DENPASAR - Pihak Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Jumat (3/10) pagi, melakukan otopsi terhadap orok laki-laki yang ditemukan di jurang di Banjar Pejeng, Desa Menanga, Kecamatan Rendang Karangasem, Kamis (2/10). Dari hasil pemeriksaan diketahui, sebelum tewas, orok tersebut kesulitan bernapas akibat dibekap pada bagian mulut dan hidung.
”Kami sudah melakukan otopsi terhadap jenazah tersebut pada pagi tadi (kemarin) sekitar pukul 10.00 Wita. Diketahui dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan terebut ditemukan luka memar dan pendataran akibat kekerasan pada bagian hidung dan mulut. Luka memar tersebut sesuai dengan peristiwa pembekapan," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi, Jumat siang kemarin.
Hasil pemeriksaan lain terhadap orok tersebut diketahui diperkirakan meninggal 24 hingga 38 jam sebelum diperiksa oleh forensik. Diakuinya, jika kondisi orok saat tiba di Instalasi Kamar Jenazah sudah mulai membusuk. “Oroknya memang dalam keadaan membusuk saat kami periksa. Sementara waktu kematiannya diperkirakan 24 hingga 38 jam,” imbuh Dudut.
Ditambahkannya, kondisi orok saat ditemukan memang dalam keadaan utuh dengan plasenta dan ari-ari yang belum dipotong. “Bayi itu masih lengkap dengan plasenta serta ari-arinya. Ari-arinya itu juga belum dipotong,” ujarnya.
Dijelaskannya, orok yang berjenis kelamin laki-laki tersebut sudah cukup umur, dimana sudah mampu untuk hidup di luar kandungan. Hal ini dikarenakan usia orok laki-laki tersebut berkisar 8 hingga 9 bulan kandungan, sehingga dapat dikatakan orok ini bisa hidup di luar rahim ibunya. “Orok tersebut sudah cukup umur, sehingga sudah mampu untuk hidup di luar kandungan,” ungkapnya.
Sementara itu, orok yang tiba pada Kamis (2/10) sekitar pukul 16.30, panjangnya 24 centimeter dan berat 1.500 gram. Dikatakan Dudut, jika orok tersebut sudah diambil oleh pihak kepolisian Polsek Rendang untuk segera dilakukan upacara oleh warga di mana orok tersebut ditemukan. “Oroknya sudah diambil pihak kepolisian. Katanya langsung diupacarai di tempat ditemukan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, salah seorang warga asal Banjar Pandem, Desa Muncan, Kecamatan Rendang, Karangasem, I Wayan Sudana, yang saat itu hendak mencari pakan ternak di salah satu kebun milik warga secara tidak sengaja melihat bungkusan kresek hitam yang semulanya dikira bangkai anjing. Namun setelah diteliti ternyata orok yang masih dalam keadaan darah segar menempel di bagian telinga dan pipi. Sudama langsung melaporkan kejadian tersebut ke kelian banjar dan selanjutnya berkoordinasi dengan perangkat desa melaporkan ke kepolisian. Polisi yang datang ke TKP langsung melakukan olah TKP, selanjutnya orok tersebut dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk diotopsi.
sumber : NusaBali