Iring-iringan Kapolda Sampai Mengepalkan Tangan dan Membentak Pengendara?
DENPASAR
- Anggota Komisi III DPR RI, I Putu Sudiartana, dan Ketua Fraksi
Demokrat DPRD Bali I Wayan Adnyana mengaku kesal dan menyayangkan ulah
dari oknum anggota kepolisian dalam iring-iringan rombongan Kapolda
Bali, Irjen Ronny F. Sompie, yang melintas di Pancasari (Buleleng),
Bali, Sabtu (18/4/2015) lalu.
Saat
itu, Putu Leong (panggilan akrab I Putu Sudiartana) dan Adnyana sedang
dalam perjalanan pulang setelah melakukan kunjungan penjaringan aspirasi
di Buleleng.
"Saat
itu, rombongan kami pulang dari Buleleng melewati daerah Baturiti. Pas
di Pancasari, ada iring-iringan kendaraan rombongan Kapolda melintas.
Salah-satu dari iring-iringan, yakni kendaraan yang bertuliskan Provos,
ada oknum polisi yang mengepalkan tangannya ke arah luar dan terdengar
membentak seperti hendak memukul mobil kami,” jelas Putu Leong, Sabtu
(18/4/2015) sore.
Putu Leong mengaku kesal dengan sikap tidak simpatik yang ditunjukkan oleh oknum petugas kepolisian itu.
Ia
tak bermaksud meminta perhatian sebagai anggota DPR RI, tetapi hanya
ingin mengingatkan bahwa sikap tak simpatik tersebut tidak mencerminkan
fungsi polisi sebagai pengayom masyarakat.
"Masak
sampai mengepalkan tangan dan membentak-bentak. Tidak hanya kami,
pengendara lain juga dibentak," ungkap anggota Komisi III DPR (bidang
hukum) dari Fraksi Demokrat ini.
Hal
senada juga diungkapkan I Wayan Adnyana. Ia mengatakan, saat itu ada
dua mobil dalam rombongannya, yang juga diikuti Putu Leong.
Ketika di kawasan Pancasari, rombongannya bertemu dengan iring-iringan kendaraan rombongan Kapolda.
"Saat
ada bunyi nguing-nguing, kami lantas minggir. Mempersilakan lewatlah,
kami tahulah yang seperti itu. Setelah itu, kami melaju lagi," jelas
Adnyana.
Nah, saat melaju lagi itulah, Adnyana melihat ada rombongan kendaraan dalam iring-iringan Kapolda yang tertinggal.
Kendaraan itu berjalan dengan kencang.
Menurut
Adnyana, rombongan kendaraan yang tertinggal itu menunjukkan sikap
tidak simpatik kepada kendaraan rombongan Adnyana dan
kendaraan-kendaraan lain.
"Yang
saya ingat, rombongan yang tertinggal itu terdiri dari satu mobil
bertuliskan Provos, terus mobil Xenia dan Avanza putih. Kami kecewa
sekali mengapa aparat kepolisian bisa bersikap seperti itu," tegasnya.
Dirlantas Polda Bali: Anggota Kami Tidak Mengepalkan Tangan
DENPASAR
- Sementara itu, ketika dikonfirmasi tentang kejadian yang disebut
anggota legislatif tersebut, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda
Bali, Kombes Pol I Wayan Sunartha membantah bahwa rombongan pengawal
Kapolda sempat mengepalkan tangan dan membentak-bentak.
"Ini
salah paham saja. Anggota kami tidak mengepalkan tangan. Karena
rombongan Kapolda perlu prioritas untuk melintas, maka kita minta
pengguna jalan yang lain untuk menepikan kendaraannya. Anggota pun
memberi aba-aba agar kendaraan lain menepi,” jelas Sunartha ketika
dihubungi via telepon, Sabtu (18/4/2015).
Sunartha
mengatakan, jika yang berulah tak simpatik terhadap para wakil rakyat
itu adalah rombongan pengawal di bagian belakang iring-iringan Kapolda,
maka itu jelas bukan dari kendaraan Patwal (Patroli Pengawal).
"Anggota Patwal itu di posisi depan. Mobil kelima itu kemungkinan dari Propam (Profesi dan Pengamanan)," jelas Sunartha.
Ia
berjanji akan menyampaikan kepada Kepala Bidang (Kabid) Propam Polda
Bali, Kombes Yacobus Sukirno agar memperingatkan anggotanya yang dinilai
bertindak arogan.
Bagaimanapun,
atas nama Polda Bali, Sunartha meminta maaf kepada anggota DPR RI dan
DPRD Bali serta pengguna kendaraan lainnya apabila saat itu tindakan
anggotanya dianggap menyinggung perasaan.
Secara
terpisah, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Heri Wiyanto, juga meminta
maaf jika pengawalan rombongan Kapolda yang dilakukan anggota
kepolisian, dikeluhkan dan membuat tidak nyaman masyarakat.
"Kalau memang dinilai menggangu, kami meminta maaf,” ujar Heri Wiyanto.
Heri menjelaskan, saat itu kebetulan ada pertemuan Kapolda dengan forum masyarakat.
Rombongan Kapolda harus tiba di tempat tepat waktu, sehingga iring-iringan kendaraannya perlu prioritas untuk melintas.
“Ini
bukan demi kepentingan pribadi Bapak Kapolda. Sebetulnya, tidak hanya
ketika rombongan pejabat melintas, saat ambulans lewat pun kan juga
perlu mendapat prioritas,” jelas Heri ketika dihubungi, Sabtu
(18/4/2015) sore.
Heri
menjelaskan, dalam iring-iringan rombongan Kapolda, tiga mobil terakhir
adalah dua mobil perwira penghubung dan protokol, serta satu mobil
Provos.
“Sekali lagi, kami meminta maaf kalau ada yang terganggu oleh iring-iringan rombongan Kapolda,” ucap Heri.
sumber : tribun