Bocah Suspect Rabies Meninggal
DENPASAR - Bocah perempuan suspect rabies, NKA, 9, asal Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, yang sempat mendapatkan penanganan di ruangan Isolasi Nusa Indah RSUP Sanglah selama dua hari, akhirnya menghembuskan napas terakhir, Jumat (31/10) sekitar pukul 02.13 Wita dini hari.
Hingga kini, pihak RS belum mengetahui penyebab pasti kematian pasien. Hal ini dikarenakan, hasil pemeriksaan sampel darah dari litbangkes belum keluar. Sementara jenazah bocah tersebut langsung diambil pihak keluarga untuk disemayamkan di kampung halamannya.
“Ya, pasien yang diduga terjangkit virus rabies tersebut, tadi pagi (kemarin) meninggal. Kami tidak bisa memastikan korban meninggal dikarenakan oleh virus rabies tersebut, karena kepastiannya masih menunggu hasil pemeriksaan,” kata Kabag Humas RSUP Sanglah dr I Kadek Naryantha, Jumat siang kemarin.
Menurutnya, pemeriksaan sampel darah dari korban yang dirawat sejak Rabu (29/10) lalu tersebut masih tetap dilakukan pihak litbangkes untuk memastikan terkait dugaan tersebut, meski pasiennya sudah meninggal. “Pihak litbangkes masih tetap melakukan pemeriksaan, meski pasiennya sudah meninggal,” tandas Naryantha. Dijelaskannya, pihak RSUP Sanglah sudah melakukan penanganan semaksimal mungkin serta ekstra hati-hati sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku terhadap pasien suspect. Namun, karena kondisinya saat itu yang semakin parah, korban pun tidak bisa diselamatkan. “Pihak kami sudah memberikan penanganan sesuai prosedur. Namun, tetap saja nyawanya tidak terselamatkan,” kata Naryantha.
Ditambahkannya, pasien yang sempat mendapatkan penanganan di ruangan khusus tersebut langsung dipindahkan ke kamar jenazah guna penanganan terkait pemulasaran jenazah.
Sementara itu, Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustiyadi SpF membenarkan pihak forensik menerima jenazah pasien dimaksud. Pihak forensik langsung memandikan. Kata dia, tidak ada penanganan khusus terhadap pasien suspect tersebut, karena pasien yang sempat dirawat di RSUP Sanglah dalam penanganannya sama seperti jenazah lainnya. “Ya, kami tidak melakukan penanganan khusus. Biasa saja, seperti jenazah lainya,” ungkapnya
Dudut menjelaskan, jenazah NKA sudah diambil pihak keluarga sekitar pukul 09.00 Wita kemarin. “Jenazah sudah diambil pagi tadi (kemarin),” katanya. NKA, pasien suspect rabies dirujuk dari RSUD Karangasem, Rabu (29/10) sekitar pukul 15.00 Wita. Sekitar dua bulan sebelumnya, NKA digigit anjing dan belum mendapatkan vaksin antirabies (VAR). Sesuai dengan keluhan, gejalanya mirip dengan penderita rabies, sehingga langsung ditangani di Ruangan Isolasi RSUP Sanglah.
Sekwan Meninggal Saat Dilarikan ke RS
DENPASAR - Jajaran DPRD Bali berkabung. Ini menyusul berpulangnya Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Bali, I Putu Pande Malihana, 56, saat dilarikan ke RSUD Badung di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, Jumat (31/10) petang sekitar pukul 18.20 Wita. Mantan aktivis dan Ketua DPD KNPI Bali ini meregang nyawa akibat penyakit asma yang akut.
Berita duka menginggalnya Sekwan Putu Pande Malihana langsung menyebar luas tadi malam, setelah salah satu staf DPRD Bali menyampaikan kepada para anggota Dewan. Menurut Kabag Persidangan DPRD Bali, Made Ngurah Yuda Wijaya, almarhum Pande Malihana dilarikan ke RSUD Badung karena kondisi kesehatannya memburuk.
“Sepekan lalu, saya masih sempat ke rumah almarhum di Desa Blahkiuh (Kecamatan Abiansemal, Badung). Saya terkejut, karena tadi (semalam) saya ditelepon oleh salah seorang anak almarhum kalau bapaknya sudah meninggal,” ungkap Ngurah Yuda Wijaya saat dikonfirmasi, tadi malam.
Almarhum Pande Malihana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan tiga anak yang masih remaja: Pande Adi Gunawan, 19, Pande Bayu Gunstawa, 17, dan Pande Galih Gunatama, 15. Jenazah almarhum rencananya akan diabenkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal pada Soma Umanis Tolu, Senin (3/11) lusa. Buat sementara, jenazahnya masih disemayamkan di rumah duka di Banjar Benekawan, Desa Pakraman Blahkiuh. Pande Malihana sendiri sudah hampir 9 bulan tidak aktif kerja ke Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, karena penyakit yang dideritanya. Dalam suatu kesempatan, Pande Malihana sempat mengatakan penyakit bronchitis yang dideritanya sudah kronis.
Karena itu, sejak setahun terakhir, Pande Malihana lebih banyak istirahat di rumahnya di Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal. mantan aktivis yang aktif di Golkar di era Orde Baru ini hanya sesekali ngantor kalau ada urusan penting di DPRD Bali. Dia ngantor dengan dibantu peralatan medis berupa tabung Oksigen yang selalu dibawa sopirnya.
Almarhum Pande Malihana diangkat menjadi Sekwan DPRD Bali sejak 29 Mei 2011 lalu. Dia promosi jabatan Eselon II dari semula menjabat sebagai Kabid Penataan dan Pelayanan Arsip Badan Arsip Pemprov Bali. Sebelumnya, Pande Malihana juga sempat menjabat Kabid di Bappeda Provinsi Bali. Karier Pande Malihana sempat mentok gara-gara ‘dicurigai’ bermain saat Pilgub Bali 2008 dan diterpa isu berpolitik praktis dengan status PNS. Kemudian, Pande Malihana---yang pernah mencetuskan jargon ‘Bali Merdeka’---dipromosikan menjadi Sekwan DPRD Bali Bali karena dikenal sebagai birokrat dengan talenta politisi.
Di kalangan politisi dan DPRD Bali, Pande Malihana dikenal sebagai birokrat sekaligus aktivis yang kritis. Pande Malihana adalah mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bali 1995-1998. Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019 dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan Pande Malihana adalah sosok birokrat yang matang karena organisasi. Sugawa Korry tahu betul, karena dia adalah senior dari almarhum di KNPI Bali.
“Dia (Pande Malihana) menjadi penerus saya di KNPI. Dia memang punya respons tinggi ketika di birokrasi, mungkin karena matang di organisasi. Dia termasuk adik asuh dan binaan saya di KNPI. Dan itu kader yang sukses,” tandas Sugawa Korry. “Waktu saya menjadi Ketua KNPI Bali, Pande Malihana itu Wakil Sekretaris. Karena orang organisasi, penyesuaiannya cepat sekali di birokrasi,” lanjut politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. Menurut Sugawa Korry, almarhum Pande Malihana adalah satu dari sederetan birokrat yang sempat menjadi binaannya di KNPI Bali. Selain almarhum, ada pula AA Alit Sastrawan (mantan Inspektorat Pemprov Bali asal Puri Bangli) dan Dewa Nyoman Patra (Kepala Dinas Koperasi Provinsi Bali). Menyusulo berpulangnya Pande Malihana, Sugawa Korry mengaku sangat kehilangan sosok kader dan tokoh pemuda yang mumpuni.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta juga kaget dengan berita duka meninggalnya Pande Malihana. “Saya baru tahu dari staf kalau beliau (Pande malihana) meninggal. Kami turut berbelasungkawa dan saya merasa kehilangan teman, saudara, dan staf yang selama ini cukup diandalkan. Dia kan tugasnya di DPRD Bali, sebagai jembatan antara eksekutif dan Dewan,” ujar Sudikerta. Menurut Sudikerta, Pande Malihana merupakan teman diskusi yang enak diajak memecahkan persoalan. “Dia itu (Pande Malihana) sangat dekat dengan kita selama ini. Kita sering diskusi masalah pemerintahan dan perkembangan politik dengan almarhum. Dia itu punya kemampuan dan pengalaman lumayan di organisasi,” ujar Sudikerta yang juga Ketua DPD I Golkar Bali.
sumber : NusaBali