Agus Munir alias Munir Panjiadi tersangka pembunuhan kekasihnya, Wiwit Sri Wahyuni alias Windi Palella dibekuk polisi di Banyuwangi. |
Seram, Agus Lihat Arwah Diduga Windi Menangis
DENPASAR - Masih ingat pembunuhan yang terjadi di Tukad Yeh Aya, Renon, Denpasar, Bali? Pelaku pembunuhan terhadap pacarnya sendiri itu digentayangi.
Raut muka Agus Munir alias Munir Panjiadi (38), terlihat pucat pasi saat diperiksa di Mapolsek Denpasar Selatan, Sabtu (7/2/2015).
Agus, pelaku pembunuhan Wiwit Sri Wahyuni alias Windi Pallela (27) di Jalan Tukad Yeh Aya IX No 58, Denpasar, Selasa (12/1/2015), mengaku didatangi arwah sang pacar beberapa kali.
Bahkan, Agus sempat melihat (Diduga) Windi dalam kondisi telanjang dan menangis. Pria asal Banyuwangi Jawa Timur ini tampak ketakutan.
"Hampir tujuh hari pasca-pembunuhan dia datang. Jumat (6/2/2015) dini hari kemarin saya dan teman-teman tahanan juga mendengar ada wanita menangis mirip tangisan pacar saya," tuturnya dengan ekspresi ketakutan kepada Tribun Bali, kemarin. (*)
Sementara, Kanit Densel IPTU Hendi Setiadi, juga mengakui jika pelaku sering dihantui arwah korbannya di rumah tahanan (Rutan).
"Yang lebih parahnya lagi, Agus (pelaku pembunuhan) malah ditemui di rutan (rumah tahanan) setiap malam. Agus saja ketakutan sampai wajahnya pucat sampai sekarang," kata Hendi.
Ngulapin Supaya Arwah Diduga Windi Tenang
DENPASAR - Arwah (Diduga) Wiwit Sri Wahyuni alias Windi Pallela (27) rupanya terusik.
Petugas juga merasa ngeri dan merinding saat berada di sekitar tempat penyimpanan barang bukti (BB).
Guna mengembalikan arwah korban Windi ke rumahnya, serta membersihkan arwah korban yang diperkirakan mengikuti barang bukti (BB), petugas Polsek Denpasar Selatan melakukan acara ngulapin.
"Upacara tersebut sudah dilakukan di ruang penyimpanan BB. Soalnya kain buat membekap korban, bantal, dan pakaian juga menjadi perlengkapan pengadilan kelak. Jadi kita simpan. Semoga arwah dia (Windi) tidak mengganggu lagi," harap Denpasar Selatan'>Kanit Denpasar Selatan, IPTU Hendi Setiadi.
Sementara itu, selain dilakukan upacara ngulapin, Agus sang pelaku pembunuhan diminta petugas untuk melakukan shalat lima waktu.
Sebelum tidur, pelaku diminta untuk mengaji atau berdoa, agar tidak terganggu kembali arwah Windi yang dibunuhnya dengan tiga kali pukulan kunci inggris.
Agus mengaku nekat menghabisi nyawa Windi di kamar kos, Jalan Tukad Yeh Aya IX No 58, Renon, Denpasar, Bali, pada Selasa (12/1/2015) lalu, lantaran cemburu.
Bekapan kain pantailah yang akhirnya membuat nyawa Wiwit melayang meski sebelumnya kepala Wiwit sempat dipukul tiga kali menggunakan kunci inggris.
Bukan hanya menghabisi nyawa Wiwit, Agus juga mengambil harta milik kekasihnya itu.
Di antaranya sebuah motor Vario, dua buah handphone, dua jam tangan, satu tablet, dua cincin emas, satu cincin perak, satu liontin, uang Rp 1 juta, dan dompet yang berisi surat-surat.
Agus kemudian melarikan diri ke Banyuwangi. Mayat Windi baru ditemukan Kamis (15/1/2015) sore setelah bau busuk keluar dari kamar. Agus akhirnya ditangkap pada Selasa (20/1/2015).
Tangan Petugas Ditampar Arwah Diduga Windi Saat Main Ponsel
DENPASAR - Arwah (Diduga) Wiwit Sri Wahyuni alias Windi Pallela (27) tidak hanya menggentayangi pelakunya saja.
Korban yang dibunuh Agus Munir alias Munir Panjiadi (38), di Jalan Tukad Yeh Aya IX No 58, Renon, Denpasar, Bali, pada Selasa (12/1/2015) lalu ini juga mengusik petugas yang menangani perkara tersebut.
Beberapa petugas serta warga penghuni rumah dinas kepolisian, bahkan Kanit Reserse juga mengaku terusik keberadaan arwah wanita pekerja di Cafe Banjar Denpasar Selatan tersebut.
Di antara kejadian yang unik tersebut, penghuni rumah dinas Polsek Densel yang paling parah gangguannya.
Seorang penghuni yang saat itu sedang bermain handphone di ruang serbaguna, tiba-tiba tangannya ditampik dan handphone yang ia pegang terpental jauh dari posisi duduknya.
"Aneh sekali waktu itu. Penghuni rumah belakang enak-enak main game atau chatting, eh tangannya ketampar. Padahal tidak ada orang di sekitarnya. Ruang saya dan ruang pemeriksaan juga gitu, saat memeriksa tersangka (Agus) tiba-tiba bau amis atau busuk datang. Terus kardus dan isinya juga berserakan, helm juga jatuh, padahal helm sudah aman dan tak pernah jatuh di tempat biasanya," jelas Denpasar Selatan', Kanit Denpasar Selatan, IPTU Hendi Setiadi.
sumber : tribun