DENPASAR - Relawan Jokowi Center dan Radio Jokowi membuat polling calon menteri bertajuk 'Kabinet Alternatif Usulan Rakyat'. Dalam kabinet berisi 34 pos kementerian yang dirilis di Jakarta, Jumat (25/7) ini, akademisi ITB Bandung asal Buleleng, Dr I Gede Wenten, 52, dinominasikan sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek). Polling 'Kabinet Alternatif Usulan Rakyat' ini menyodorkan sejumlah nama berkompeten ke masyarakat pengguna internet untuk dipilih menjadi menteri. Untuk setiap pos kementerian, ditawarkan 3 nama kandidat menteri---dengan opsi mengisi nama alternatif lain jika pollster merasa tidak cocok dengan nama-nama yang ditawarkan tersebut.
"Nama-nama tersebut muncul dari usul masyarakat, baik jejaring LSM, jurnalis, aktivis, dosen, intelektual, seniman, maupun relawan Jokowi yang ada di seknas dan punya aspirasi. Itu didapat melalui diskusi yang disiapkan secara formal dan informal," ungkap Juru Bicara Jokowi Center, Wisnu Prasetya Utomo, di Jakarta, Jumat kemarin.
Dalam memutuskan pencantuman 3 nama kandidat yang diusulkan, Jokowi Center dan Radio Jokowi memasukkan beberapa kriteria. Di antaranya, terkait rekam jejak profesional sang tokoh baik sebagai aktivis, intelektual, maupun dosen. Menurut Wisnu, tim relawan belum berkomunikasi dan tidak terikat dengan Jokowi, Calon Presiden (Capres) terpilih yang diusung PDIP-PKB-NasDem-Hanura-PKPI dalam Pilpres 2014. Meski demikian, Jokowi sudah mengetahui adanya polling 'Kabinet Alternatif Usulan Rakyat' ini.
Sementara, dalam daftar 102 tokoh yang ditawarkan untuk dipilih mengisi jabatan 34 pos kementerian ini, terdapat nama Dr I Gede Wenten. Ilmuwan dari ITB Bandung asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini dinominasikan menjadi Menteri Riset dan Teknologi (menristek).
Dr I Gede Wenten yang alumnus SMAN 1 Seririt kelahiran 15 Februari 1962, dimasukan dalam nonimasi calon Menristek bersama dua tokoh lainnya: Dr Eng Romi Satria Wahono BEng MEng dan Prof Yohannes Surya PhD. Dia pun menjadi satu-satunya figur dari Bali yang masuk dalam polling 'Kabinet Alternatif Usulan Rakyat' yang dirancang Jokowi Center.
Dosen pengajar Program Studi Teknik Kimia ITB Bandung sempat meraih penghargaan BJ Habibie Technology Award 2013 oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penghergaan itu diberikan berkat kiprahnya di dunia penelitian teknologi membran. Setidaknya, sudah terdapat 15 hak paten yang dimiliki Gede Wenten atas penemuan-penemuannya dalam bidang teknologi membran. Gede Wenten sendiri merupakan pendiri indutri membran pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Salah satu penemuan Gede Wenten adalah IGW Emergency Pump, pompa yang dilengkapi dengan filter guna menyediakan air bersih dalam kondisi darurat. Uniknya, untuk mengoperasikan pompa ini tidak perlu menggunakan tenaga listrik, cukup menggunakan tangan. Ditambah, alat ini memiliki tingkat selektivitas yang tinggi sehingga mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sedimen, kuman, dan koloid.
Di belahan Eropa, Gede Wenten dikenal sebagai revolusioner terbesar industri bir dalam 50 tahun terakhir. Gede Wenten merupakan bungsu dari 11 bersaudara yang lahir di tengah-tyengah keluarga nelayan di Desa Pengastulan. Dia bahkan sempat berhenti sekolah ketika SMA karena ayahnya, almarhum I Made Sarta, tidak punya uang. Berkat keluetannya mencari biaya, Gede Wenten akhirnya bisa menamatkan sekolah di SMAN Seririt pada 1982.
Selanjutnya, Gede Wenten melanjutkan pendidikan tingginya di Jurusan Kimia ITB Bandung tahun 1982. Lulus dari ITB pada 1987, dia melanjutkan studinya di Denmark Technology University, Kopenhagen. Gede Wenten meraih gelar Master Bioteknologi tahun 1990 dan sekaligus program Teknik Kimia pada 995 di Denmark Technology University.
Di IB Bandung, Gede Wenten merupakan adik kelas satu angkatan Dr Ir Wayan Koster MM, politisi PDIP yang anggota DPR tiga kali periode. Bedanya, Wayan Koster meraih gelar Dr Ilmu Matematika di ITB, sementara Gede Wenten di Teknik Kimia.
Wayan Koster mengaku ikut senang Gede Wenten masuk bursa calon menteri dalam polling 'Kabinet Alternatif Usulan Rakyat' yang dirancang Jokowi Center. Di mata Koster, Gede Wenten cukup berkompeten di bidangnya. “Saya tahu betul siapa Gede Wenten dan bagaimana kemampuannya,” tandas Koster yang juga Ketua Tim Kampanye Pemenangan Jokowi-JK Provinsi Bali di Denpasar, Jumat malam.
Menurut Koster, Gede Wenten adalah sosok peneliti dan ilmuwan yang memberikan banyak maanfaat bagi masyarakat atas penemuan-penemuannya. Orangnya sederhana, tapi gigih dalam mengejar ilmu dan mengembangkannya. “Dia (Gede Wenten) adik kelas saya di ITB Bandung. Saya sering kumpul dengan dia dan sama-sama hidup prihatin di Bandung semasa kuliah, karena kekurangan duit. Kami terkadang tidak makan,” puji Koster, yang merupoakan caleg DPR peraih suara terbanyak ketika se-Indonesia dalam Pileg 2014.
Sementara itu, kubu PDIUP mengapresiasi relawan Jokowi Center dan Radio Jokowi membuat polling 'Kabinet Alternatif Usulan Rakyat' di mana di dalamnya terdapat nama Gede Wenten. "Mereka (Jokowi Center dan Radio Jokowi) punya ekspektasi dan ingin disampaikan. Mereka tidak mau hanya memenangkan, lalu orang yang masuk ke pemerintahan sembarangan. Mereka ingin terus mengawal sampai 5 tahun ke depan," ujar Jubir DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, kepada detikcom di Jakarta, Jumat kemarin.
Eva menyebutkan, selain lewat polling relawan Jokowi Center dan Radio Jokowi, kelompok relawan lainnya juga sudah membuat usulan serupa. Jokowi pun mengundang netizen untuk mengusulkan nama calon menteri di laman Facebook-nya. "Kan mereka memang diundang untuk memberi masukan. Ada banyak versinya. Slank juga pernah mengusulkan 30 nama kan," ujar Eva yang juga anggota Komisi III DPR.
sumber : NusaBali