SEMARAPURA - Sudah jatuh, tertimpa tangga. Istilah ini tengah dialami I Made Murdana (21), mahasiswa asal Banjar Biaung, Desa Ped, Nusa Penida, Klungkung, Bali.
Murdana harus kehilangan dua buah ponselnya saat merawat ibunya di RSUD Klungkung.
Kejadian ini dilaporkan pada pihak kepolisian Polres Klungkung.
Paur Humas Polres Klungkung, Ipda I Nyoman Sarjana, membenarkan adanya laporan tersebut, Senin (23/11/2015).
"Iya memang benar ada laporan tersebut, dan saat ini masih dalam penyelidikan kami," ungkap I Nyoman Sarjana.
Kejadian ini bermula pada Kamis lalu (19/11/2015).
Murdana harus mengantar ibunya yang sakit ke ruang ICU Paviliun RSUD Klungkung untuk mendapat perawatan.
Karena cukup lelah, Murdana dan seorang keluarganya beristirahat di ruang tunggu lobi, yang terletak di depan ICU Pavilliun.
Ia lantas menaruh tas di pojok, tepatnya di bawah kursi.
Murdana lalu pergi ke balai bengong di luar Pavilliun untuk beristirahat tanpa membawa tasnya pada pukul 23.00 Wita,
Keesokan pagi, Ia kaget tasnya tersebut raib.
Merasa menjadi korban pencurian, I Made Murdana, melaporkan hal tersebut ke pihak satpam rumah sakit.
Dari rekaman CCTV, terlihat seorang pria mengambil tas Murdana.
Pelaku mengenakan jaket hitam dan kepalanya agak botak.
"Dalam tas tersebut berisikan 2 buah handphone, merek Samsung S4 dan Nokia. Nilai kerugian berkisar Rp 5 juta Rupiah," tambah Sarjana.
Menanggapi hal tersebut, Dirut RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kusuma, mengaku akan meningkatkan keamanan di RSUD Klungkung.
Ia menjelaskan, pihaknya menggunakan dua sistem keamanan yaitu penjagaan satpam dan pemasangan CCTV.
Namun dari 32 titik rawan, baru setengahnya yang terpasang CCTV.
sumber : tribun