JAKARTA - Delapan (8) dari 9 anggota DPR RI 2014-2019 terpilih Dapil Bali telah dilantik di Senayan, Jakarta, Rabu (1/10). Kendati Alat Kelengkapan Dewan dan Pimpinan Dewan belum terbentuk, namun dua komisi menjadi incaran bagi para anggota DPR Dapil Bali, yakni Komisi IV dan Komisi X. Komisi IV menjadi tempat paling favorit, terkait posisi Bali sebagai daerah pariwisata yang amat membutuh dukungan pertanian.
Para wakil rakyat Bali yang akan bertugas di Senayan selama 5 tahun ke depan hasil Pileg 2014 yang dilantik di Gedung DPR Senayan, Rabu kemarin, masing-masing Wayan Koster (Fraksi PDIP/asal Buleleng), Made Urip (Fraksi PDIP/asal Tabanan), Gede Sumarjaya Linggih (Fraksi Golkar/asal Buleleng), AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Fraksi Golkar/asal Badung), Putu Sudiartana (Fraksi Demokrat/asal Badung), I Gusti Agung Rai Wirajaya (Fraksi PDIP/asal Denpasar), Nyoman Dhamantra (Fraksi PDIP/asal Denpasar), dan IB Putu Sukarta (Fraksi Gerindra/asal Denpasar).
Sedangkan satu-satunya anggota DPR 2014-2019 terpilihg Dapil Bali yang tidak dilantik sebagai wakil rakayt, Rabu kemarin, adalah Jero Wacik. Mantan Menteri ESDM yang Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat asal Kintamani, Bangli ini ditunda pelantikannya sampai batas waktu tak ditentukan, karena terjerat sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan Rp 9,9 miliar di Kementerian ESDM.
Made Urip mengaku belum berpikir soal di komisi apa nanti akan dibidiknya. Selama ini, Made Urip---yang telah empat kali periode ke kursi DP)R Dapil Bali---lebih sering duduk di Komisi IV DPR, yang membidangi masalah pertanian dan kelautan. "Alat Kelengkapan Dewan dan Pimpinan Dewan saja belum dibentuk kok. Jadi, belum kepikiran," ujar politisi sednior asal Marga, Tabanan yang Ketua DPP PDIP ini.
Namun, Made Urip punya alternatif dua pilihan di DPR 2014-2019. Kalau tidak Komisi IV, dia memilih Komisi X (yang membidangi masalah pendidikan, pemuda, dan olahraga. "Bagi saya, Komisi IV adalah komisi yang memang jadi tempat saya. Sudah kadung (telanjur) senang dengan masyarakat petani yang mencirikan marhaen, wong cilik," sebut Made Urip.
Dia menegaskan, Komisi IV sudah menjadi tradisi baginya, karena selama ini banyak kalangan pertanian yang jadi binaannya. "Banyak binaan di pertanian. Saya dekat dengan Kelian Subak. Kasihan nanti kalau hubungan terputus," katanya. Sedangkan new comer DPR Dapil Bali, IB Putu Sukarta, sudah memastikan dirinya pilih duduk di Komisi IV yang membidangi masalah pertanian. “Kalau tidak ada halangan dan Fraksi Gerindra memberikan kepercayaan, saya akan pilih komisi pertanian," ujar Ketua DPD Gerindra Bali mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini.
Gus Sukarta menyebutkan, dirinya ingin berbuat untuk kaum petani yang selama ini memang belum sepenuhnya dapat perhatian terutama keberpihakan kepada kesejahteraan mereka. "Di Bali, masyarakat petani mayoritas memerlukan perhatian. Soalnya, pertanian di Bali sangat terkait erat dengan pariwisata," ujar politisi Gerindra asal Griya Buruan Sanur, Denpasar Selatan ini.
Sebenarnya, kata Gus Sukarta, Komisi X DPR juga menarik. Namun, Komisi IV juga tak kalah menarik. Palagi pendahulunya, AA Djelantik Sanjaya, juga duduk di Komisi IV DPR Dapil Bali 2009-2014. "Selama ini, hubungan kita dengan petani, nelayan, dan para Kelian Subak sangat kuat. Apalagi, Ketua Umum DPP Gerindra Pak Prabowo sangat konsen dengan nasib petani dan nelayan. Beliau kan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).”
Anggota new comer lainnya dari Fraksi Golkar Dapil Bali, AA Bagus Adhi Mahendra, juga incar Komisi IV DPR. "Dari tiga komisi yang diajukan partai, saya memilih Komisi IV, karena Bali sebagai daerah pariwisata memiliki sektor pendukung di bidang pertanian. Bidang itu perlu mendapat perhatian lebih," ujar Adhi Mahendra seusai pelantikan di Senayan, Rabu kemarin. Menurut Adhi Mahendra Putra, sektor pertanian di Bali perlu mendapat perhatian agar setiap tahun tidak terjadi alih fungsi lahan. Apalagi, pertanian bisa bersinergi dengan dunia pariwisata. “Karena itu, perlu pula ditingkatkan kemauan masyarakat Bali untuk bertani. Caranya, dengan memberikan mereka pengetahuan tentang teknologi pertanian,” kata Adhi Mahendra.
"Program pemerintah di Bali sebenarnya sudah bagus, seperti keberadaan Simantri. Tapi, tak kalah penting adalah teknologi pertanian dan pendampingan terhadap petani. Kecuali itu, petani juga perlu mendapat asuransi," lanjut politisi muda yang notabene putra dari anggota Fraksi Golkar DPR 2009-2014 Dapil Bali, I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Anggota DPR new comer lainnya dari Fraksi Demokrat Dapil Bali, Putu Sudiartana, menyatakan dirinya akan berada di komisi yang menangani masalah infrastuktur. Pasalnya, Bali merupakan kawasan pariwisata yang membutuhan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan di daerah Bali Timur, Bali Barat, dan Bali Utara. “Saya siap ditempatkan di mana saja. tapi, saya ingin di komisi yang membidangi infrastruktur,” tandas politisi Demokrat asal Abiansemal, Badung ini. Sementara itu, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer mengaku bidik Komisi X di DPR 2014-2019. Dalam periode 2009-2014 lalu, Demer duduk di Komisi VIII DPR yang membidangi masalah keagamaan dan sosial. Sedangkan dalam periode 2004-2009, Demer duduk di Komisi VII DPR yang membidangi masalah energi dan sumber daya. "Ya, itu (Komisi X) yang saya bidik. Tapi, tergantung nanti kebijakan partai," tegas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang telah tiga periode duduk di DPR ini.
Demer mengatakan, duduk di komisi mana saja sebenarnya tetap bagus, sepanjang bisa memperjuangkan aspirasi rakyat Bali yang telah memberinya kepercayaan mewakili mereka. "Sebenarnya di mana saja ditempatkan tetap sama, kita mewakili masyarakat Bali. bagus kalau duduk di Komisi X yang membidangi pendidikan," ujar Korwil Pemenangan Pemilu Bali-NTB-NTT DPP Golkar ini. Sedangkan para anggota DPR Dapil Bali lainnya, belum bisa dikonfirmasi masalah pilihan komisi. Namun, anggota Dewan incumbent seperti Wayan Koster dari Fraksi PDIP Dapil Bali, hampir dipastikan akan kembali pilih Komisi X. Sebab, Komisi X selama ini sudah identik dengannya. Wayan Koster ikut berperan di balik membaiknya kesejahteraan para guru melalui perjuangannya di Komisi X DPR.
sumber : NusaBali