DENPASAR - Puluhan obat tradisional berbagai merk berjajar di meja ruang Kepala BBPOM Kota Denpasar, Rabu (9/9/2015) siang di Denpasar.
Obat-obatan tersebut merupakan produk obat tradisional dan suplemen kesehatan yang mengandung bahan kimia.
Ini merupakan obat hasil operasi BBPOM Denpasar selama beberapa bulan terakhir di pasaran.
"Ini adalah beberapa produk obat-obatan tradisional hasil pengawasan kami sejak November 2014 hingga Agustus 2015. Semua obat tradisional ini mengandung bahan kimia obat berbahaya," kata Kepala BBPOM Denpasar, Endang Widowati.
Setidaknya, ada 50 produk obat tradisional dan suplemen kesehatan yang mengandung bahan kimia obat yang menjadi public warning dari BBPOM Denpasar.
Untuk daftar ke-50 produk tersebut dapat dilihat di laman resmi BBPOM.
Sementara dari data BBPOM, obat kuat untuk pria menjadi obat tradisional yang paling digemari di Bali.
“Di Bali khususnya, obat tradisional mengandung bahan kimia obat yang sedang menjadi tren di pasaran adalah obat tradisonal atau suplemen untuk vitalitas pria," ujarnya.
Obat tradisional dan suplemen kesehatan yang disita mengandung Sildenafil dan turunannya.
Dimana seharusnya kandungan tersebut bagi yang mengalami gangguan ereksi dan hanya didapatkan di apotek dengan menggunakan resep dokter.
Namun obat-obat tersebut dijual secara ilegal sehingga semua produk tersebut diamankan.
Diantara produk-produk yang ditunjukannya tersebut, Endang menjelaskan terdapat tiga merk dagang obat tradisional mengandung bahan kimia obat yang paling sering beredar dan dijumpai di Bali.
Diantaranya obat pegal linu Prono Jiwo, obat asam urat Montalin, dan obat penambah stamina dan obat kuat untuk pria Tricajus.
Walau izin edarnya sudah dicabut, ketiga obat tersebut masih marak ditemui di pasaran, terutama di Bali.
Endang mengimbau masyarakat agar lebih waspada serta tidak mengonsumsi produk-produk yang terdapat di daftar public warning (50 jenis obat tradisional dan stamina kesehatan).
sumber : tribun