembangan Nusa Penida.
sumber : tribun