DENPASAR - Magnet Bali sebagai destinasi wisata paling dicari belum tergantikan, baik oleh turis domestik, maupun mancanegara. Karena itu, tak mengherankan jaringan hotel internasional semakin menancapkan pengaruhnya di Pulau Dewata ini.
Menurut riset Colliers International Indonesia, hingga 2018 mendatang bakal terdapat 31 hotel baru. Sehingga jumlah kamar menjadi sebanyak 42.154 unit. Hotel-hotel baru ini diklasifikasikan ke dalam 16 hotel kelas bintang lima, 12 hotel kelas bintang empat, dan 3 hotel bintang tiga. Itu belum termasuk 3 hotel ekonomi (budget) yang seluruhnya dikelola oleh Tauzia Management.
Sementara, dari total 16 hotel bintang lima, tujuh di antaranya merupakan hotel mewah. Ketujuh hotel mewah ini adalah Mandapa Ritz Carlton-Reserve sebanyak 60 kamar, Mandarin Oriental dengan 121 kamar, Fairmont Hotels and Resorts dengan 170 kamar, Six Senses Bali dengan 96 kamar, Rosewood Tanah Lot dengan 120 kamar, Waldorf Astoria 96 kamar, dan The Langham Place sebanyak 173 kamar.
"Ketujuh hotel mewah tersebut akan beroperasi dalam kurun waktu 2015 hingga 2017 mendatang," ungkap Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (25/8/2015).
Sedangkan di segmen hotel bintang empat, beberapa hotel baru telah dibuka selama semester I-2015. Sebut saja, Alaya Hotels & Resorts yang membuka hotel keduanya di Kuta dengan 116 kamar, Swiss-BelHotel Group dengan dua hotel di Petitenget dan Tuban yang masing-masing sebanyak 111 kamar dan 324 kamar. Menyusul Holiday Inn Group dengan 171 kamar di Benoa, dan Bali Paragon dengan 377 kamar di Jimbaran. Sehingga total kamar hotel bintang empat berjumlah 11.200 unit.
Bagaimana dengan hotel ekonomi? Menurut Ferry, jumlahnya tidak sebanyak pengembangan pada tahun 2014 lalu. Sampai akhir 2015, akan ada 356 kamar hotel ekonomi baru, menggenapi pasokan eksisting menjadi 1.765 kamar.
Tauzia Management tercatat masih mendominasi pengelolaan hotel murah terbesar, dengan POP! yang akan dibuka di tiga lokasi hingga akhir tahun ini. Merek lain adalah Zest di bawah naungan Swiss-BelHotel, dan Fave oleh Archipelago International yang akan memperkuat pasar hotel budget di Bali dalam beberapa tahun mendatang.
Kinerja hotel di Bali sendiri, saat ini mirip dengan Jakarta yaitu mengalami penurunan tingkat hunian menjadi 57,4 persen dari sebelumnya 68,2 persen pada akhir 2014. Demikian halnya dengan tarif rerata harian atau average daily rate (ADR) yang merosot menjadi 128,38 dollar AS dari sebelumnya 134,43 dollar AS.
Ungasan.com___________________
sumber : tribun