DENPASAR - Pengajuan reshuffle (perombakan kepengurusan) dari DPD I Golkar Bali pasca Pilpres 2014, membuat terkejut DPP Golkar. Melalui Korwil Pemenangan Pemilu Bali-NTB-NTT, Gede Sumarjaya Linggih, DPP Golkar berencana terjun ke Bali, Rabu (6/8) ini, untuk melakukan pemeriksaan apakah berkas pengajuan reshuffle sudah memenuhi syarat untuk diloloskan atau tidak.
Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menyebutkan, usulan reshuffle dari DPD I Golkar Bali bisa dibatalkan, bisa juga diloloskan oleh DPP Golkar kalau memenuhi syarat dan mekanisme. Sesuai mekanisme, pengajuan reshuffle berdasarkan pleno pengurus DPD I Golkar Bali. Kalau sudah disepakati pleno DPD I Golkar, maka DPP Golkar akan melakukan konfirmasi.
Menurut Demer, keputusan meloloskan atau menolak usulan reshuffle DPD I Golkar Bali sepenuhnya akan ditentukan melalui pleno DPP Golkar. ”Bisa disetujui, bisa tidak. Yang jelas, saya kaget juga ada usulan reshuffle dari DPD I Golkar Bali,” ujar Demer saat dihubungi per telepon di Jakarta, Selasa (5/8). Demer menegaskan, usulan reshuffle DPD I Golkar Bali bisa saja disetujui kalau memang dipandang mendesak untuk kepentingan partai. Namun, tetap harus mengikuti aturan main dan mekanisme organisasi. “Pokoknya, keputusan itu tidak arogansi dan memaksakan kehendak. Kalau memaksakan kehendak, pasti ribut. Saya berharap semuanya menahan diri,” ujar politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini.
Demer selaku Korwil Bali DPP Golkar pun berencana terjun ke Bali, Rabu ini, untuk memeriksa berkas pengajuan reshuffle dari DPD I Golkar. Jika memang memenuhi syarat, maka DPP Golkar melalui rapat pleno akan memutuskannya. “Itu kewenangan DPP Golkar, bukan saya saja. Lihat saja nanti,” tandas anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali dua kali periode ini. Dalam struktur kepengurusan DPD I Golkar Bali versi reshuffle, muncul figur muka lama ke kabinet DPD I Golkar Bali pimpinan Ketut Sudikerta. Figur lawas yang come back itu adalah Dewa Made Suamba Negara, mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali di era kepemimpinan Tjokorda Gede Budi Suryawan periode 2004-2009 dan juga Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2004-2009.
Selain Suwamba Negara, ada dua figur muka baru yang masuk struktur DPD I Golkar Bali versi reshuffle, yakni I Wayan Subawa dan Kombes Pol (Purn) Akatili. Wayan Subawa adalah mantan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Badung yang diusung Golkar sebagai Calon Walikota (Cawali) Denpasar di Pilkada 2010 lalu. Dalam skema reshuffle DPD I Golkar Bali kali ini, Suamba Negara masuk lagi untuk menggantikan posisi kosong yang ditinggalkan sederet kader Beringin yang loncat pagar mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla, Capres-Cawapres dari parpol lain di Pilpres 2014. Kader loncat pagar saat Pilpres 2014 hingga diberangus dari struktur kepengurusan partai masing-masing AA Sagung Anie Asmoro (Ketua Bidang Perempuan DPD I Golkar Bali), Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati (Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Tabanan-Badung-Jembrana DPD I Golkar Bali), dan Dewa Ngakan Rai Budiasa (kini Ketua Bidang Organisasi-Kaderisasi-Keanggotaan DPD I Golkar Bali).
Suamba Negara disebut-sebut akan menduduki jabatan Sekretaris DPD I Golkar Bali, menggantikan Komang Purnama. Sedangkan Made Subawa kemungkinan akan dipasang sebagai Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Bali, menggantikan Dewa Rai Budiasa. Sebaliknya, Akatili disebut-sebut duduki Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Tabanan-Badung-Jembrana DPD I Golkar Bali, menggantikan Sri Wigunawati. Informasi terkini yang dihimpun, Selasa kemarin, AA Sagung Anie Asmoro juga kena reshuffle dan dicopot dari jabatan Ketua Bidang Perempuan DPD I Golkar Bali. Ada tiga Srikandi Golkar yang yang disebut-sebut bakal masuk menggantikan Anie Asmoro, yakni AA Ayu Suryaningsih, I Gusti Sri Mas Lestari, dan Ni Luh Damayanti.
Mereka adalah kader-kader Beringin yang pengalaman di organisasi sayap Golkar. Ayu Suryaningsih sendiri merupakan istri dari pendiri Golkar Bali Ida Tjokorda Pemecutan---yang kini Dewan Penasihat DPD I Golkar Bali. Sedangkan Mas Lestari dan Luh Damayanti sama-sama kader pentolan AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia).
Sementara itu, Anie Asmoro enggan banyak komentar saat dikonfirmasi soal reshuffle DPD I Golkar Bali. Mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali 1999-2004 ini hanya mengaku geli membaca berita soal reshuffle di media. “Saya geli membaca koran hari ini (edisi Selasa),” tandas Anie Asmoro. Sedangkan Dewa Rai Budiasa mengatakan belum tahu dirinya kena reshuffle dari DPD I Golkar Bali. Lagipula, dirinya tidak pernah diundang dalam rapat pleno sebagaimana mekanisme partai. “Saya bukan tipe penentang keputusan partai. Saya belum tahu apakah sudah diganti,” ujar politisi Golkar asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Rai Budiasa menegaskan dirinya sudah berada di Golkar sejak tahun 1971, ketika masih memimpin Himpunan Seniman Muda Indonesia. Pada 1976, dirinya menjadi staf Kedubes RI untuk Jerman Barat dan jadi anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri di KBRI Born yang ditugaskan DPP Golkar. Dia mengabdi di KBRI Bonn sampai tiga kali pergantian Duta Besar, mulai Jenderal (Purn) Ahmad Tirto Sudiro, Jenderal Pol (Purn) Awaludin Jamin, dan Jenderal (Purn) Josehph Muskita. “Saya ditugaskan karena sebagai kader Golkar. Saya tahu persis ketika itu Made Mangku Pastika (Gubernur Bali) belajar ilmu militer di Jerman. Tanya saksi hidupnya itu. Saya nggak pernah melawan partai. Nggak tahulah, salah saya apa hingga diganti dari struktur DPD I Golkar,” papar Rai Budiasa, yang ditarik pulang ke Indonesia tahun 1997 untuk duduk di DPP Golkar.
sumber : NusaBali